Jika anjuran ibadah yang telah ditulis dalam Al-Quran dan hadis dilaksanakan dengan baik, sesungguhnya umat Islam otomatis telah menjaga pola hidup sehat, termasuk masalah kesehatan mental
PIKIRAN yang sehat secara umum dapat dipahami melalui kemampuan individu tentang kemampuan diri, mampu menangani stres dengan baik, mampu bekerja secara produktif dan mampu berkontribusi pada masyarakat.
Tidak ada satu orang pun yang memiliki seluruh karakteristik kesehatan mental yang baik sepanjang waktu. Hal ini sangat bergantung pada faktor individu, sosial dan lingkungan.
Beberapa faktor sosial, psikologis, dan biologis diilai menentukan tingkat kesehatan mental seseorang pada suatu waktu. Kesehatan mental seseorang juga dapat dipengaruhi oleh masalah sosial ekonomi, perubahan kondisi lingkungan dan sosial.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, terdapat lebih dari 19 juta penduduk Indonesia usia lebih dari 15 tahun memiliki gangguan mental emosional. Selain itu, sebanyak lebih dari 12 juta penduduk dengan rentang usia sama diketahui mengalami depresi.
Data Sistem Registrasi Sampel yang diimpun Badan Litbangkes 2016 menemukan, ada sekira 1.800 orang yang melakukan bunuh diri setiap tahunnya. Angka tersebut jika dirata-rata terdapat lima orang bunuh diri setiap tahunnya.
Mirisnya pelaku bunuh diri tersebut diketahui sekitar 47,7 persennya memiliki usia 10-39 tahun. Golongan ini masuk dalam kategori usia anak remaja dan usia produktif.
Mengutip laman Sehat Negeriku Kemenkes, Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa kurang lebih 1 dari 5 orang. Jika dikaitkan dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, jumlah mereka yang rentan mengalami masalah gangguan jiwa mencapai 20 persen dari populasi penduduk di negeri ini.
Masalah kesehatan mental yang terdeteksi antara lain masalah emosional dan perilaku, termasuk gangguan stres akut, depresi, kecemasan, kelelahan, dan perilaku bunuh diri. Dari statistik tersebut juga dapat dengan mudah disebutkan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat mengkhawatirkan.
Psikolog dan pakar medis telah menyarankan berbagai tindakan pencegahan dan perbaikan yang perlu diambil secara proaktif dalam mencegah masalah kesehatan mental menjadi lebih buruk.
Islam dan Kesehatan Mental
Sehat berasal dari bahasa Arab “Ash-Shihhah” yang berarti sehat, tidak sakit, atau aman. Secara harafiah, “sehat” diartikan sebagai keadaan sehat, baik jasmani maupun rohani.
Dalam bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ash-shihhah yaitu al-‘afiah berarti ash-shihhah at-tammah (sehat yang sempurna ). Kedua kata ash-shihah dan al-afiah sering digabung digabung menjadi satu yaitu ash-shihhah wa al’afiah, artinya sehat secara sempurna.
Islam sebagai agama yang sempurna dan utuh sangat memperhatikan masalah kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu nikmat terbesar yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, kita sebagai hamba Allah hendaknya mensyukuri nikmat sehat yang diberikan-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya. “Ada dua nikmat yang banyak ditipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR Bukhari).
Hidup Sehat, Berpikir positif & Hindari Konflik
Menjalani pola hidup sehat juga perlu dilakukan dengan melakukan olah raga, rekreasi atau melakukan aktivitas fisik yang dapat membuat kita merasa bahagia, dapat bersosialisasi dengan keluarga dan teman serta memenuhi hobi atau aktivitas favorit kita.
Demikian pula Islam juga memberikan pedoman yang berbeda mengenai persoalan dan permasalahan ini. Secara umum, proses penyembuhan gangguan jiwa juga dapat diobati dan dicegah secara spiritual.
Di bawah ini dapat dilihat sebagai salah satu alternatif terbaik untuk mengobati gangguan mental ini dengan cara yang islami :
Islam menetapkan berbagai prinsip untuk menjaga keseimbangan tubuh manusia agar tetap dalam kondisi sehat. Upaya menjaga kesehatan jasmani salah satunya dapat dilakukan dengan menjaga pola makan dan minum yang baik.
