LALU Iblis pergi menemui Nabi Ayyub a.s yang sedang berdiri menunaikan solat di dalam rumah ibadatnya. Kata Iblis: “Apakah engkau tetap menyembah dia Tuhanmu dalam keadaanmu yang kritis ini. Sesungguhnya dia tuhanmu telah menuangkan api dari langit yang memusnahkan kekayaanmu sehingga semuanya menjadi abu?”
Nabi Ayyub a.s tidak menjawabnya sampai dia selesai solatnya, lalu berkata; “Alhamdulilah, Dia yang telah memberikan kurnia lalu mengambilnya pula dari saya.”
Lalu dia bangkit kembali memulai solatnya.
Maka Iblis pun kembali dengan tangan hampa, serta merasa terhina dan menyesali terhadap kegagalannya .
Dan Nabi Ayyub a.s itu mempunyai 14 anak, 8 orang lelaki dan 6 orang perempuan. Mereka makan setiap harinya di rumah-rumah saudaranya. Maka berkumpullah para setan dan menggelilingi rumah itu serta melemparkan kepada anak-anak Nabi Ayyub sehingga mereka itu mati semuanya di satu meja makan.
Maka Iblis pergi kepada Nabi Ayyub a.s sedangkan dia (Nabi Ayyub a.s) dalam keadaan berdiri menunaikan solat. Kata Iblis:” Apakah engkau tetap menyembah tuhanmu dan sesungguhnya Dia telah melepar ke rumah dimana anak-anakmu berada, sehingga mereka mati semuanya?”
Nabi Ayyub a.s tidak menjawab sedikit pun, sampai dia selesai mengerjakan solatnya.
Lalu Nabi Ayyub a.s berkata: “Hai, Iblis terkutuk, Alhamdulilah, Dia telah memberi dan mengambilnya pula dari saya. Semua harta dan anak adalah fitnah untuk untuk lelaki dan wanita, maka dia (Allah) mengambil dari saya, sehingga saya dapat bersabar lagi tenang untuk beribadah kepada Tuhan saya.”
Iblis pun kembali dengan tangan hampa, rugi besar dan terkutuk.
Lalu Iblis datang kembali, sedang Nabi Ayyub a.s sedang mengerjakan solat. Maka ketika Nabi Ayyub a.s sujud , Iblis meniupkan di hidung dan mulutnya sampai badan Nabi Ayyub a.s berkembang dan berpeluh yang banyak sekali dan dia merasa badannya menjadi berat.
Berkata isterinya Siti Rahmah: “Ini semua adalah dari sebab kesusahanmu terhadap harta yang telah musnah dan anak-anak yang telah mati, sedangkan engkau tetap beribadah di waktu malam dan berpuasa di siang hari tanpa henti-hentinya. Walaupun sesaat, dan engkau masih lagi tidak merasa cukup.”
Lalu Nabi Ayyub a.s terkena penyakit kudis pada seluruh tubuhnya, mulai dari kepala sampai ke kakinya, bahkan mengalir dari badannya darah bercampur nanah serta berulat yang berjatuhan dari kudis di badannya. Sampai-sampai sanak-keluarganya dan teman-temannya menjauhkan diri daripadanya.
Nabi Ayyub a.s mempunyai 3 orang isteri, maka yang 2 isteri menuntut cerai dan dia pun menceraikannya dan tinggal tinggal satu saja isterinya iaitu Rahmah yang selalu melayani siang dan malam.
Kemudian datanglah para wanita tetangganya seraya berkata: “Hai Rahmah, kami semua takut kalau penyakit suamimu Ayyub akan menjalar kepada anak-anak kami. Maka keluarkan dia dari lingkungan kita bertetangga ini, dan kalau tidak maka kami akan mengeluarkan engkau dari sini dengan cara paksa!”
Maka Siti Rahmah pergi dengan bungkusan pakaiannya, serta membawa Nabi Ayyub a.s. Dia mengendong Nabi Ayyub a.s di punggungnya sedangkan air mata mengalir di pipinya serta serta pergi jauh sambil menangis ke bekas rumah yang sudah rusak yang dijadikan tempat pembuangan sampah dan meletakkan Nabi Ayyub a.s di atas sampah.
Lalu keluarlah penduduk desa itu dan mereka melihat keadaaan Nabi Ayyub a.s maka mereka berkata: “Bawalah suamimu itu jauh-jauh dari kami, kalau tidak maka kami akan bawakan anjing-anjing kami memakannya.”
Siti Rahmah pun membawanya sambil menangis ke tempat yang jauh dan pergi ke sebuah desa, maka Nabi Ayyub a.s memanggilnya: “Kembalilah engkau dan saya berpesan kepadamu, seandainya engkau hendak pergi bebas dariku dan akan meninggalkan aku di sini.”
Kata Siti Rahmah: “Engkau jangan kuatir wahai suamiku sesungguhnya saya tidak akan meninggalkan engkau selama hayat dikandung badan.”
Siti Rahmah lalu pergi ke sebuah desa dan bekerja setiap hari memotong roti dan dia dapat memberi makan suaminya Nabi Ayyub a.s . Maka mereka tidak mau lagi memberinya pekerjaan, bahkan mereka berkata: “Pergilah engaku jauh-jauh kerana sesungguhnya kami merasa jijik kepada mu .
Maka Siti Rahmah menangis dan berdoa: “Ya. Tuhanku, engkau telah melihat keadaanku ,sesungguhnya terasa sempit dunia ini bagiku sedang orang-orang telah merendahkan kami di dunia ini, maka janganlah Engkau kiranya Engkau mengusir kami dari Rumah Engkau kelak di hari Kiamat.”
