Lakukan yang Allah Suka, Perlakukan Orang Bahagia

USAI shalat maghrib di masjid nasional Al-Akbar Surabaya, saya bertugas menyampaikan ceramah. Temanya tentang “Akhlak dan Kebahagiaan.” Tema seperti ini tak pernah usang, apalagi di masa-masa banyak orang berburu bahagia seakan bahagia ada di suatu tempat tersembunyi.

Saya uraikan beberapa poin, di antaranya adalah bahwa bahagia itu ada pada diri kita sendiri. Jika terkumpul iman dan akhlak pada diri kita maka sesungguhnya modal utama kebahagiaan itu sudah ada pada kita. Kini, “orang beriman” sepertinya marak.

Di lihat dari baju dan usaha yang ditempeli kata “syar’i” dan “syariah” sepertinya Indonesia semakin islami. Namun cobalah lihat akhlaknya, sedih dan miris melihat saling caci dan cemooh begitu mudah dibaca,dilihat dan dipertontonkan. Mengapa seakan tak ada hubungan dengan tampilan “imannya”

Kita harus belajar melakukan banyak hal yang Allah suka dan memperlakukan orang lain dengan akhlak terbaik agar mereka bahagia. Jangan perlakukan orang lain dengan cara yang sama, karena setiap orang itu tabiat dan karakternya serta kebutuhannya untuk bahagia itu berbeda. Satu obat tidak mungkin untuk semua penyakit, satu model respon hidup tak mungkin juga cocok untuk semua manusia. Carilah dan belajarlah seni membahagiakan orang lain.

 

INILAH MOZAIK