Perbedaan Hibah dan Wasiat

Perbedaan Hibah dan Wasiat

Bismillahirrahmanirrahim

Kedua akad ini sama-sama akad memberi.

Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut :

Pertama, kalau wasiat, harta baru bisa diterima setelah pemberinya meninggal. Adapun hibah adalah harta sudah bisa menjadi hak milik seketika ketika akad diucapkan, tidak harus menunggu pemberi hibah meninggal dunia.

Kedua, wasiat tidak boleh lebih dari ⅓ harta peninggalan, adapun hibah boleh lebih bahkan boleh seluruh hartanya. (Referensi : Fatawa Islam nomor 598)

Sebagaimana keterangan dalam Sa’ad bin Abi Waqos berikut,

يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! أَنَا ذُو مَالٍ , وَلَا يَرِثُنِي إِلَّا اِبْنَةٌ لِي وَاحِدَةٌ , أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثَيْ مَالِي? قَالَ : لَا قُلْتُ : أَفَأَتَصَدَّقُ بِشَطْرِهِ ? قَالَ : لَا قُلْتُ : أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثِهِ ? قَالَ : اَلثُّلُثُ , وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ , إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ اَلنَّاسَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

“Ya Rasulullah, aku mempunyai harta dan tidak ada yang mewarisiku kecuali anak perempuanku satu-satunya. Bolehkah aku bersedekah dengan ⅔ hartaku?”

“Jangan.” Jawab Nabi.

Aku bertanya kembali, “Bagaimana kalau aku sedekah dengan setengahnya ya Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Jangan.”

“Kalau sepertiganya bagaimana ya Rasulullah?”

Beliau menjawab “Ya, sepertiga, dan sepertiga itu banyak. Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu kaya lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan fakir meminta-minta kepada orang.” Muttafaqun ‘alaihi.

Ketiga, hibah tidak sah jika pemberinya adalah orang safih (dungu dalam urusan duit/harta). Berbeda dengan wasiat, ia sah meski pemberinya adalah orang yang safih.

Keempat, hibah boleh diberikan kepada ahli waris, adapun wasiat tidak boleh diberikan kepada ahli waris kecuali jika ahli waris yang lain rela.

Karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

لا وصية لوارث إلا أن يجيز الورثة

Tidak boleh ada wasiat kepada ahli waris kecuali ahli waris yang lain membolehkan/merelakan.” (HR. Daruqutni, dari sahabat Amr bin Syu’aib)

Hadis ini dikuatkan oleh pernyataan sahabat yang mulia Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma,

لا تجوز وصية لوارث إلا أن يشاء الورثة.

“Tidak boleh wasiat diberikan kepada ahli waris kecuali ahli waris yang lain merelakannya.”

Baca tulisan kami terkait tema ini :
Status Harta Wasiat untuk Ahli Waris
https://muslim.or.id/67879-status-harta-wasiat-untuk-ahli-waris.html

Wallahua’lam bis showab.

Ditulis oleh: Ahmad Anshori

Sumber: https://muslim.or.id/68000-perbedaan-hibah-dan-wasiat.html