Murabbitun, Para Penjaga Al-Aqsha

1.500 penduduk telah mengabdikan dirinya untuk menjaga Al-Aqsha dari tangan orang-orang yang ingin menghancurkan Masjidil Aqsha, mereka adalah para wanita dan laki-laki berusia di atas 50 tahun yang disebut Murabbitun, para penjaga Al-Aqsha.

Hingga saat ini zionis Israel masih terobsesi untuk menguasai Al-Aqsha, dan sampai kapan pun Israel akan tetap berusaha untuk mendapatkan wilayah Al-Aqsha yang kemudian akan digantinya dengan Haikal Sulaiman.

Seperti dikatakan Mahmoud Abu Bakar, seorang mahasiswa program doktoral di Malaysia asal Gaza, salah satu langkah Israel menguasai Al-Aqsha, dengan membuat rakyat Palestina tidak ada yang shalat lagi di Masjidil Aqsha.

Para tentara Israel mengusir rakyat Palestina yang datang untuk melaksanakan shalat, dan mereka hanya mengizinkan warga Al-Quds di atas 50 tahun untuk dapat beribadah di Masjidil Aqsha.

Hal ini dimanfaatkan oleh rakyat Palesina untuk menjaga Al-Aqsha, sekitar 1.500 warga Al-Quds telah mengabdikan dirinya untuk menjaga Al-Aqsha dari tangan orang-orang yang ingin menghancurkan Masjidil Aqsha.

Mereka terdiri dari para wanita dan laki-laki berusia di atas 50 tahun, yang disebut dengan Murabbitun, para penjaga Al-Aqsha.

Murabbitun menjaga Al-Aqsha dari shalat fajar hingga shalat Isya, mereka menghidupkan Al-Aqsha dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti, kajian Al-qur’an, Fiqih dan lainnya.

Dalam kunjungannya ke STID Mohammad Natsir kampus putri di Cipayung, Jakarta Timur, Mahmoud menjelaskan bahwa, wanita dan laki-laki di bawah 50 tahun yang ingin shalat di Masjidil Aqsha diusir bahkan dipenjara 5 tahun untuk laki-laki dan 3 tahun untuk wanita.

Namun mereka tidak menyerah dan tetap melaksanakan shalat walaupun hanya di depan Masjidil Aqsha.

“ Al-Aqsha bukan hanya milik rakyat Palestina, akan tetapi milik seluruh kaum Muslimin,” tegas mahasiswa asal Gaza itu.

“ Jika saat ini rakyat Palestina sedang berjuang mempertahankan kehormatan Al-Aqsha, lantas apa yang dapat diperbuat kaum Muslimin lainnya untuk Al-Aqha? “ tanya Mahmoud Abu Bakar kepada para Mahasiswi, civitas akademik STID M. Natsir, serta siswa SMP Qur’anic School.

Kaum Muslimin yang berada jauh dari Masjidil Aqsha masih mempunyai kewajiban untuk membebaskan Al-Aqsha.

Jika tidak dapat berjuang menggunakan tenaga, maka dapat berjuang dengan menyisipkan do’a untuk kebebasan Al-Aqsha dalam setiap sujud terakhir, menyebarkan informasi tentang Palestina, dan membebaskan Al-Aqsha dengan harta yang dimiliki. (Eka Aprila).

 

 

sumber:Bumi Syam