Rahmat Allah dalam Al-Qur’an

Rahmat Allah dalam Al-Qur’an (Bag 2)

Melanjutkan kajian kita sebelumnya, kita akan menyebutkan kembali ayat-ayat yang berbicara tentang Rahmat Allah dalam Al-Qur’an.

(7). Al-Qur’an memandang manusia yang diselamatkan dari adzab di Hari Kiamat adalah mereka yang mendapat Rahmat Allah sehingga terbebas dari siksa-Nya.

مَّن يُصۡرَفۡ عَنۡهُ يَوۡمَئِذٖ فَقَدۡ رَحِمَهُۥۚ وَذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡمُبِينُ

“Barangsiapa dijauhkan dari azab atas dirinya pada hari itu, maka sungguh, Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah kemenangan yang nyata.” (QS.Al-An’am:16)

(8). Al-Qur’an menjelaskan jikalau tanpa Rahmat Allah pasti manusia akan merugi. Karena Rahmat Ilahi adalah yang menjaga hamba dari kejatuhan ke dalam api neraka.

فَلَوۡلَا فَضۡلُ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهُۥ لَكُنتُم مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ

“Maka sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, pasti kamu termasuk orang yang rugi.” (QS.Al-Baqarah:64)

(9). Al-Qur’an juga menjelaskan bahwa Allah Swt menetapkan sifat rahmat atas diri-Nya.

Barangsiapa yang berbuat dosa karena kebodohan kemudian bertaubat kepada Allah maka Allah akan mengampuninya dan menerima taubatnya.

Karena Rahmat Allah meliputi para pendosa yang ingin kembali kepada-Nya.

وَإِذَا جَآءَكَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِنَا فَقُلۡ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡۖ كَتَبَ رَبُّكُمۡ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَ أَنَّهُۥ مَنۡ عَمِلَ مِنكُمۡ سُوٓءَۢا بِجَهَٰلَةٖ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَصۡلَحَ فَأَنَّهُۥ غَفُورٞ رَّحِيمٞ

“Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun ‘alaikum (selamat sejahtera untuk kamu).” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang-siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.Al-An’am:54)

(10). Rahmat Allah selalu meliputi orang-orang yang berbuat baik karena Rahmat-Nya sangat dekat dengan mereka.

إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

“Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (QS.Al-A’raf:56)

(11). Al-Qur’an juga memandang Rahmat Allah adalah penyebab dari selamatnya orang-orang tertindas dari kejahatan orang-orang yang dzalim.

وَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا نَجَّيۡنَا هُودٗا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ بِرَحۡمَةٖ مِّنَّا وَنَجَّيۡنَٰهُم مِّنۡ عَذَابٍ غَلِيظٖ

Dan ketika azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami. Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.” (QS.Hud:58)

فَأَنجَيۡنَٰهُ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥ فِي ٱلۡفُلۡكِ وَأَغۡرَقۡنَا ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَآۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمًا عَمِينَ

“Lalu Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal. Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (QS.Al-A’raf:64)

(12). Al-Qur’an memandang tumbuhnya kehidupan di tanah setelah sekian lama kering dan mati kemudian tumbuh kembali tumbuhan dan pepohonan diatasnya adalah bentuk dari Rahmat Allah Swt.

فَٱنظُرۡ إِلَىٰٓ ءَاثَٰرِ رَحۡمَتِ ٱللَّهِ كَيۡفَ يُحۡيِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ

“Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati (kering). Sungguh, itu berarti Dia pasti (berkuasa) menghidupkan yang telah mati. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS.Ar-Rum:50)

(13). Al-Qur’an memandang putus asa terhadap Rahmat Allah adalah sebuah kekufuran. Dan itu juga termasuk sifat-sifat dari orang kafir dan orang yang sesat.

وَلَا تَاْيۡـَٔسُواْ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِۖ إِنَّهُۥ لَا يَاْيۡـَٔسُ مِن رَّوۡحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ

“dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (QS.Yusuf:87)

قَالَ وَمَن يَقۡنَطُ مِن رَّحۡمَةِ رَبِّهِۦٓ إِلَّا ٱلضَّآلُّونَ

Dia (Ibrahim) berkata, “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” (QS.Al-Hijr:56)

(14). Al-Qur’an memandang Rahmat Allah itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Rahmat Allah tidak layak dibandingkan dengan semua kekayaan yang dikumpulkan oleh manusia selama hidupnya.

وَرَحۡمَتُ رَبِّكَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ

“Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS.Az-Zukhruf:32)

Itulah beberapa ayat yang menceritakan tentang Rahmat Allah yang begitu luas. Semoga kita tidak pernah dijauhkan dari Rahmat-Nya.

KHAZANAH ALQURAN