Pemerintah Kabupaten Lebak mengajak masyarakat mensukseskan program Maghrib Mengaji mulai pukul 18.00 WIB sampai 20.00 WIB dengan mematikan televisi dan radio. “Kami minta masyarakat setempat agar menyuruh anak-anaknya saat tiba Maghrib untuk mengaji Al Quran,” kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat pemerintah Kabupaten Lebak Djuanda di Lebak, Kamis (10/3).
Untuk mensukseskan program Maghrib Mengaji, pihaknya telah membentuk kepengurusan yang melibatkan masyarakat, di antaranya tingkat kabupaten terbentuk Forum Dewan Gerakan Mengaji. Sedangkan, Dewan Gerakan Mengaji tingkat kecamatan dan Gerakan Maghrib Mengaji tingkat desa.
“Kami berharap pembentukan kepengurusan itu dapat mendorong masyarakat Lebak membudayakan pengajian, terlebih Lebak sebagai daerah religius agama Islam,” katanya.
Menurut dia, program Maghrib Mengaji juga memberikan tunjangan insentif kepada guru mengaji atau ustad sebesar Rp250 ribu per tahun. Mereka para guru mengaji tersebut dengan jumlah 7.226 orang tersebar di 28 kecamatan.
Pemberian insentif kepada para ustad itu merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah.
Apalagi, Pemerintah Kabupaten Lebak sudah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 14 Tahun 2013 tentang Wajib Mengaji dan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA).
Dengan perda itu, kata dia, memfokuskan pembenahan perangkat pendukung, seperti infrastruktur maupun sumber daya manusia (SDM). Selain itu juga menyalurkan bantuan dana insentif bagi guru mengaji, perbaikan masjid, perbaikan madrasah, dan sarana lainnya.
“Kami berharap program Maghrib Mengaji bisa melahirkan masyarakat yang berkualitas dengan memiliki akhlakul karimah juga cerdas dan beriman kepada Allah Swt,” katanya.
Djuanda mengimbau masyarakat saat tiba maghrib untuk tidak menyalakan alat elektronik yang mengeluarkan suara, seperti televisi, radio dan lainnya. Pihaknya terus mensosialisasikan agar masyarakat mensukseskan program Maghrib Mengaji.
Sebab, keberhasilan program itu adanya peran serta masyarakat. “Kami berharap seluruh komponen masyarakat ikut terlibat menyukseskan program Maghrib Mengaji itu,” katanya.
Sementara itu, sejumlah guru mengaji di Kota Rangkasbitung Kabupaten Lebak mendukung program yang diluncurkan pemerintah daerah dengan Maghrib Mengaji. Saat ini, anak-anak usia sekolah SD, SMP dan SMA/SMK setiap hari membludak memadati musola sebagai tempat pengajian.
“Kami setiap hari melayani anak-anak yang belajar membaca Al Quran antara 30-50 anak,” kata Eeng, seorang guru mengaji warga Pasir Kongsen Rangkasbitung.