Hal yang pertama kali perlu diperhatikan saat melakukan suatu perbuatan adalah niat.
Hal yang pertama kali perlu diperhatikan oleh seseorang melakukan suatu perbuatan adalah niat karena inilah yang menjadi tolok ukur perbuatan itu akan dikategorikan sebagai ibadah kepada Allah atau bukan. Misalnya bekerja, kalau diniatkan beribadah, maka bagi orang yang melaksanakannya akan mendapat nilai lebih dari Allah berupa pahala di samping ia akan bisa menikmati hasil dari pekerjaannya itu.
Berniat untuk melakukan suatu perbuatan baik, Allah akan memberikan pahala atas niat itu. Jika niat baik itu bisa dilaksanakan, ganjarannya akan dilipatgandakan menjadi 700 kali lebih besar.
Menurut lughah (bahasa), niat sama maksudnya dengan menyengaja, maksud, keinginan, tekad, kehendak, atau keinginan kuat, yaitu sengaja melakukan suatu perbuatan yang diikuti dengan pekerjaan tersebut.
Untuk pelaksanaan sholat fardhu, niat pada dasarnya mengandung tiga unsur utama, yang adalah:
a. Keinginan untuk melaksanakan sholat.
b. Menetapkan sholat yang akan dilaksanakan itu adalah hukumnya fardhu.
c. Menyebutkan jenis sholat yang akan dilaksanakan.
Niat Sholat Subuh Sendiri
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لله تَعَالَى.
“Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu subuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap kiblat, karena Allah Ta’ala.
Niat Sholat Subuh Menjadi Makmum
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى.
“Ushallii fardhash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati makmuuman lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu subuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap kiblat, sebagai makmum, karena Allah Ta’ala.
Niat Sholat Subuh Menjadi Imam
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى.
“Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu subuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap kiblat, sebagai imam, karena Allah Ta’ala.
Tata Cara Sholat Fardhu
1. Berdiri tegak menghadap kiblat dan niat mengerjakan sholat
Niat sholat menurut sholat yang sedang dikerjakan, misalnya sholat Subuh dan sebagainya.
Contoh niat sholat Subuh, “Usholli fardhossubhi rok’ataini mustaqbilal-qiblati adaa-an (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala,”.
2. Takbiratul ihram
Mengangkat kedua belah tangan serta membaca Allahu Akbar (takbiratul ihram).
3. Setelah takbiratul ihram
Kedua belah tangan disedekapkan pada dada kemudian baca doa iftitah.
Bacaan Doa Iftitah
“Allahu akbar kabiro wal-hamdulillahi katsiro wa subhanallahi burotan wa ashila inni wajahtu wajhiya lilladzi fatharassamawaaati wal-ardho hanifan musliman wa maa ana minal-musyrikin. Inna sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil-alamin. La syarikallahu wa bidzaalila umirtu wa ana minal-muslimin,”.
4. Surat Al Fatihah
Selesai membaca doa iftitah membaca Surat Al Fatihah.
5. Membaca surat-surat pendek dan mudah dihafal
Selesai membaca Al Fatihah pada rakaat yang pertama dan kedua bagi orang yang sholat sendirian atau imam, disunahkan membaca surat atau ayat Alquran.
6. Rukuk
Selesai membaca surah, lalu mengangkat kedua belah tangan setinggi telinga seraya membaca Allahu Akbar kemudian rukuk (badan membungkuk, kedua tangan memegang lutut dan ditekankan antara punggung dan kepala agar rata). Setelah gerakannya sempurna maka bacalah tasbih, “Subhana rabbiyal azhimi wa bihamdih (3x),”.
7. I’tidal
Selesai rukuk, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua belah tangan setentang telinga, seraya membaca, “Samiallahu liman hamidah,”.
Pada waktu berdiri tegak (i’tidal) terus membaca, “Robbana lakal-hamdu mil-ussamawaati wa mil-ul ardhi wa mil-u ma syi’ta min syai’in ba’du,”.
8. Sujud
Adapun gerakan sujud adalah tersungkur ke bumi dengan meletakkan dahi ke bumi dan ketika turun seraya membaca Allahu Akbar, dan setelah sujud membaca tasbih berikut, “Subhana rabbiyal a’la wa bihamdih,”.
9. Duduk antara dua sujud
Setelah sujud kemudian duduk serta membaca, Allahu Akbar. Dan setelah duduk membaca, “Robbighfirli warhamni wajburi warfa’ni warzuqniy wahdini wa ‘afini wa’fu anniy,”.
10. Sujud kedua
Sujud kedua, ketiga, dan keempat dikerjakan seperti pada waktu sujud pertama, baik caranya maupun bacaannya.
11. Duduk tasyahud/tahiyat awal
Pada rakaat kedua, jika sholat tiga rakaat atau empat rakaat, maka ada rakaat kedua ini kita duduk untuk membaca tasyahud/tahiyat awal dengan duduk kaki kanan tegak dan telapak kaki kiri diduduki.
Bacaan tasyahud/tahiyat awal, “Attahiyyatu-mubarokatusshalawatutthayyiba tulillah. Assalamu alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wabarakatuh. Assalamu alaina wa ala ibadillahisshalihin. Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan rasulullah. Allahumma shalli ala sayyidina muhammad,”.
12. Tasyahud akhir
Bacaan tasyahud akhir/tahiyat akhir ialah seperti tahiyat awal yang ditambah dengan shalawat atas keluarga Nabi Muhammad SAW dan lafalnya sebagai berikut, “Wa ala ali sayyidina Muhammad,”.
Dan cara duduk pada tahiyat akhir adalah bokong langsung ke tanah dan kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan, kemudian jari-jari kaki kanan tetap menekan ke tanah.
Pada tahiyat akhir disunahkan membaca shalawat Ibrahimiyah, “Kama sholaita ala sayyidina Ibrahim wa ala ali sayyidina Ibrahim wa barik ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad. Kama barakta ala sayyidina ibrahim wa ala ali sayyidina ibrahim, fil alamina innaka hamidun majid,”.
13. Salam
Selesai tahiyat akhir kemudian membaca salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri sambil membaca, “Assalamualaikum warahmatullahi,”.
Doa qunut
Apabila mengerjakan sholat subuh, maka pada rakaat yang kedua, pada waktu i’tidal berdiri tegak dari rukuk setelah membaca Rabbana lakal-hamdu, lalu membaca qunut.
Berikut bacaannya, “Allahummahdini fiman hadait, wa afini fiman aafait, wa tawallani fiman tawalait, wa barik liy fima a’thoit, wa qini birahmatika syarra maa qodoit, fa innaka taqdhi wa la yuqdho alaik, wa innahu laa yadzillu man walait. Wa la yaizzzu man adait tabarakta robbana wa ta-alait. Falakal-hamdu ala maa qodo-it astaghfiruka wa atubu alaik, wa shollallahu ala sayyidina muhammadinnabiyyi-ummiyyi wa ala alihi wa ashhabihi wa sallam.“