Peran Wanita Jangan Dilupa

OLEH Makmun Nawawi

Ketika beberapa orang terlambat dalam pasukan berkuda tentara Islam dalam Perang Yarmuk, mereka mendatangi kaum Muslimah yang di barisan belakang pasukan. Di antara mereka ada Abu Sufyan, dan di antara barisan Muslimah itu ada istri Abu Sufyan (Hindun binti Utbah).

Kaum Muslimah itu tahu kalau mereka (kaum pria Muslimin) lari dari perang. Maka, mereka pun berseru, “Hai, kaum lelaki Muslimin, mau pergi ke mana kalian, yang lari dari barisan perang? Di mana posisi kalian sebagai tentara Allah? Padahal Allah melihat dan menatap kondisi kalian, maka takutlah kalian kepada-Nya.”

Kemudian, Hindun, istri Abu Sufyan, mencabut tiang tenda dan memukulkan nya ke kepala kuda suaminya sambil berkata, “Hai, Ibnu Sakhr (julukan Abu Sufyan), kembalilah ke medan laga jihad, memerangi musuh.

Jadikanlah dirimu sebagai tebusan untuk meraih ridha Allah sehingga Allah mengampuni dosa-dosamu yang lalu. Ingatlah hari-hari ketika engkau mengobarkan dan menggebah orangorang untuk menentang Rasulullah SAW dan membantu kaum kufur dan musyrik untuk memerangi beliau.”

Narasi ini hanya cuplikan kecil dari karya besar yang sudah diguratkan oleh wanita Muslimah dalam kancah perjuangan Islam. Dalam sejarah, mereka bukan hanya menunaikan tugas domestik dalam keluarga dengan menyemai benih-benih generasi Islam ideal. Mereka juga setia mene mani kaum pria dalam mempertahan kan “izzah(keagungan) Islam. Mereka berjibaku dengan kaum pria dalam jihad fi sabilillah dengan mengobarkan heroisme Islam. (At-Taubah: 71).

Bahkan, orang yang pertama kali mengimani Rasulullah adalah wanita, yaitu istri beliau, Khadijah RA; orang yang pertama kali syahid dalam Islam juga dari kalangan wanita, yaitu Sumayyah binti Khayyath; dan yang pertama kali hilang penglihatannya dalam mempertahankan akidah pun wanita, yaitu Zunairah, karena muka dan kepalanya dipukul bertubi-tubi oleh Abu Jahal sehingga matanya terluka parah dan akhirnya buta sama sekali.

Ketika Bai’ah Aqabah yang kedua, kaum Muslimah pun amat kuat hasratnya agar berpartisipasi. Nusaibah binti Ka’ab ikut di dalamnya dan ia gugur saat berjihad dengan suaminya (Zaid bin Asim) dalam Perang Uhud, dengan luka di 12 tempat.

Di antara 70 orang yang pertama kali masuk Islam, lebih dari setengahnya, yaitu 37, adalah kaum wanita. Dan jangan dilupa pula peran Fatimah binti al-Khattab dalam mengislamkan saudaranya, Umar bin Khattab, sehingga menjadi suplemen yang luar biasa bagi Islam.

Semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi wanita Muslimah modern untuk mengaktualisasikan perannya dalam pentas kehidupan umat, yang terus digempur dengan aneka tantangan.

 

OLEH Makmun Nawawi

REPUBLIKA