Setiap Muslim adalah saudara yang diikatkan dalam tali iman.
Seorang Muslim, kata Syekh Musthafa al-Adawi dalam bukunya yang berjudul, Fiqh al-Akhlak wa al-Mu’amalat Ma’a al-Mu’minin, adalah saudara yang diikatkan dalam tali iman. Karena itu, mestinya sebagai saudara tak saling menyakiti.
Ketahuilah, ungkap Syekh al-Adawi, ada beberapa hal yang bila dilakukan secara kontinu dan konsisten, akan merekatkan hati dan mendatangkan kasih sayang sesama. Apa sajakah perkara tersebut?
Di antara perkara itu, yang pertama, berbuatlah amal saleh. Perbuatan dan sikap yang saleh akan menarik kecintaan Allah SWT terhadap Anda. Buah kecintaan itu, maka manusia, bahkan makhluk yang ada di bumi, akan menyayangi Anda.
Penjabaran datangnya kasih sayang akibat perbuatan dan perilaku saleh itu, seperti tergambar pada hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah.
Rasulullah SAW menjelaskan, jika Allah telah mencintai seorang hamba, Dia akan memberitahukan Jibril bahwa Allah mencintainya, lalu Jibril pun menghadiahkan cinta serupa.
Tak terhenti di situ, malaikat penyampai wahyu itu pun berseru ke para penghuni langit perihal kecintaan tersebut, lantas mereka sekalian berbuat hal yang sama, cinta terhadap hamba itu. Kecintaan itu akan membuat yang bersangkutan menjadi pribadi yang dicintai di bumi.
Kedua, tebarkanlah salam kepada sesama, baik kepada mereka yang Anda kenal maupun belum kenal. Rasul mengucapkan salam kepada anak-anak dan sekelompok perempuan. Rasul juga tak segan mengucapkan salam ke sekumpulan orang, sekalipun di sana terdiri dari beragam unsur, bukan cuma Muslim, melainkan ada pula non-Muslim.
Salam adalah satu dari sekian nama Allah yang “diletakkan” di bumi. Pantas bila menebarkan salam, seperti disebutkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim dari al-Barra’ bin ‘Azib, termasuk tujuh perkara yang diperintahkan Rasulullah.
Sering juga Rasul meneladankan agar saling berkirim salam. Titip salam untuk mereka yang terhalang bertatap muka. Nabi pernah menyampaikan salam Malaikat Jibril untuk Aisyah RA. Istrinya yang berjuluk “Humaira” itu pun menjawab salam tersebut.
Sebab itu pula, menjawab salam adalah hak yang mesti ditunaikan. Dan sebaik-baik manusia, ialah mereka yang memulai mengucapkan salam. Ingin muncul rasa kasih sayang sesama Anda? “Tebarkanlah salam,”sabda Rasul dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah.
Ketiga, saling berbagi hadiah, apa pun dan berapa pun nominalnya. Nilai rupiah sebuah pemberian, tak begitu penting. Memberi hadiah adalah bentuk ketulusan, kepedulian, dan kasih sayang seseorang. Faedahnya pun cukup besar. Memberikan dampak yang dahsyat bagi kualitas hubungan antarsesama. Apa dan berapa pun hadiah yang diberikan, terimalah dengan sukacita. “Berbagilah hadiah, maka kalian akan saling mencintai,”sabda Rasul seperti riwayat Bukhari.
Keempat, ringan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Ini termasuk faktor pemicu kasih sayang yang paling kuat. Kebencian dibalas kebaikan. Kejahatan direspons dengan kasih sayang. Membalas cacian, celaan, sumpah serapah dengan kata-kata santun. Sulit memang karena hali itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki derajat kesabaran tinggi dan berjiwa besar.
Sumber : Dialog Jumat Republika