Menyegerakan Tidur dalam Perspektif Sains dan Islam

Menyegerakan Tidur dalam Perspektif Sains dan Islam

Manusia memiliki sebuah prinsip atau aturan hidup umum yang berlaku. Diantara aturan itu adalah menggunakan siang sebagai waktu bekerja dan berkarya dan malam sebagai waktu istirahat. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Q.S. Yunus ayat 67:

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّسْمَعُوْنَ

“Dan Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat dan (menjadikan) siang terang benderang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar” (QS Yunus, 10:67).

Allah Swt memberikan pesan serupa dalam ayat lain di Q.S An-Naba ayat 9-11. Allah Swt berfirman:

وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ • وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ • وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ

”Dan Kami jadikan tidurmu untuk beristirahat, dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.” (An-Naba’, 78: 9-11).

Islam menganjurkan umatnya untuk tidak melakukan aktivitas berlebih pada malam hari. Bahkan Rasulullah menyegerakan tidur setelah Shalat Isya. Disebutkan dalam Riwayat Abdurrahman bin Qasim dari ayahnya dari Aisyah ra, dia berkata: ‘Rasulullah saw. tidak tidur sebelum isya’ dan tidak begadang setelah isya’.” Mengacu pada apa yang dilakukan Nabi Muhammad, kita dianjurkan untuk tidak tidur terlalu larut malam. Di Indonesia waktu tidur cepat antara jam 21.00-22.00.

Hal senada dapat kita temui dari para ahli kesehatan yang menguatkan mengapa kita dianjurkan tidur lebih awal dan tidak dianjurkan tidur terlalu larut malam. Sebab, tubuh manusia pada saat malam hari secara alamiah melakukan yang namanya detoksifikasi (lintasan metabolisme yang mengurangi kadar racun di dalam tubuh). Pukul 21.00 manusia mengalami detoksifikasi kelenjar getah bening atau sistem antibodi. Selanjutnya pada pukul 23.00 dimulailah detoksifikasi liver atau hati. Barulah pukul 01.00 pagi hingga pukul 03.00 dipurnakan dengan detoksifikasi empedu.

Segala proses detoksifikasi ini terjadi secara alamiah apabila manusia beristirahat secara total. Oleh karena itu, disyaratkan untuk tidur lebih awal dan bangun pukul 03.00 supaya dapat memperoleh manfaat dari proses pembersihan racun-racun dalam tubuh.

Memang ada sebagian ahli kesehatan yang mengatakan bahwa tidak masalah seseorang tidak tidur malam. Asalkan mengganti tidur malamnya dengan tidur di esok harinya. Sebagaimana yang dikatakan oleh dokter Ari Fahrial Syam dalam tulisannya berjudul “mitos tidur terlalu larut malam, benarkah ganggu proses detoksifikasi alami tubuh?” di suara.com.

Namun hal ini berlaku jika ada faktor tertentu seperti harus bekerja di malam hari. Banyak profesi yang mengharuskan manusia bekerja di malam hari seperti dokter jaga malam, satpam, dan karyawan shift malam. Akan tetapi, dokter Ari juga menyetujui dengan pendapatnya bahwa tidak baik membiasakan diri beraktivitas di jam tidur karena tubuh membutuhkan metabolisme normal dengan tidur di malam hari.

Oleh sebab itu, para ahli kesehatan sangat merekomendasikan untuk menjaga kesehatan adalah dengan tidur di awal waktu dan bangun di sepertiga malam terakhir. Itulah mengapa sebabnya Nabi Muhammad menganjurkan shalat malam dengan tidur terlebih dahulu. Pola hidup ini adalah pola gaya hidup Nabi Muhammad Saw.

Dengan beristirahat yang cukup di malam hari dan memulai beraktivitas dengan beribadah di pagi hari, Nabi Muhammad tidak hanya memberikan contoh menjadi muslim yang baik tapi juga menjadi teladan dalam menjalani hidup sehat. Apa yang dilakukan Nabi Muhammad 14 abad yang lalu, ternyata terkuak bahwa sebenarnya ada manfaat tidur di awal waktu dan bangun di sepertiga malam terakhir. Detoksifikasi yang terjadi pada tubuh manusia tidak hanya berhenti pada pukul 03.00 saja, namun berlangsung hingga pukul 05.00 yaitu detoksifikasi paru paru. Detoksifikasi berlangsung dengan menghirup udara segar diluar. Ini terjadi pada muslim ketika hendak melaksanakan shalat subuh, keluar dari rumahnya, menuju masjid. Paru paru menjadi optimal saat melangkah berjalan kaki menuju masjid.

Wallahu a’lamu bi al-shawab.

ISLAMKAFFAH