Islam mengajarkan adab menghadapi pelaku maksiat
Dalam kehidupan orang-orang yang beriman, pasti akan menemui sebagian orang yang hidup dalam kemaksiatan. Namun seperti apa sikap yang harus dilakukan?
Dikutip dari laman Saaid pada Sabtu (27/2), yang diambil dari buku karya Imam Masjid Nabawi, Abdul Muhsin Bin Muhammad Al Qasim berjudul Langkah Pasti Menuju Bahagia, orang beriman hendaknya tetap berada dalam jalan ketaatan. Allah SWT berfirman:
اِنَّ الَّذِيۡنَ اتَّخَذُوا الۡعِجۡلَ سَيَنَالُهُمۡ غَضَبٌ مِّنۡ رَّبِّهِمۡ وَذِلَّـةٌ فِى الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا ؕ وَكَذٰلِكَ نَجۡزِىۡ الۡمُفۡتَرِيۡنَ “Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sembahannya), kelak akan menerima kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebohongan. (QS Al-A’raf: 152).
Sementara itu, dalam sebuah hadits disebutkan, جُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي “Dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa yang menyelisihi perkaraku.” (HR Bukhari). Allah SWT menyebutkan, orang yang taat mereka lebih dihargai dan dihormati:
وَلِلّٰهِ الۡعِزَّةُ وَلِرَسُوۡلِهٖ وَلِلۡمُؤۡمِنِيۡنَ “Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin.” (QS Al-Munafiqun: 8).
Maka jika Anda orang yang beriman, janganlah memusuhi orang yang tidak taat kepada Allah SWT. Nasihati mereka dengan penuh kebijaksanaan dan kelemahlembutan. Selain itu juga tetap berdoa agar mereka mendapatkan hidayah dari-Nya.
Sumber: saaid