Matakin Sampaikan Keprihatinan Mendalam Atas Tragedi Kemanusiaan Rohingya

Kekerasan dan pembunuhan masih terus terjadi di Rakhine, Myanmar. Tragedi ini pun sudah seharusnya mengusik sisi kemanusiaan setiap manusia.

Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Uung Sendana, menegaskan, kalau umat manusia itu sesungguhnya bersaudara, dan itu harus jadi pegangan semua elemen. Maka itu, sebagai sesama manusia, ia mengaku, sangat merasa prihatin dengan tragedi kemanusiaan yang menimpa Muslim Rohingya di Rakhine, Myanmar.

“Tragedi kemanusiaan di manapun, termasuk Rohingya, membawa keprihatinan mendalam,” kata Uung kepada Republika, Senin (21/11).

Uung menekankan, keprihatinan siapapun seharusnya tergugah jika melihat bagaimana manusia terlunta-lunta hidupnya tanpa ada kejelasan, seperti yang dialami warga Rohingya. Karenanya, dia merasa perlu ada penanganan serius, sehingga saudara-saudara di Rohingya bisa hidup layak sebagai manusia yang sama-sama ciptaan Tuhan YME.

Uung mengingatkan, masyarakat jangan sampai melakukan generalisasi jika ada oknum-oknum tertentu yang melakukan kekerasan memakai jubah agama, termasuk di Myanmar. Pasalnya, selalu ada oknum-oknum yang berniat memecah dan menggunakan pakaian agama untuk melancarkan aksinya, dan kadang digeneralisasi ke satu kelompok.

Untuk itu, Uung meyakini, tokoh-tokoh Buddha yang lain, baik di Myanmar maupun Indonesia, tidak akan bersikap atau melakukan tindakan kekerasan seperti yang dilakukan terhadap warga Rohingya. Dia mengingatkan, ajaran-ajaran agama sudah pasti mengajak setiap manusia untuk berbuat kebajikan, tidak akan mungkin mengajak kekerasan. “Islam, Khonghucu, Buddha, Hindu, Kristen, Protestan, semua agama itu mengajarkan cinta kasih dan keadilan,” ujar Uung.

Terkait peran Indonesia, selain pemerintah, dia menyarankan, ada upaya dari tokoh-tokoh, seperti yang dilakukan Din Syamsuddin dan (alm) Slamet Effendy Yusuf beberapa tahun lalu. Menurut Uung, penting semua elemen bangsa bisa menjaga permasalahan ini tidak menyebar, meluas, dan mengusik kerukunan umat beragama di Indonesia.

 

sumber:Republika Online