Labu kuning merupakan sayuran yang mengandung berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh. Secangkir labu dapat memenuhi kebutuhan vitamin A lebih dari 100% dan vitamin C sebesar 20%.
Labu juga mengandung vitamin E, riboflavin, potasium, tembaga dan mangan 10 persen dan thiamin, B6, folat, asam pantotenat, niasin, besi, magnesium dan fosfor sebanyak lima persen. Pohon labu disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai firman-Nya yang berarti:
وَاَنۡۢبَتۡنَا عَلَيۡهِ شَجَرَةً مِّنۡ يَّقۡطِيۡنٍۚ
“Dan Kami tumbuhkan untuknya sebatang pohon labu.” (Quran Surat Ash Shaaffaat, ayat 146).
Labu adalah salah satu buah favorit Nabi Muhammad ﷺ. Jika ada labu di piring, maka Nabi ﷺ akan mengambilnya dibandingkan dengan makanan lain.
Ada banyak cerita otentik tentang labu. Di antaranya dari Anas bin Malik r.a bahwa seorang penjahit pernah mengundang Nabi ﷺ untuk makan di rumahnya dan menikmati masakannya sendiri. Anas berkata:
إِنَّ خَيَّاطًا دَعَا رَسُوْلَ اللهِ n لِطَعَامٍ صَنَعَهُ، قَالَ أَنَسٌ: فَذَهَبْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ n إِلَى ذَلِكَ الطَّعَامِ، فَقَرََّبَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ n خُبْزًا مِنْ شَعِيْرٍ وَمَرَقًا فِيْهِ دُبَّاءٌ وَقَدِيْدٌ. قَالَ أَنَسٌ: فَرَأَيْتُ رَسُـوْلَ اللهِ n يَتَتَبَّعُ الدُّبَّاءَ مِنْ حَوْلِ القَصْعَةِ، فَلَمْ أَزَلْ أُحِبُّ الدُّبَّاءَ مِنْ يَوْمِئِذٍ. قَالَ ثُمَامَةُ عَنْ أَنَسٍ: فَجَعَلْتُ أَجْمَعُ الدُّبَّاءَ بَيْنَ يَدَيْهِ
“Seorang tukang jahit mengundang Rasulullah ﷺ untuk menikmati hidangan makan yang disajikannya. Maka aku mendatangi undangan makan itu bersama Rasulullah. Dia pun menghidangkan di hadapan Rasulullah n roti gandum serta kuah berisi labu dan daging. Lalu aku melihat Rasulullah menjumputi labu dari pinggiran pinggan. Maka sejak hari itu aku selalu menyukai labu.” Tsumamah mengatakan dari Anas, “Maka kukumpulkan labu itu di hadapan beliau.” (HR: Al-Bukhari no. 5439).
Abu Thalut pernah meriwayatkan bahwa: “Saya pernah bertemu Anas bin Malik r.a sedang makan labu dan berkata:” Sesungguhnya kamu berasal dari pohon yang paling aku sukai, karena Rasulullah ﷺ sangat menyukaimu.”
Dalam Al-Ghailaniyyat disebutkan sebuah hadits dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah r.a yang menceritakan: “Rasulullah ﷺ pernah berkata kepadaku: Wahai Aisyah, jika kamu memasak makanan, perbanyaklah jumlah labu, memang labu dapat menyembuhkan kesedihan.”
Kisah Nabi Isa a.s dan Labu atau Yaqthiin
Ketika Nabi Yunus a.s diselamatkan dan dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun, beliau terdampar di daerah tandus dan kelaparan. Allah SWT telah menanam pohon untuknya yang disebut ‘Yaqthiin’. Para mufassirain menafsirkannya sebagai pohon labu (Tafsir Ibn Katshir).
Kisah ini disebutkan dalam al-Qurah Surah ash-Shaaffaat, ayat 142-146. Mengapa labu? Allah SWT menanam pohon labu untuk Nabi Yunus a.s karena nutrisinya dan menjadi tempat perlindungan dan obat. As-Suddy mengatakan kondisinya seperti bayi yang baru lahir. Sedangkan Ibnu Mas’ud menganggap dirinya seperti ayam yang dicabuti bulunya (dalam Tafsir Ibnu Katsir).
Daun labu kuning yang banyak dan lebar sebagai pelindung Nabi Yunus a.s dari panasnya terik matahari di pantai terbuka tanpa pepohonan. Daun labu tidak disukai lalat dan menjadi pelindung dari lalat dan gangguannya. Buahnya bisa dimakan mentah tanpa harus dimasak.
Sifatnya yang merayap di tanah dengan mudah dikutip oleh Nabi Yunus a.s. Hal ini juga mudah dikunyah dan dicerna dan dapat memuaskan dahaga. Tidak perlu diminum setelah makan. Buah labu juga bisa menenangkan pikiran.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang artinya:
لَوۡلَاۤ اَنۡ تَدٰرَكَهٗ نِعۡمَةٌ مِّنۡ رَّبِّهٖ لَنُبِذَ بِالۡعَرَآءِ وَهُوَ مَذۡمُوۡمٌ
فَاجۡتَبٰهُ رَبُّهٗ فَجَعَلَهٗ مِنَ الصّٰلِحِيۡنَ
“Jika dia (Yunus) tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, niscaya dia akan dilemparkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela, kemudian Tuhannya memilih dia dan menjadikannya termasuk orang-orang yang bertakwa.” (Surat al-Qalam: 49-50).*