Kisah Cucu Rasulullah Meminta Baju Lebaran 

Kisah Cucu Rasulullah Meminta Baju Lebaran 

Ada satu kisah yang unik di masa lalu, tentang kisah cucu Rasulullah yang meminta baju lebaran. Tidak terasa lebaran tinggal menghitung hari. Sejumlah persiapan dilakukan demi menyambut hari penuh kemenangan tersebut. Mulai dengan menyajikan hidangan makanan yang lezat, membersihkan rumah, hingga membeli pakaian baru. Lantas apakah ada keharusan memakai pakaian baru saat Idul Fitri?

Baju Baru di Hari Raya Sunnah dan Tidaklah Diwajibkan dalam Islam

Budaya mengenakan pakaian baru bukanlah hal yang diwajibkan dalam Islam ketika berhari raya. Akan tetapi maksud dari mempersiapkan pakaian baru tidak lain adalah, ekspresi maupun ungkapan kebahagian akan datangnya hari kemenangan.

Selain itu pakaian baru juga merupakan perwujudan rasa syukur kita kepada Allah SWT, karena diberikan kesempatan dan nikmat yang begitu besar, yaitu dapat melewati bulan suci Ramadhan.

Nah di Indonesia sendiri, memakai pakaian baru justru menjadi tradisi di masyarakat, bahkan juga di berbagai belahan dunia yang lain. Tak heran menjelang lebaran orang berusaha untuk menyisihkan gajinya selama sebulan untuk bisa membelikan baju baru sanak saudara mereka.

Para orang tua pun akan merasa sedih jika menjelang lebaran mereka belum mampu menghadiahkan baju baru kepada anak-anak mereka. 

Begitu juga kalian bukan? Sejatinya yang baru adalah diri dan hati kita yang lebih bersih, suci, dan ketakwaan yang bertambah. Baju baru hanyalah simbol rasa syukur, dan jaga justru disalahartikan sebagai ajang pamer atau simbol kesombongan dan kecongkakan. 

Sebagaimana pesan Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya menurutnya, membeli baju baru lebaran adalah kebiasaan orang dalam berhari raya. Imam Bukhari meriwayatkan satu hadis dari Sayyidina Abdullah bin Umar. 

“Bahwasanya Rasulullah pernah berpesan pada Sayyidina Umar bahwa menyenangkan keluarganya di hari raya itu sunnah. Seperti dengan menyediakan makan enak, hingga baju bagus. Tentunya dengan catatan tidak boleh melakukan sunah dengan cara yang haram, mencuri, mengambil harta orang lain, dan sebagainya.”

Hadits Tentang Pakaian Baru Saat Idul Fitri

Memakai baju baru merupakan tradisi yang tidak bisa dilepaskan dari perayaan Idul Fitri tersebut. Bagaimana Islam memandang fenomena tersebut? Apakah ada anjuran dari Rasulullah SAW untuk memakai baju baru sewaktu lebaran? Simak ulasan berikut.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menganjurkan umat muslim untuk mengenakan pakaian terbaiknya di dua hari raya yakni, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.   

عَنِ الْحَسَنِ ابْنِ عَلِيٍّ قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فِى الْعِيدَيْنِ أَنْ نَلْبِسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ … (رواه البيهقي والحاكم)

“Diriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali RA, ia berkata, ‘Rasulullah SAW telah memerintahkan kami pada dua hari raya agar memakai pakaian terbaik yang kami temukan.” (HR Al-Baihaqi dan Al-Hakim). 

Perlu diketahui kesedihan juga pernah dirasakan oleh putri Rasulullah SAW, Sayyidah Fatimah RA ketika dirinya tidak mampu memberikan baju baru untuk putra-putranya. Putri kesayangan Nabi SAW itu suatu ketika pernah bersedih ketika hari raya tinggal menghitung hari, karena melihat Hasan dan Husein yang bersedih pula karena belum memiliki pakaian baru menjelang hari raya. 

Kita ketahui bersama, bahwa rumah tangga Sayyidah Fatimah RA dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, tidak semewah sahabat-sahabat yang lain. Mereka termasuk barisan keluarga yang tergolong kekurangan di kala itu, sekalipun keluarga Rasulullah SAW.

Kisah Cucu Rasulullah Meminta Baju Lebaran

Alkisah, Hasan dan Husein yang merupakan cucu Rasulullah tidak memiliki pakaian baru untuk lebaran, sedangkan hari raya sebentar lagi datang. Kesedihan mereka berdua nampak begitu jelas ketika melihat teman-teman seusia mereka di seluruh penjuru Madinah sudah memiliki pakaian baru untuk menyambut hari raya. 

Mereka pun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai, Ibu! Anak-anak di Madinah telah dihiasi dengan pakaian hari raya kecuali kami, mengapa bunda tidak menghiasi kami?”.

Sayyidah Fathimah menjawab, “Baju kalian masih di tukang jahit.” Malam hari raya tiba, sementara pakaian baru belum juga terlihat sehingga dua pemuda itu bertanya lagi kepada ibunya. Sontak Sayyidah Fathimah tak mampu membendung air matanya, dirinya pun menangis karena tidak memiliki uang untuk membeli baju buat kedua buah hatinya itu.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Sayyidah Fathimah menghampiri seraya bertanya, “Siapa?” kata Fatimah.Lalu terdengar jawaban dari balik pintu. “Wahai putri Rasulullah, saya adalah tukang jahit. Saya datang membawa hadiah pakaian untuk kedua putramu.”

Pintu dibuka dan tampaklah seorang membawa bingkisan lalu diberikan kepada Sayyidah Fathimah. Beliau membuka bingkisan tersebut dan di dalamnya terdapat 2 gamis, 2 celana, 2 mantel, 2 sorban dan 2 pasang sepatu hitam yang semuanya terlihat indah. 

Lalu Sayyidah Fathimah memanggil kedua putra kesayangannya dan memakaikan mereka busana indah hadiah tersebut. Kemudian Rasulullah datang dan melihat kedua cucunya sudah rapi mengenakan pakaian baru yang indah.

Dengan senang Rasulullah SAW menggendong keduanya dan menciumi mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Sayyidah Fathimah, 

Apakah engkau melihat sang tukang jahit tersebut?” Sayyidah Fathimah menjawab, “Iya, aku melihatnya.” Lalu Rasulullah menjelaskan, “Duhai putriku, dia bukanlah tukang jahit, melainkan Malaikat Ridwan sang penjaga surga.”

Demikian kisah cucu Rasulullah meminta baju lebaran. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH