Perempuan Membaca Al-Qur’an, Tapi Tak Pakai Jilbab, Bolehkah?

Perempuan Membaca Al-Qur’an, Tapi Tak Pakai Jilbab, Bolehkah?

Membaca Al-Qur’an merupakan perbuatan mulia. Pasalnya, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang mulia. Di dalamya terdapat pelbagai moral, etika, dan panduan hidup bagi manusia. Di samping itu, membaca al-Qur’an  termasuk medium utama untuk mendekatkan diri pada Ilahi.

Lantas kemudian timbul persoalan, seorang perempuan membaca Al-Qur’an, tapi tak memakai jilbab, bagaimana hukumnya? Dan apa pandangan ulama fikih dalam persoalan ini?

Untuk menjawab persoalan ini, ulama dari Lembaga Fatwa Mesir telah mengeluarkan fatwa resmi terkait perempuan baca Al-Qur’an, namaun tidak memakai jilbab. Lajnah Ifta Mesir, melalui Doktor Syeikh Nur Ali Salman mengatakan boleh hukumnya membaca Al-Qur’an bagi seorang wanita meskipun tidak memakai hijab atau jilbab. Pasalnya, jilbab bukan jadi syarat utama untuk boleh mengaji Al-Qur’an.

Dr. Nur Ali Salman dari Lembaga Fatwa Mesir menjawab;

هل يجوز للمرأة أن تقرأ القرآن وهي متوضئة، ولكن غير لابسة للحجاب؟
الجواب:
الحمد لله، والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله , نعم يجوز؛ لأنه ليس من شروط قراءة القرآن أن تكون المرأة محتجبة، ولكن يستحب لها ذلك كي تكون متهيئة لسجود التلاوة أثناء القراءة، فستر العورة من شروط صحة سجود التلاوة كما هو من شروط صحة الصلاة، والمهم أن لا تهجر قراءة القرآن. والله أعلم.

Artinya: Apakah boleh bagi seorang perempuan yang berwuduk membaca Al-Qur’an, tapi dia tidak memakai jilbab atau penutup kepala?

Ia menjawab; Segala puji bagi Allah,  Shalawat dan salam bagi Baginda Nabi Muhammad SAW, iya, boleh (Baca Al-Qur’an meski tanpa tudung kepala), pasalnya tutup kepala bukan menjadi syarat untuk membaca Al-Qur’an, akan tetapi sunah hukumnya bagi wanita memakai jilbab, agar ia kelak siap sujud tilawah di tengah bacaan Al-Qur’an, apabila sampai pada ayat yang munyuruh sujud tilawah.

Maka menutup aurat merupakan syarat sah untuk sujud tilawah, sebagaimana menutup aurat juga syarat utama untuk sah shalat. Yang terpenting, perempuan jangan meninggalkan bacaan Al-Qur’an. Wallohu a’lam

Dari penjelasan Syekh Dr. Nur Ali Salman di atas ditarik kesimpulan, bahwa membaca Al-Qur’an bagi perempuan tak mesti menutup aurat. Itu tidak menjadi syarat sah dan boleh mengaji Al-Qur’an. Akan tetapi ketika wanita tersebut ingin membaca ayat yang menyuruh sujud tilawah (ayat sajadah), sebaiknya memakai penutup kepala dan menutup aurat.

Pasalnya, sujud tilawah tak akan sah kecuali dengan menutup aurat. Sebagaimana shalat, maka sujud tilawah pun wajib menutup aurat. Penting dicatat, lagi-lagi konteks di sini bukan membaca AL-Qur’annya, tetapi untuk sujud tilawahnya.

Sementara itu, Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama dari mufti dari Saudi Arabia menyebutkan menutup kepala atau memakai jilbab bukan pula syarat untuk membaca Al-Qur’an. Pasalnya, tidak ada dalil yang menunjukkan demikian.  Dalam kitab Al Fatawa al Jami’atu lil Marati al muslimati, menyebutkan tak ada kewajiban bagi seorang muslimah untuk menutup kepala ketika mengaji Al-Qur,an. Ia berekata;

قراءة القرآن لا يشترط فيها ستر الرأس

Artinya; Membaca Al-Qur’an tidak disyaratkan padanya menutup kepala.

Meski demikian tidak diwajibkan menutup kepala dan menutup aurat bagi perempuan, akan tetapi sebagai adab terhadap Al-Qur’an seyogianya bagi muslimah untuk menutup aurat. Sebagai penghormatan lebih pada Al-Qur’an.

BINCANG SYARIAH