Suatu hari, seorang wanita membentak-bentak hamba sahayanya. Padahal, ketika itu adalah bulan Ramadhan. Rasulullah SAW menyaksikan kejadian itu. Lalu beliau mengambil sepotong roti dan memberikan kepada wanita itu seraya berkata, “Makanlah roti ini.”
Wanita itu pun terperangah kaget lalu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku sedang berpuasa, mana mungkin aku makan roti itu.” Dengan santun Rasulullah SAW bersabda, “Banyak orang yang berpuasa, tetapi hanya memperoleh lapar dan dahaga. Mereka hanya mendapatkan haus dan lapar karena dirinya tidak bisa mengendalikan jiwanya (nafsunya).”
Kisah di atas memberikan pelajaran (ibrah) kepada kita kaum Muslimin bahwa puasa itu tidak sekadar menahan mulut dari makan dan minum, tapi juga harus mampu mengendalikan mulut dari perkataan yang kotor.
Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah puasa itu sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya dan perbuatan yang kotor serta merusak. Bahkan, jika seseorang memarahi Anda, katakan kepadanya bahwa Anda sedang berpuasa.” (HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim).
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang sedang berpuasa, tetapi tetap mengucapkan dan mengerjakan perbuatan yang kotor, keji, dan dusta, maka tidak ada kebutuhan bagi Allah untuk memberikan pahala kepadanya, gara-gara ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR Jamaah).
Agar ibadah puasa tidak menjadi sia-sia, selain menjaga mulut dari berbagai bentuk perkataan yang tidak bermanfaat, orang yang berpuasa juga harus mengikutsertakan seluruh anggota badannya untuk turut berpuasa. Mata berpuasa dari melihat sesuatu yang diharamkan, tidak menghabiskan waktu untuk melihat televisi secara berlebihan.
Telinga berpuasa dari mendengarkan sesuatu yang membawa kepada kemaksiatan, seperti mendengarkan lagu-lagu atau syair-syair yang mendatangkan kelalaian dari mengingat Allah. Tangan berpuasa dari melakukan sesuatu yang bukan haknya, seperti mengambil sesuatu yang bukan miliknya dan menandatangi sesuatu yang tidak pada tempatnya.
Kaki berpuasa dari berjalan menuju tempat-tempat yang tidak diridhai Allah SWT. Demikian pula dengan anggota badan lainnya harus turut berpuasa. Agar dapat mempuasakan seluruh anggota badan, manfaatkan bulan Ramadhan dengan berbagai amalan kebajikan, seperti shalat tarawih, tadarus Alquran, bersedekah, beristighfar, memberi bukaan orang berpuasa, dan menyantuni anak yatim.
Semoga Allah SWT membimbing kita dalam menjalankan ibadah puasa dan mengisinya dengan amal-amal ibadah dengan penuh keimanan dan ihtisaban sehingga mengantarkan kepada ketakwaan dan ampunan. Amin.
Oleh: Imam Nur Suharno