Proses Penciptaan Langit dan Bumi

Proses Penciptaan Langit dan Bumi

Allah menciptakan di atas bumi apa saja yang dibutuhkan manusia dari pepohonan, sungai, jalan-jalan, makanan dan sejenisnya dalam waktu dua hari, yaitu hari Selasa dan Rabu

BANYAK riwayat yang berbeda-beda yang menceritakan tentang sejarah penciptaan langit dan bumi. Ayat di atas secara lahir menggambarkan bahwa penciptaan bumi terlebih dahulu sebelum penciptaan langit.

هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ

“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS: al-Baqarah {2} : 29).

Bagaimana hakekatnya?

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ‘Arsy Allah di atas air. Pada waktu belum ada makhluk lainnya ketika Allah ingin menciptakan makhluk lain, Dia mengeluarkan kabut dari air tersebut, kemudian kabut tersebut membumbung tinggi ke atas, maka disebut dengan langit.

Kemudian air yang di bawahnya mengering, dari situlah diciptakan bumi, kemudian dijadikan tujuh lapis dalam waktu dua hari, Ahad dan Senin. Ketika bumi tersebut bergoncang, Allah ciptakan gunung di atasnya supaya tidak bergoncang lagi. Inilah yang dimaksud dalam firman Allah  Subhanahu wa ta’ala :

وَأَلۡقَىٰ فِي ٱلۡأَرۡضِ رَوَٰسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمۡ وَأَنۡهَٰرٗا وَسُبُلٗا لَّعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk.” (QS: an-Nahl {16}: 15)

Kemudian menciptakan di atas bumi apa saja yang dibutuhkan manusia dari pepohonan, sungai, jalan-jalan, makanan dan sejenisnya dalam waktu dua hari, yaitu hari Selasa dan Rabu. Itulah yang dimaksud dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

قُلۡ أَئِنَّكُمۡ لَتَكۡفُرُونَ بِٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡأَرۡضَ فِي يَوۡمَيۡنِ وَتَجۡعَلُونَ لَهُۥٓ أَندَادٗاۚ ذَٰلِكَ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ  وَجَعَلَ فِيهَا رَوَٰسِيَ مِن فَوۡقِهَا وَبَٰرَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَآ أَقۡوَٰتَهَا فِيٓ أَرۡبَعَةِ أَيَّامٖ سَوَآءٗ لِّلسَّآئِلِينَ

“Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.” (QS: Fushshilat: 9-10).

Kemudian Allah menuju langit yang waktu itu masih berbentuk kabut, kemudian Allah jadikan kabut tersebut satu langit, setelah itu Allah pisahkan menjadi tujuh langit dalam waktu dua hari, yaitu hari Kamis dan Jum’at. Ini yang dimaksud firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ وَهِيَ دُخَانٞ فَقَالَ لَهَا وَلِلۡأَرۡضِ ٱئۡتِيَا طَوۡعًا أَوۡ كَرۡهٗا قَالَتَآ أَتَيۡنَا طَآئِعِينَ  فَقَضَىٰهُنَّ سَبۡعَ سَمَٰوَاتٖ فِي يَوۡمَيۡنِ وَأَوۡحَىٰ فِي كُلِّ سَمَآءٍ أَمۡرَهَاۚ وَزَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنۡيَا بِمَصَٰبِيحَ وَحِفۡظٗاۚ ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Fushshilat {41} : 11-12).

Disebut Hari Jum’at, karena Allah mengumpulkan penciptaan langit dan bumi pada hari itu dan memberikan wahyu dan perintah-Nya pada setiap langit dan bumi. Kemudian menghiasi langit yang terdekat (dengan bumi), dengan bintang-bintang yang berfungsi sebagai lampu-lampu penerang dan penjaga dari syetan-syetan yang mencuri pendengaran.

Setelah selesai menciptakan langit dan bumi dalam waktu enam hari, Allah bersemayam di atas ‘Arsy. Inilah yang dimaksud dalam firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy.” (QS: al-Hadid {57} : 4).

Jumlah Langit dan Bumi

Jumlah langit ada tujuh, sebagaimana yang tersebut dalam Surah al-Baqarah ayat 29 di atas dan ayat-ayat lainnya.  Adapun jumlah bumi, al-Qur’an tidak menyebutnya secara jelas, kecuali dalam satu ayat, firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ وَمِنَ ٱلۡأَرۡضِ مِثۡلَهُنَّۖ

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” (QS: at-Thalaq {65} : 12).

Maksudnya Allah yang menciptakan bumi dengan jumlah tujuh bumi. Ini dikuatkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ  bersabda:

لاَ يَأْخُذُ أَحَدٌ شِبْرًا مِنَ الأَرْضِ بِغَيْرِ حَقِّهِ إِلاَّ طَوَّقَهُ اللَّهُ إِلَى سَبْعِ أَرَضِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ‏ ‏.‏

“Tidaklah salah seorang dari kamu mengambil sejengkal tanah tanpa hak, melainkan Allah akan menghimpitnya dengan tujuh lapis bumi pada hari Kiamat kelak.” (HR: Muslim).

Hadits-hadits tentang jumlah bumi yang tujuh sangat banyak, hadits di atas sudah mewakilinya. Wallahu A’lam.*/Dr Ahmad Zain an-Najah, Pusat Kajian Fiqih Indonesia (PUSKAFI)

HIDAYATULLAH