فَلۡيَنۡظُرِ الۡاِنۡسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖۤۙ
“Maka hendaklah manusia memperhatikan makanannya.” (QS. ‘Abasa 80: 24).
كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
“Makan dan minumlah, namun jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.” (QS: al-A’raf 7: 31).
Ada banyak cara untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan spiritual atau mental. Bahkan banyak amal dan ibadah yang dianjurkan Islam sesungguhnya berdampak pada kesehatan mental pelakunya.
- Memperbanyak Membaca Al-Quran;
Selain muktizat, sesungguhnya isi kandungan Al-Quran adalah obat bagi jiwa jiwa yang sakit, yang hatinya galau, resah atau gunda gulana. Sebuah studi di Universitas Salford, Inggris menemukan orang-orang yang membaca dan melantunkan Al-Qur’an menjadi lebih rileks dan tenang dibanding mereka yang membaca buku biasa.
Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Surah Ar-R’ad ayat 28.
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS: Ar-R’ad; 28).
- Sholat dengan sempurna dan banyak berdoa;
Allah Swt sendiri dalam Al-Quran telah berjanji, bahwa shalat mencegah perbuatan buruk. Karena itu bagi yang sholatnya benar dan sungguh-sungguh, pasti jaminan Allah Swt ini akan terbukti mencegah hal hal buruk.
Allah Ta’ala telah bersabda mengenai hal ini dalam Firma-Nya.
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.. (QS:. Al-‘Ankabut Ayat 45).
Dampak umum dari melaksanakan Shalat dengan benar seharusnya menjadi mereka yang disinggung ke dalam sebuah ayat Al Qur’an.
اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًاۙ اِلَّا الْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖ
“Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan Shalat”. [Al Maarij 19-23).
- Menghadiri majelis-majelis ilmu(ulumuddin);
Banyak orang stres, depresi, justru larinya ke diskotik, minum alcohol (Miras), yang justru dilarang agama, dan yang berangkutan tetap saja tidak bisa menyelesaikan masalah. Yang terjadi hatinya tetap saja galau.
Padahal, Allah Swt telah benyak memberikan resepnya. Salah satunya menghadiri majelis ilmu (ulumuddin), ikut kajian agama, pengajian dll.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699).
- Banyak berdzikir dan bershalawat;
فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS: Al-Baqarah: 152).
وقال صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ يومَ الجمعةِ وليلةِ الجمعةِ ، فمَن فعل ذلك كنتُ له شهيدًا وشفيعًا يومَ القيامةِ. (رواه البيهقي)
Artinya: “Rasulullah bersabda: Perbanyaklah kalian untuk bershalawat kepadaku di hari Jumat dan malam Jumat. Barang siapa yang melakukan hal itu, aku akan menjadi saksi baginya dan memberikan syafaat padanya di hari kiamat,” (HR Imam Baihaqi).
- Tidur yang Dianjurkan Islam dan Al-Quran
Kurang tidur dan gangguan tidur adalah masalah kesehatan yang paling umum namun sering diabaikan dan mudah diobati. Diperkirakan 50 hingga 70 juta orang Amerika secara kronis menderita gangguan tidur dan terjaga, yang menghambat fungsi sehari-hari dan berdampak buruk pada kesehatan dan umur panjang (NHLBI, 2003).
Gejala utama kurang tidur adalah rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, namun gejala lainnya termasuk suasana hati yang tertekan dan daya ingat atau konsentrasi yang buruk (Dinges et al., 2005)
Kualitas tidur sama pentingnya untuk kesehatan seperti halnya diet dan olahraga. Tidur yang baik meningkatkan kinerja otak, suasana hati, dan kesehatan Anda.
Sebaliknya, kurang tidur berkualitas secara teratur meningkatkan risiko berbagai penyakit dan gangguan. Mulai dari penyakit jantung dan stroke hingga obesitas dan demensia.