Adalah Nabi Ayyub a.s tiap-tiap ada ulat yang jatuh dari badannya diletakkan kembali di badannya, dan dia berkata: “Makanlah olehmu semua apa-apa yang telah direzekikan kepadamu oleh Allah Taala.”
Maka tidak tertinggal dagingnya dan hanyalah tinggal tulang belulang, yang dilapisi kulit dengan jaringan saraf saja yang kelihatan. Apabila matahari menyinarinya, maka sinar itu seakan-akan tembus bagian belakangnya. Dan yang tinggal dari bagian badannya yang tetap utuh adalah hatinya dan lidahnya. Hatinya tidak pernah kosong dari rasa syukur kepada Allah dan lidahnya tidak diam dari berzikir kepada Allah. Diriwayatkan yang Nabi Ayyub a.s mengalami sakit seperti itu selama 18 tahun.
Pada satu hari Siti Rahmah berkata kepada Nabi Ayyub a.s: “Engkau seorang Nabi yang mulia terhadap Tuhanmu, seandainya engkau berdoa kepada Allah Taala supaya Allah menyembuhkanmu?”
Kata Nabi Ayyub a.s kepada Siti Rahmah: “Berapa lama kita telah hidup senang?”
Kata Siti Rahmah: “Dua puluh delapan tahun.”
Kata Nabi Ayyub a.s: “Sesungguhnya saya merasa malu kepada Allah Taala untuk meminta kepada-Nya, sebab waktu cobaan-Nya belum memadai jika dibandingkan masa senangku.”
Pada ketika di badan Nabi Ayyub a.s sudah tidak ada lagi daging yang akan dimakan, maka ulat-ulat itu saling memakan di antara mereka , hingga akhirnya tinggal dua ekor ulat, yang selalu berkeliaran di badan Nabi Ayyub a.s dalam usaha mencari makan daging, tidak mereka dapatkan kecuali hati dan lidahny .
Maka yang satu pergi ke hati dan memakan hatinya dan yang lainnya pergi ke lidah dan mengigitnya. Di saat itulah Nabi Ayyub a.s berdoa kepada Tuhannya seraya berkata; ” Sesungguhnya aku telah ditimpa bahaya yang dahsyat, sedang Engkau Dzat yang Maha Pengasih.”
Hal ini tidaklah termasuk dalam kategori keluh kesah dan tidak pula dia bererti keluar dari golongan yang sabar.
Oleh kerana itu Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya dia Kami dapatkan sebagai orang yang sabar.” Karena sesungguhnya Nabi Ayyub a.s tidak bersusuh hati terhadap hartanya dan anak-anaknya yang telah hilang musnah, bahkan dia merasa susuh kerana cepat terputus dari bersyukur dan berzikir kepada Allah Taala Maka seakan-akan dia berkata:” Tuhanku aku bersabar atas segala ujianmu selama hatiku masih sibuk untuk bersyukur kepadaMu dan lidahku masih dapat berzikir kepadaMu, dan apabila keduanya itu telah rosak ( hilang) daripadaku, bererti terputuslah cintaku keduanya itu, sedangkan Engaku Dzat yang Maha pengasih dan Lagi Penyayang.”
Kemudian Allah Taala memberikan wahyu kepadanya: “Wahai Ayyub, lidah, hati dan ulat adalah milikKu, sedangkan rasa sakitpun milikKu, apa artinya susah?” Diterangkannya pula: “Sesungguhnya ada 70 orang Nabi meminta, seperti halmu ini daripadaKu dan Aku hanya memilih engkau sebagai tambahan kemuliaanmu, dan ini hanya bentuk lahirnya saja bencana, akan tetapi hakikatnya adalah cinta-kasih.”
Dan sesungguhnya Nabi Ayyub a.s merasa susah kalau hati dan lidahnya dimakan ulat kerana selalu sibuk bertafakkur dan berzikir kepada Allah taala, kalu keduanya dimakan, maka dia tidak dapat lagi untuk bertafakkur dan berzikir kepada-NYA.
Lalu Allah Taala menjatuhkan kedua itu dari diri Nabi Ayyub a.s maka yang jatuh ke di air kelak menjadi lintah yang dapat menyebabkan orang sakit kekurangan darah, dan yang satu lagi jatu di darat yang kelak menjadi lebah yang mengeluarkan madu yang mengandungi ubat untuk manusia.
Kemudian datanglah malaikat Jabril a.s dengan membawa buah delima syurga.
Kata Nabi Ayyub a.s ; “Ya Jabril , apakah Tuhanku masih ingat kepadaku?”
Kata Jabril “Ya, dan Dia mengirimkan salam kepadamu, serta menyuruhmu memakan kedua buah delima ini, maka akan sembuh normal daging dan tubuhmu.”
Ketika Nabi Ayyub a.s memakan kedua delima itu, Jibril berkata lagi : ” Berjalanlah dengan kedua kakimu.”
Maka Nabi Ayyub a.s pun berdiri dengan izin Allah!. Maka Nabi Ayyub a.s memukul kakinya yang kanan ke tanah, sehingga keluarlah air hangat dan dia lalu mandi dengan air itu, kemudian dari kakinya yang kiri terpancarlah air dingin sehingga ia minum dari air tersebut. Kemudian hilanglah segala penyakitntya, baik bagian luar maupun dalam. Dan tubuhnya Nabi Ayyub a.s lebih gagah dan tegap semula, wajahnya lebih bersinar daripada bulan purnama. []
(Rujukan : Daratun Nasihin, oleh Usman Alkhaibawi)