Peran Doa dalam Menumbuhkan Optimisme

Peran Doa dalam Menumbuhkan Optimisme

Doa dapat menumbuhkan optimisme.

Ahli tafsir Alquran, Prof Quraish Shihab dalam bukunya “Shijab & Shihab” mengatakan ada hal penting lainnya dari doa selain hubungam dengan Allah SWT. Menurutnya, doa dapat menumbuhkan optimisme kepada mereka yang melakukannya.

Prof Quraish mengungkapkan terlepas dari  doa tersebut dikabulkan atau tidak oleh Allah SWT, doa memiliki banyak manfaat salah satunya ialah menumbuhkan optimisme. Menurutnya meskipun optimisme itu muncul hanya sesaat namun itu lebih baik daripada hidup dengan pesimisme.

Prof Quraish bahkan mengungkapkan bahwa kedahsyatan doa dalam menumbuhkan optimisme tak hanya diungkapkan oleh agamawan Islam. Tetapi peraih hadiah nobel Alexis Carrel juga pernah mengungkapkan tentang manfaat doa kepasa pasien sakit.

Carrel mengatakan bahwa sekian banyak pasiennya yang sudah dianggap tak akan sembuh dari penyakitnya. Namun dengan kekuatan doa mereka meruntuhkan penilaiannya dan mereka sembuh dari penyakitnya.

Prof Quraish memberikan saran tata cara yang sempurna dalam berdoa. Ia mengatakan berdoa harus diawali dengan memuji Allah SWT. Setelah itu, bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sebab Nabi Muhammad adalah manusia yang paling dicintai Allah SWT.

Setelah selesai memuji Allah dan membaca sholawar, kata Prof Quraish, barulah memohon kepada Allah atas dirinya dan orang lain. Disarankan agar memohon untuk kepentingan di dunian dan akhirat. Lalu hendaknya mengakhiri doa dengan ucapan Alhamdulillah dengan seakan-akan mengatakan tetap memuji Allah atas nikmat yang diberikan.

Bulan puasa Allah perintahkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 183. Kemudian pada ayat 186, Allah akan mengabulkan mereka yang berdoa.

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Wa iżā sa’alaka ‘ibādī ‘annī fa innī qarīb(un), ujību da‘watad-dā‘i iżā da‘ān(i), falyastajībū lī walyu’minū bī la‘allahum yarsyudūn(a).

Artinya: “Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Tafsir Tahlili dalam Quran Kemenag menjelaskan bahwa ayat ini memerintahkan agar manusia berdoa kepada Allah SWT. Namun pada akhir ayat ini, Allah juga menekankan agar manusia menjalankan perintah dan beriman agar selalu mendapatkan petunjuk.

Dalam sebuah hadis menerangkan yang berkaitan dengan doa seperti: 

 ثَلاَثَـةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: اْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ (رواه مسلم) 

“Tiga macam orang tidak ditolak doanya, yaitu Imam yang adil, orang yang sedang berpuasa hingga ia berbuka dan doa seorang yang teraniaya.” (Riwayat Muslim).

IHRAM