Tidur nyenyak lebih dari sekadar waktu yang dihabiskan di tempat tidur, kata Dr. Marishka Brown, pakar tidur di NIH. “Tidur yang sehat mencakup tiga hal utama,” jelasnya. “Salah satunya adalah seberapa banyak Anda tidur. Hal lainnya adalah kualitas tidur—yaitu Anda mendapatkan tidur yang tidak terganggu dan menyegarkan. Yang terakhir adalah jadwal tidur yang konsisten.”
Dr. Maiken Nedergaard, yang mempelajari masalah tidur di Universitas Rochester menemukan, bahwa otak memiliki sistem drainase yang menghilangkan racun saat tidur. “Saat kita tidur, fungsi otak berubah total,” jelasnya. “Ini menjadi hampir seperti ginjal, membuang limbah dari sistem.”
Dr. Kenneth Wright, Jr., peneliti tidur di University of Colorado. “Ada proses perbaikan tertentu yang sebagian besar terjadi di dalam tubuh, atau paling efektif, saat tidur,” jelasnya. “Jika Anda tidak cukup tidur, proses tersebut akan terganggu.”
Meski demikian, ada waktu waktu tidur yang justru menyehatkan, tapi ada waktu tidur yang justru berbahaya bagi kesehatan. Setidaknya, Islam telah melarang 4 waktu untuk tidur.
Pertama, Tidur pagi hari (setelah shalat Subuh)
Dalam riwayat lainnya, Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila engkau telah selesai salat Subuh janganlah kamu tidur tanpa mencari rezeki,” (HR. Thabrani).
Kedua, tidur setelah shalat Ashar – Maghrib
Diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang tidur setelah salat Asar lalu akalnya hilang, maka janganlah dia mencela (menyalahkan) kecuali dirinya sendiri.”
Ketiga, Tidur sebelum shalat Isya
Dalam hadits tersebut Rasulullah ﷺ bersabda,
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَعَبْدُ الْوَهَّابِ قَالُوا: حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ سَيَّارِ بْن سَلَامَةَ, عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمَى قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ الْعِشَاءَ وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا. [صحيح: الروض ٩١٥, الثمر المستطاب:ق]
Dari Muhammad bin Basyar, dari Yahya bin Sa’id, Muhammad bin Ja’far, dan Abdul Wahab, dari Auf dari Abu Minhal Sayyar bin Salamah, dari Abu Barzah al-Aslami, ia berkata, “Rasulullah ﷺ suka mengakhirkan shalat Isya, dan beliau tidak suka tidur sebelumnya, juga tidak berbicara setelahnya.” (Shahih: ar- Raudhun Nadhiir, No. 915, ats-Tsamarul Mustathab: Muttafaq ‘alaih)
Keempat, Tidur setelah makan
Hadis riwayat Aisyah mewanti-wanti hal tersebut sebagaimana berikut.
أذِيبُوا طَعامَكُمْ بِذِكْرِ الله والصَّلاةِ وَلَا تَنامُوا عليه فتقسوا قلوبكم
“Cernalah makanan kalian dengan (terlebih dahulu) berzikir pada Allah dan shalat. Janganlah kalian tidur dalam keadaan kenyang, karena itu dapat membuat hati Anda keras.” (HR Ibnu Suni dan Abu Nu‘aim).
Kelima, Tidur sepanjang hari (tidur terlalu lama)
Rasulullah ﷺ selalu mengkhawatirkan akan menjangkitnya penyakit tersebut (banyak tidur) kepada umatnya. Sabdanya,
أخشى ما خشيتُ على أمتى: كَبِرُ البطنِ, ومُداوَمَةُ النوم والكسَلُ وضَعْفُ اليقيــنِ
“Hal-hal yang paling aku khawatirkan melanda umatku ialah besar perut, banyak tidur, pemalas, dan lemah keyakinan.” (HR Daruquthni dari Jabir)
Kesimpulannya, Islam mendorong umatnya untuk menjadi generasi yang tangguh, sehat dan semangat dalam menghadapi segala tantangan hidup yang sangat membebani jiwa dan emosi. Walluhua’lam.*
HIDAYATULLAH