Pagi Hari Idul Fitri, Masjid dan Puluhan Rumah Dibakar di Tolikara Papua

Warga yang sedang melaksanakan salat Id berlarian menyelamatkan diri ke kantor Koramil setempat. Warga ketakutan karena jarak pembakaran rumah dengan lokasi salat Id berdekatan, tak lebih dari 50 meter

Hidayatullah.com — Sebuah masjid dan puluhan rumah warga serta kios di Karubaga, ibukota Kabupaten Tolikara, Papua dibakar sekelompok orang tak dikenal sekitar pukul 07.00 WIT, tepat disaat umat muslim di Karubaga sedang melaksanakan shalat Idul Fitri 1436 H di Lapangan Koramil 1702/Wms.

Akibatnya, warga yang sedang melaksanakan shalat Id berlarian menyelamatkan diri ke kantor Koramil setempat. Warga ketakutan karena jarak pembakaran rumah dengan lokasi salat Id berdekatan, tak lebih dari 50 meter.

Juru bicara Polda Papua Kombes Pol Rudolf Patrige menuturkan, sekelompok orang juga sempat melempari masjid Baitul Mutaqien hingga berujung pada pembakaran masjid tersebut.

“Aparat gabungan TNI/Polri sudah mengamankan lokasi kejadian. Sampai saat ini kami terus menyelidiki motif di balik kejadian tersebut. Situasi Karubaga pada umumnya kondusif,” jelasnya dikutip laman Liputan6, Jumat (17/7/2015)

Dilaporkan pasca-pembakaran rumah dan kios, situasi di Karubaga kembali normal, walupun warga masih takut keluar rumah. Sesaat setelah kejadian, Bupati Tolikara Usman Wanimbo dan Ketua DPRD setempat mengimbau warga untuk menghentikan aksinya.

Sementara itu, Polisi Daerah Papua (Polda) mengaku berhati-hati dalam menyelidiki kasus kerusuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua ini. Karena menyangkut sentimen agama, Polda Papua masih mempertimbangkan situasi yang berkembang saat ini.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Patridge Renwarin, pelaku penyerangan saat ini sudah diidentifikasi. “Penyerang dari kelompok tertentu,” kata Patridge kepada CNN Indonesia.

“Kami ingin menyelesaikan masalah dan tidak ingin timbul masalah baru,” katanya.

Pernyataan Wapres

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam konferensi pers di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, mengatakan penyebab kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua pada Jumat pagi tersebut disebabkan oleh pengeras suara (speaker).

JK menjelaskan, di daerah tersebut ada dua acara yang letaknya berdekatan yang digelar dari dua umat agama berbeda, Islam dan Kristen Protestan.

“Ada acara Idul Fitri, ada pertemuan pemuka masyarakat gereja. Memang asal-muasal soalspeaker itu,” ujar JK dalam konferensi pers di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat.

Ia menuturkan, masyarakat seharusnya dapat mengetahui bahwa ada dua kepentingan yang terjadi bersamaan.

“Satu Idul Fitri, satu karena speaker, saling bertabrakan. Mestinya kedua-duanya menahan diri. Masyarakat yang punya acara keagamaan lain harus memahami,” kata JK.

Sebelumnya, JK menyesalkan kerusuhan yang terjadi di Masjid Baitul Mustaqin di Kabupaten Tolikara, Papua, yang terjadi pada pelaksanaan shalat Idul Fitri 1436, Jumat (17/7) pagi tadi.

“Iya, itu di Tolikara, saya sesalkan,” ujar JK dalam konferensi pers di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat.

Ia menuturkan, kerusuhan itu berdampak pada rusaknya beberapa kios di sekitar masjid yang rusak dilempari dan dibakar warga itu. Namun, ia mengaku yakin kepolisian dan pimpinan daerah setempat dapat menyelesaikan kerusuhan dengan baik.

Peristiwa bermula ketika umat Islam tengah melaksanakan shalat Id di halaman Koramil 1702/JWY. Ketika imam mengucapkan kalimat takbir pertama, jemaah secara tiba-tiba didekati oleh beberapa orang. Teriakan orang-orang tersebut membuat jemaah bubar dan menyelamatkan diri ke markas Koramil.

Selang satu jam kemudian, orang-orang itu melempari Masjid Baitul Mustaqin yang berada di sekitar lokasi kejadian. Para penyerang itu lantas membakar rumah ibadah itu.*

Rep: Ainuddin Chalik

Editor: Cholis Akbar