Seorang dokter mengatakan, bahwa rumah sakit di Aleppo benar-benar akan kekurangan obat-obatan dan medis untuk anak-anak Suriah selama satu bulan, dan dalam kondisi yang demikian, anak-anak Suriah harus menahan gelombang serangan udara rezim dan sekutu.
Pengepungan di Aleppo masih belum berakhir, bahkan kian hari kian memanas. Seratus ribu anak masih terjebak dalam pengepungan tersebut.
Seperti dilaporkan Zaman Al Wasl, rumah sakit tidak memiliki persediaan obat-obatan baru, sejak pengepungan Aleppo dimulai pada Agustus lalu.
Dan dokter mengatakan, bahwa mereka akan benar-benar kehabisan obat untuk 275.000 warga dimana 100.000 diantaranya adalah anak-anak.
Pemboman yang dilakukan Rusia dan rezim pada Selasa lalu, dan banjir yang melanda 5 rumah sakit di Aleppo, membuat persediaan obat-obatan yang dimiliki pihak rumah sakit menjadi cepat habis.
“ Saya fikir masih ada persediaan obat-obatan untuk bertahan selama satu bulan, namun ternyata tidak ada, bahkan antibiotik dan beberapa anastesi sudah habis, ” kata dr Zaher Sahloul, kepala American Medical Society di Suriah.
“ Kita sudah memasuki musim dingin, dan akan membutuhkan obat-obatan yang besar untuk anak-anak, namun obat dosis rendah untuk mereka pun sudah habis, “ tambah Mohammad Abu Rajab, seorang teknisi medis.
Beberapa staff dari lima rumah sakit di Aleppo juga mengatakan, akibat kekurangan obat-obatan, dampak buruknya terjadi pada anak-anak.
Susu bubuk untuk bayi habis, sedangkan para ibu tidak dapat memberikan ASI karena kekurangan gizi dan persediaan makanan berkurang.
Rumah sakit di Aleppo sudah mulai menimbun persediaan medis sejak awal tahun untuk mengantisipasi rezim yang akan menghalangi pasokan bantuan masuk ke wilayah Aleppo.
Meskipun persediaan sudah disiapkan, namun saat ini persediaan obat-obatan tersebut sudah hampir habis. (Eka Aprila)