Dalam kesempatan kultum Ramadhan ini, penulis akan membahas tentang alasan di balik penamaan Ramadhan, dengan tema, “Kultum Ramadhan alasan dinamakan Ramadhan”.
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta, yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk melaksanakan ibadah wajib di bulan Ramadhan, yaitu puasa. Semoga puasa kita semua diterima oleh Allah dan kita bisa meraih ridha dari-Nya, amin.
Pembaca yang budiman!
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan maghfirah. Hanya saja, kita semua tidaklah mudah untuk mendapatkan semua itu. Semuanya butuh usaha. Jika berhasil, maka keberkahan dan maghfirah di bulan ini akan kita raih. Jika tidak, maka keduanya hanya lewat tanpa ada yang bisa kita dapatkan.
Salah satu cara untuk mendapatkan berkah dan maghfiran di bulan ini adalah dengan cara puasa, yaitu yaitu menahan diri dari syhwat perut dan syahwat kemaluan. Syahwat perut berarti menahan dari makan dan minum, sedangkan syahwat kemaluan adalah menahan dari jima’ atau yang bisa menjadi penyebabnya.
Semua itu dimulai sejak terbitnya fajar sadiq hingga terbenamnya mata hari. Kewajiban puasa sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, yaitu:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
Pembaca yang budiman!
Orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan tidak hanya mendapatkan pahala dari Allah SWT, namun juga diampuni segala dosa-dosa yang telah kita lakukan selama ini. Karenanya, bulan ini dinamakan “Ramadhan” yang memiliki arti membakar, karena semua dosa orang yang berpuasa akan terbakar.
Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah pernah ditanya perihal alasan di balik penamaan Ramadhan, kemudian nabi menjawab karena bisa membakar dosa-dosa. Dalam sebuah riwayat disebutkan:
وَقَدْ رَوَى أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّمَا سُمِّيَ رَمَضَانُ لِأَنَّهُ يَرْمِضُ الذُّنُوبَ
Artinya, “Dan sungguh, Anas bin Malik telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw telah berkata: Sesungguhnya, dinamakan Ramadhan karena karena membakar dosa-dosa.”
Maksud dari membakar dosa pada hadits di atas, karena dengan beribadah puasa, semua dosa-dosa yang ada dalam diri umat Islam akan hilang. Puasa tersebut akan menghapus dan menghilangkan semua dosa-dosanya. Syekh Sulaiman al-Bujairami dalam kitabnya mengatakan:
لِأَنَّهُ يُرْمِضُ الذُّنُوبَ أَيْ يُحْرِقُهَا، وَقِيلَ: لِأَنَّ الْقُلُوبَ تُؤْخَذُ فِيهِ مِنْ حَرَارَةِ الْمَوْعِظَةِ
“Sesungguhnya, (dinamakan Ramadhan) karena menghilangkan dosa-dosa, atau membakar (dosa-dosa). Dikatakan (menurut satu pendapat), karena hati menerima panasnya nasihat (mauidzah).” (Imam Bujairami, Hasiyah al-Bujairami ‘alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 1995], juz XII, halaman 43).
Pembaca yang budiman!
Selain itu mendapatkan pahala dan diampuni dosa-dosa, jika kita beruntung maka akan mendapatkan surprise dari Allah SWT, yaitu akan dipertemukan dengan malam Lailatul Qadar, malam yang sangat agung dan mulia, lebih baik daripada seribu bulan.
Oleh karena itu, keberadaan malam yang satu sangat dirahasiakan oleh Allah, agar manusia sama-sama berusaha untuk terus memaksimalkan dan memperbanyak ibadah di setiap malam bulan Ramadhan. Dengan harapan salah satu dari malam yang dijalaninya bisa bertepatan dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an, yaitu:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS Al-Qadr: 1-3).
Demikian kultum Ramadhan tentang alasan kenapa dinamakan Ramadhan, serta hal-hal luar biasa di dalamnya. Semoga ibadah puasa yang kita jalani ini bisa menjadi ibadah yang diterima oleh Allah dan dihapus segala dosa-dosa.