Raih Harta Berkah dan Melimpah dengan Bersedekah

Mungkin masih ada di antara kita yang ragu atau enggan bersedekah lantaran takut hartanya berkurang dan menipis. Kita lebih memilih menabung dan berinvestasi emas, tanah, dan lain sebagainya, dengan harapan hartanya akan aman, bertambah, kekal, dan menjamin masa depannya.

Kita lupa bahwasanya di dalam harta kekayaan kita itu ada andil orang lain. Di balik untung besar pabrik sepatu milik kita, ada buruh-buruh yang banting tulang pagi, siang, malam. Perusahaan kontruksi milik kita bisa berhasil membangun jembatan layang dengan tempo cepat karena berkat otot kuli-kuli. Nasi dan ikan yang laris manis dijual di restoran kita adalah buah keringat dari para petani dan nelayan.

Jadi sangat wajar jika Allah subhanahu wata ‘ala menetapkan sebagian hasil yang kita peroleh untuk diberikan kepada orang lain. Wajar pula bila muncul kecemburuan sosial apabila kita tidak bersedekah kepada mereka. Lebih-lebih, uluran tangan yang tak datang itu dibarengi dengan unjuk kemewahan di depan mata mereka.

Agaknya kita perlu sadari kembali bahwa harta kekayaan yang kita miliki pada hakikatnya hanya titipan dari-Nya. Kikir dan menyombongkan sebuah titipan tentu merupakan laku yang amat tidak pantas lagi tercela. Kisah Qarun mengandung pelajaran yang sangat berharga untuk kita. Ia kaya raya, tapi sombong dan pelitnya minta ampun. Hidup pada zaman Nabi Musa, ia menyangka hartanya akan mengekalkannya dalam kesenangan. Harta kekayaannya ia gunakan dalam kesombongan, kesesatan, dan kezhaliman. Hingga akhirnya berujung pada kehinaan. Allah membenamkannya beserta harta dan rumahnya ke dalam bumi. Tidak ada satu golongan pun yang dapat menolongnya dari adzab Allah. Na’udzubillah.

“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya (menjadikannya kikir dan enggan menginfakkan harta di jalan Allah). Dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.” (QS 104:1-3).

Sejatinya, bersedekah kepada kaum dhuafa itu membentang kebaikan dan memperbanyak sumber rezeki kita. Bila mereka dibiarkan dalam kemiskinan, terlantar dan tidak diberdayakan, maka kita telah menyumbat mata air rezeki. Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya kamu tidak ditolong dan tidak mendapat rezeki kecuali lantaran (perjuangan) golongan lemah di antara kamu.” (HR.Bukhari). “Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah sedekah yang paling afdhal.” (HR. Ibnu Abid Dunya).

Bersedekah tak akan membuat kita “buntung”. Allah berfirman, “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap tangkai ada serratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS 2:261). Demikian berkahnya sedekah. Setiap hari ada ratusan malaikat yang turun ke bumi mendoakan orang yang bersedekah. Bagi orang yang setiap hari berniat untuk berinfak, akan didoakan para malaikat yang ada di depan rumahnya dengan do’a, “Ya Allah berikanlah pengganti pada orang yang suka berinfak ini.” Sebaliknya, bagi orang yang tidak ada niat, bahkan cenderung kikir, ada pula malaikat yang mendoakan, “Ya Allah berikan pada orang yang tidak mau berinfak ini kehancuran pada hartanya.”

Karena itu di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, mari kita rajin-rajin bersedekah. Agar harta kita kian melimpah dan berkah.  Untuk menjadikan sedekah lebih berkembang dan diterima oleh kaum dhuafa, kita bisa menyalurkannya melalui lembaga terpercaya dan transparan dalam mengelola sedekah. Dompet Dhuafa adalah salah satu lembaga yang mengelola dana sedekah masyarakat dan menjadikannya program-program produktif dalam bidang Kesehatan, Pendidikan, Dakwah, Ekonomi, Sosial dan Kemanusiaan. Bersedekah tanpa rasa ragu dan insya Allah mengalir pahala kebaikan untuk kita semua.

HIDAYATULLH