Kanal Youtube Menachem Ali Official menggelar diskusi bertajuk Konflik Israel-Palestina Dalam Perspektif Tanakh dan Geopolitik dengan menghadirkan dua narasumber.
Kedua narasumber tersebut adalah Gilang Al-Ghifari Lukman dari Oxford University, Haifa Institute dan Menachem Ali dari Airlangga University, The Yeshiva Institute. Diskusi tersebut menghadirkan moderator Zuchra Zakaria dan diselenggarakan pada Sabtu, 15 Mei 2021.
Narasumber pertama memaparkan beberapa ulasan analisis mengenai isu Israel-Palestina dari tinjauan geopolitik dan dengan membahas sedikit perspektif tentang Indonesia.
Gilang Al Ghifari Lukman adalah orang Indonesia yang menjadi mahasiswa di Oxford University, bekerja di Balfour Project sebagai Peace Advocacy Fellow dan Haifa Institute sebagai Co-Founder.
Ada tiga topik besar yang dijelaskan Gilang tentang isu Palestina sebagai isu internasional. Ada banyak konflik yang ada di dunia, tapi konflik di Palestina paling menarik perhatian global dari dulu hingga hari ini.
Sejarah awal dari konflik di Palestina adalah peranan Sentral negara adidaya. Apabila bicara tentang politik, maka tidak bisa lepas dari peranan sentral negara-negara besar.
Gilang memfokuskan dirinya pada studi tentang perspektif dan diskursus di Indonesia mengenai Israel-Palestina. Ia tidak hanya menjalankan studi arsip atau data yang ditulis orang-orang Palestina. Ia juga berkesempatan mewawancarai elit di Indonesia seperti ketua partai, pemuka agama, pemimpin ormas, dan lain sebagainya.
Isu Palestina-Israel sangat dikenal di dunia secara umum, tidak hanya di Indonesia. Kenapa di Indonesia dalam konteks domestik mengibarkan bendera Palestina sementara di negara lain tidak?
Gilang bercerita bahwa ia pernah ke Korea Selatan di mana pada waktu itu ada protes-protes melawan Korea Utara yakni melawan kebijakan presiden di mana Korea Selatan cenderung kompromis dengan Korea Utara dan dalam proses tersebut dikibarkan bendera Israel.
Israel tak ada kaitannya dengan Korea Utara tapi bendera Israel digunakan menjadi semacam adaptasi dari simbol-simbol Israel-Palestina yang begitu menarik bagi banyak orang. Palestina adalah satu-satunya bangsa yang diberikan hari khusus atau Hari Solidaritas Internasional.
Bagaimana asal-muasal permasalahan Palestina adalah isu internasional. Apabila ada konflik antar dua negara di mana pun itu baik di di Afrika, Asia, ataupun Amerika, maka istilah yang tepat adalah ada konflik antara dua pihak. Penyelesaian yang dilakukan pun hanya oleh dua pihak.
Masalah Palestina adalah tanggung jawab internasional yang membuat masyarakat Indonesia punya tanggung jawab moral dan tanggung jawab untuk menentang resolusi Israel-Palestina.
Masalah tersebut muncul karena ada kegagalan komunitas internasional untuk menyelesaikan masalahnya di awal tahun 1948. Tahun tersebut adalah peta kekuasaan kekhalifahan utsmaniyah sekitar abad 19.
Inggris berhasil masuk ke Yerusalem sekitar tahun 1917dengan bantuan yang aktif di mana Inggris menjanjikan bangsa Arab untuk kemerdekaannya atau dijadikan support-nya.
Mesir, Irak dan lain sebagainya sudah mencapai kemerdekaan. Namun, tidak dengan Palestina. Salah satu alasannya adalah karena ada satu dokumen yakni deklarasi khusus untuk Palestina yang tidak ditemukan di daerah-daerah lain.
Deklarasi tersebut adalah Deklarasi Balfour yang diterbitkan tahun ke-17 pada tanggal 2 November. Jadi, akan didirikan di dalam Palestina sebuah negara dengan luas tertentu. Namun, selain janji yang pertama, ada janji kedua bahwa pelaksanaan janji pertama tidak boleh melanggar hak-hak sipil dan agama.
Adalah komunitas Yahudi yang sudah ada di Palestina seperti yang kita ketahui. Pelaksanaannya lebih terfokus pada kawasan pertama tapi kalau soal kedua banyak yang terlupakan.
Sebaik hati itu yang menjanjikan kepada bangsa Yahudi tanah Palestina. Salah satu alasan kenapa dia tidak menjadikan negara Inggris untuk membayar sewa awalnya Palestina itu nanti tetap akan di bawah pengaturan Inggris orang Yahudi akan datang adalah sebuah kasih.
Bersambung ke bagian 2.