Kisah Khalifah dan Empat Ulama tak Tergiur Jabatan

KHALIFAH Manshur memutuskan untuk mengangkat salah satu dari empat Syeikh Sufi Agung, menjadi Hakim Agung di Kerajaan. Mereka dipanggil ke Istana — Abu Hanifah, Sufyan ats-Tsauri, Misar dan Syuraih — tetapi di jalanan mereka sudah membuat rencana.

Abu Hanifah, salah seorang dari Empat Doktor Utama Ilmu Hukum, sebagaimana dia sekarang disebut, berkata: “Aku akan lari dari kedudukan tersebut dengan pengelakan. Misar akan berpura-pura gila. Sufyan akan melarikan diri; dan aku perhitungkan bahwa Syuraih yang akan menjadi hakim.”

Sufyan segera pergi dan menghilang, melarikan diri menjadi terhukum karena tidak setia. Tiga orang yang lainnya masuk dan mendatangi Khalifah.

Pertama, Manshur berkata pada Abu Hanifah, “Engkau akan menjadi hakim.”

Abu Hanifah menjawab, “Wahai pemimpin umat, aku tidak bisa, aku bukan orang Arab; oleh karena itu aku tidak mungkin diterima oleh orang-orang Arab.”

Khalifah berkata, “Ini tidak berkaitan dengan darah. Kita perlu pelajaran, dan engkau guru paling dihormati saat ini.”

Abu Hanifah bersikeras, “Jika kata-kataku benar, aku tidak dapat menjadi hakim. Dan jika mereka salah, aku tidak pantas untuk kedudukan itu, dan karena itu aku tidak memenuhi syarat.”

Maka Abu Hanifah menjelaskan maksudnya, dan dibebaskan.

Misar, calon kedua yang merasa segan, mendekati pemimpin umat dan menyentuh tangannya, menangis:

“Apakah engkau baik-baik, engkau dan si kecil dan ternakmu?”

“Bawa dia,” teriak Khalifah, “Karena jelas ia gila.”

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2324269/kisah-khalifah-dan-empat-ulama-tak-tergiur-jabatan#sthash.eOUepnFO.dpuf