Pukul 18.30 WIB di sebuah rumah di Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Gerbang rumah mewah bergaya klasik itu terbuka lebar.
Selepas magrib, satu persatu para pria paruh baya masuk ke dalam rumah. Mereka rata-rata mengenakan baju koko dan berpeci.
Mereka bersiap untuk mengikuti kegiatan rutin bulanan yang digelar oleh tuan rumah. Kemudian mereka bershalawat, membaca yasin dan berzikir.
Ada sekitar 50-an jamaah yang mengikuti pengajian ini. Mereka duduk bersila menempati ruang tengah yang telah disulap seperti musola dengan hamparan karpet sajadah.
Lalu seseorang pria berpakaian gamis dan berpeci putih bergabung bersama mereka. Dia duduk di shaf paling ujung lalu mengikuti para jamaah yang tengah berzikir.
Pria itu adalah Hamzah Haz. Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia. Mengisi hari tua, Hamzah Haz kini lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hiruk pikuk kehidupan dunia sudah lama dia tinggalkan.
“10 tahun terakhir saya menyiapkan diri untuk menghadap Allah SWT,” tutur Hamzah kepada detikcom saat ditemui usai pengajian.
Hamzah Haz menjabat sebagai wakil presiden pada 2001 ketika mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri. Asam garam kehidupan politik dan pemerintahan pernah dirasakannya.
“Pekerjaan dunia, saya sudah jalani semua. Rasanya sudah komplit dunia itu ya,” kata Hamzah yang kini menginjak usia 76 tahun ini.
Pria kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat 15 Februari 1940 silam ini juga pernah menjabat sebagai Ketum PPP selama dua periode, 1998-2007. Hamzah juga pernah menjadi anggota DPR.
“Bahkan jadi Presiden sudah, kapan? Kalau Presiden keluar negeri kan saya Presidennya di dalam negeri,” ungkap Hamzah berkelakar.
Atas apa yang telah dicapainya itu, Hamzah merasa sudah cukup dalam urusan dunia. Menurut Hamzah, kesuksesan di dunia juga harus diiringi dengan kesuksean di akhirat.
“Saya ingin apa yang didapat di dunia, di akherat juga dapat seperti itu. Jadi kepercayaan rakyat dan umat adalah amanat Allah, makanya saya tidak ada lagi kegiatan yang bersifat duniawi,” kata ayah dari 12 anak ini.
(mad/dhn)