Fadhilah orang yang umroh di bulan Ramadhan sama seperti fadhilah berhaji.
Salah satu keutamaan melakukan umroh di bulan Ramadhan adalah nilainya yang dihitung setara dengan pelaksanaan haji. Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Cholil Nafis menyebut umroh di 10 hari terakhir Ramadhan lebih baik dari 10 hari pertama dan kedua.
Ia menyebut ada suatu riwayat tentang perempuan anshor yang bertemu Nabi Muhammad SAW. Dalam pertemuan itu Nabi bertanya, “Mengapa engkau tidak melaksanakan haji?”
Perempuan tersebut menjawab, “Aku hanya punya dua unta. Satu dipakai haji suami dan anak, sementara yang satu lagi digunakan sebagai alat transportasi menyiram kebun kurma.”
Atas jawaban itu, Rasulullah pun mengatakan,” Nanti ketika masuk bulan Ramadhan berumrohlah, karena fadhilahnya orang yang umroh di bulan Ramadhan sama seperti fadhilah berhaji, atau seperti haji bersama Rasulullah SAW.”
“Memang Nabi tidak menyebutkan, apakah di 10 pertama Ramadhan, kedua atau trakhir. Hanya saja, 10 terakhir Ramadhan lebih utama dari 10 pertama dan kedua,” kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (9/3/2023).
Di 10 hari terakhir Ramadhan, ada begitu banyak momen penting. Waktu ini disebut sebagai waktu pembebasan dari api neraka. Selain itu, di waktu ini terjadi momen lailatul qadr atau malam yang mulia.
“Tentunya dengan 10 hari terakhir itu, logikanya tentu lebih baik, karena pahala dilipatgandakan. Artinya tidak hanya umrah, setiap kebaikan yang dilakukan di 10 terakhir Ramadhan menambah keutamaan ibadah yang dilipatgandakan Allah SWT,” ujar Kiai Cholil.
Selanjutnya, ia juga menyebut bagi setiap Muslim yang ingin melaksanakan umrah Ramadhan harus menyiapkan niat dengan benar. Bukan untuk rekreasi, tapi karena Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Selain itu, ilmu ibadah umroh juga harus dikuasai. Harapannya, pelaksanaan ibadah ini akan semakin diresapi dan dihayati, yang berujung pada meningkatnya keimanan seorang Muslim.