Sebagian masyarakat Australia masih ada yang berpandangan bahwa bahwa agama Islam seperti apa yang ada dalam pemberitaan tentang kelompok negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Padahal, Islam tidak seperti apa yang dilakukan kelompok teroris dan radikal tersebut.
Untuk meengkonter pemahaman yang salah tersebut, peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) Australia-Indonesia seringkali mengadakan kegiatan-kegiatan, sehingga bisa menjelaskan Islam yang sebenarnya. Islam sebagai rahmat bagi semesta alam, yang moderat dan toleran.
“Jadi banyak sekali kegiatan yang kami lakukan, mislanya muslim dan non muslim duduk selama satu jam,” ujar salah seorang delegasi Muslim Australia, Anam Javed kepada Republika.co.id saat didampingi Koordinator Program MEP, Rowan Gould di Jakarta, Jumat (16/3).
Muslimah berhijab ini mengatakan, selama kegiatan tatap muka satu lawan satu itu dilakukan, setidaknya ada sekitar 50 orang yang hadir. Menurut dia, kegiatan dalam kemasan yang lebih besar juga pernah digelar di Galeri Nasional Victoria selama tiga hari berturut-turut dan diikuti kurang lebih 300 orang yang terdiri sari muslim dan non muslim.
“Dan itu yang muslimnya itu dari berbagai latar belakang, ada yang pakai hijab, ada juga yang tidak pakai,” ucap Anam yang juga menjabat sebagai sekretaris Islamic Council of Victoria.
Anam melanjutkan, saat diskusi sambil minum kopi tersebut, non muslim bebas bertanya tentang apapun terkait agama Islam. Dengan duduk sambil minum kopi, non Muslim yang penasaran dengan Islam juga akan merasa aman. “Kegiatan ini (di Galeri Nasional Victoria juga sempat menjadi viral karena kami juga promosi lewat sosmed, ada televisi yang meliput juga, dan ini tetap berlangsung,” kata Anam.
Selain itu, Guru Eltham High School ini menambahkan, aktivis Muslim Australia juga mengadakan berbagai kegiatan lainnya, seperti Nasional Mosque Open Day yang digelar setidaknya dua kali dalam setahun. “Jadi kita membuka pintu untuk semua orang dari mana saja untuk datang, dan belajar terkait masjid, apa yang dilakukan di sini, shalat itu apa, rukun Islam itu apa, azan bagaimana, dan seterusnya,” kata Anam.
“Jadi itu sangat besar dampaknya, sehingga mengubah kehidupan mereka (non muslim), yang sebelumnya takut ternyata Islam tidak seperti mereka bayangkan,” imbuhnya.