Dari sesuatu paling kecil hingga sesuatu yang terbesar dalam hidup ini semuanya adalah nikmat dari Allah Swt.
وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةٖ فَمِنَ ٱللَّهِۖ
“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah.” (QS.An-Nahl:53)
Dalam ayat lain Allah Swt berfirman :
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.” (QS.An-Nahl:18)
Nah, termasuk dalam nikmat-nikmat yang agung dalam kehidupan kita adalah nikmat anggota tubuh yang diberikan oleh Allah Swt. Nikmat ini sangat luar biasa namun banyak orang melupakannya dan tidak mensyukurinya.
Padahal semua kenikmatan ini kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah Swt, sebagaimana banyak disebutkan dalam banyak ayat dan riwayat.
Berbicara tentang nikmat anggota tubuh, Al-Qur’an telah menjelaskannya secara rinci dan memberi peringatan pula bahwa semua nikmat itu pasti ada pertanggung jawabannya.
إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَٰٓئِكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولٗا
“Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS.Al-Isra’:36)
Seperti ketika berbicara tentang lisan.
وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ – كِرَامٗا كَٰتِبِينَ – یَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ
Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (amal perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Infithar:10-12)
مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS.Qaf:18)
وَلَا تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلۡسِنَتُكُمُ ٱلۡكَذِبَ هَٰذَا حَلَٰلٞ وَهَٰذَا حَرَامٞ
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ”Ini halal dan ini haram,” (QS.An-Nahl:116)
Seperti ketika berbicara tentang mata.
قُل لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya,” (QS.An-Nur:30)
وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya.” (QS.An-Nur:31)
Dan ketika berbicara tentang telinga.
وَإِذَا سَمِعُواْ ٱللَّغۡوَ أَعۡرَضُواْ عَنۡهُ وَقَالُواْ لَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡ لَا نَبۡتَغِي ٱلۡجَٰهِلِينَ
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang bodoh.” (QS.Al-Qashash:55)
Uniknya, manusia berusaha untuk selalu terhindar dari penyakit fisik. Sedikit saja ada rasa sakit yang dirasakan, ia segera
pergi ke dokter untuk mengobatinya. Tapi sayang mereka tidak pernah peduli dengan penyakit batin yang menjangkiti anggota tubuhnya. Padahal, penyakit maknawi yang menjangkiti anggota tubuh kita lebih berbahaya dari penyakit fisik.
Sebenarnya kita harus punya perhatian lebih terhadap penyakit maknawi dalam tubuh kita. Karena anggota tubuh ini bila tidak dikontrol bisa menjadi penyebab kehancuran seseorang.
Karena itu, orang yang menjaga kesehatan fisik tapi tidak pernah peduli dengan kemaksiatan yang selalu dilakukan oleh anggota tubuhnya maka itu adalah tanda bahwa hatinya telah terjangkiti oleh penyakit yang berbahaya.
Kita dapat melihat bahwa anggota tubuh dapat menjadi sebab kehancuran seseorang dalam ayat-ayat berikut ini :
ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS.Ya-Sin:65)
وَيَوۡمَ يُحۡشَرُ أَعۡدَآءُ ٱللَّهِ إِلَى ٱلنَّارِ فَهُمۡ يُوزَعُونَ – حَتَّىٰٓ إِذَا مَا جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيۡهِمۡ سَمۡعُهُمۡ وَأَبۡصَٰرُهُمۡ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ – وَقَالُواْ لِجُلُودِهِمۡ لِمَ شَهِدتُّمۡ عَلَيۡنَاۖ قَالُوٓاْ أَنطَقَنَا ٱللَّهُ ٱلَّذِيٓ أَنطَقَ كُلَّ شَيۡءٖۚ وَهُوَ خَلَقَكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٖ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ – وَمَا كُنتُمۡ تَسۡتَتِرُونَ أَن يَشۡهَدَ عَلَيۡكُمۡ سَمۡعُكُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُكُمۡ وَلَا جُلُودُكُمۡ وَلَٰكِن ظَنَنتُمۡ أَنَّ ٱللَّهَ لَا يَعۡلَمُ كَثِيرٗا مِّمَّا تَعۡمَلُونَ
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke neraka lalu mereka dipisah-pisahkan.
Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap apa yang telah mereka lakukan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” (Kulit) mereka men-jawab, “Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu yang pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” Dan kamu tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira Allah tidak mengetahui banyak tentang apa yang kamu lakukan.” (QS.Fushilat:19)
Semoga bermanfaat.