HIDUP memang tidak selamanya lancar dan sesuai harapan kita. Namun pada semua kondisi yang kita hadapi, Allah berikan itu semua karena Allah Maha Tahu kita bisa menghadapi dan menyelesaikannya.Maka jangan sekali-kali meminta-minta apapun kepada selain Allah. Termasuk bergantung kepada manusia yang merupakan makhluk Allah. Meminta hanya kepada Allah.
Pada zaman sekarang kita dapati perilaku meminta-minta yang tercela lagi terlarang. Misalnya seseorang yang menjadikan mengemis sebagai pekerjaan hariannya. Setiap hari ia keluar rumah untuk meminta-minta. Kadang ia berkeliling dari rumah ke rumah. Atau dia berdiam diri di tempat umum untuk menengadahkan tangan meminta-minta.
Atau seseorang yang ia tidak pernah meminta-minta laiknya pengemis harian. Namun setiap ia punya hajat atau keperluan, ia selalu meminta bantuan orang lain. Tolong ambilkan ini itu, atau tolong lakukan ini itu untuk saya. Padahal dia sendiri tidak berhalangan untuk melakukan hal tersebut.
Meminta-minta yang sebenarnya seseorang tak punya hajat, atau ia mampu untuk mengadakannya, di antaranya adalah kebiasaan seseorang yang meminta-minta dengan bahasa halus. Misalnya dengan mengatakan, “Ini bagus sekali. Aku mau dong”. “Wah, lucu sekali. Boleh dong buat aku”. Meminta-minta seperti itu jelas tidak boleh oleh agama kita.
Satu lagi yang mungkin kadang kita temui, yakni permintaan oleh-oleh seseorang kepada orang lain yang melakukan safar (bepergian). Mereka seringkali berkata, “Jangan lupa oleh-olehnya”. Atau dengan bahasa yang lebih vulgar, “Nanti bawakan oleh-oleh khas daerah untukku ya”. Kalimat-kalimat tersebut walaupun terdengar akrab, tetap saja disebut sebagai meminta-minta.
Terdapat hadits yang menyebutkan ancaman bagi orang yang meminta-minta. Dari Hubsyi bin Junadah radliyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang meminta-minta padahal ia tidak fakir, maka seakan-akan ia memakan bara api” (HR. Ahmad).
Sungguh tercela orang yang menjadikan meminta-minta sebagai kebiasaannya. Semoga Allah memberkahi kita dengan memberikan kecukupan dan kesanggupan kepada kita. [*]