22 Faedah Sedekah

ADA banyak faedah sedekah. Apa saja?

Sebagaimana firman Allah, “… Wahai Tuhanku, alangkah baiknya Engkau lambatkan kedatangan ajalku sedikit waktu lagi, supaya aku dapat bersedekah,” (Surah al Munafiqun : 10). Sedangkan dia tidak berkata, “Supaya aku dapat mengerjakan umrah” atau “Supaya aku dapat shalat ” atau “supaya aku dapat berpuasa”?

Seorang ulama berkata, “Tidaklah seseorang yang telah mati itu menyebut untuk bersedekah melainkan karena kehebatan pahala yang telah dilihatnya selepas kematiannya.”

Maka hendaklah kamu perbanyak sedekah karena sesungguhnya seorang mu’min akan berada di bawah teduh pahala sedekahnya pada hari kiamat nanti.

Bersedekahlah untuk saudaramu yang telah meninggal dunia karena sesungguhnya mereka amat berharap untuk kembali ke dunia untuk bersedekah dan melakukan amalan soleh.

Oleh karena itu realisasikanlah harapan mereka. Dan latihlah anak-anak kita supaya membiasakan diri dengan bersedekah.

Bersedekahlah. Sesungguhnya Allah memberi ganjaran kepada orang yang bersedekah.

Adakah Anda pernah membaca tentang faedah sedekah?

1. Faedah Sedekah: Amalan sedekah itu adalah salah satu pintu dari pintu-pintu syurga.

2. Sedekah adalah sebaik-baik amalan soleh dan sebaik-baik sedekah ialah memberi makan.

3. Pahala sedekah akan menaungi pemiliknya pada hari kiamat dan melepaskannya dari azab neraka.

4. Faedah Sedekah:  Sedekah dapat memadamkan kemurkaan Allah dan panasnya kubur.

5. Sedekah adalah sebaik-baik hadiah buat si mati, yang paling bermanfaat untuknya di kuburan dan yang ditambah oleh Allah akan rezeki (karena bersedekah).

6. Sedekah adalah satu penyucian harta dan jiwa dapat menggandakan kebaikan.

7. Sedekah adalah puncak kegembiraan si pemberi dan puncak wajahnya bercahaya di hari kiamat.

8. Faedah Sedekah: Sedekah menjadi pengaman dari ketakutan pada hari huru hara besar dan hari yang tiada kesedihan karena hilangnya sesuatu darinya (hari kiamat).

9. Sedekah menjadi puncak keampunan terhadap dosa dan penghapusan dari kejahatan.

10. Sebagai pembawa berita gembira tentang akhir yang baik dan puncak doa malaikat buatnya.

11. Orang yang bersedekah adalah orang yang terbaik di kalangan manusia.

12. Faedah Sedekah: Pahala sedekah juga adalah untuk semua yang berkongsi tentang sedekah itu (bukan hanya untuk si pemberi).

13. Pemberi sedekah dijanjikan kebaikan yang banyak dan pahala yang besar.

14. Orang yang suka berinfaq adalah salah satu sifat orang yang bertaqwa.

15. Dan sedekah menjadi puncak lahirnya kasih sayang hamba Allah kepada si pemberi.

16. Faedah Sedekah: Sedekah tanda dermawan dan salah satu tanda kemuliaan dan kemurahan hati.

17. Bersedekah memustajabkan doa dan memecahkan segala kesulitan.

18. Bersedekah menolak bala dan menutup 70 kejahatan di dunia.

19. Sedekah memanjangkan umur, menambah rezeki, menjadi puncak rezeki dan kemenangan.

20. Faedah Sedekah:  Sedekah menjadi obat, penawar dan penyembuh.

21. Sedekah menghalang kebakaran, tenggelam akibat banjir dan kecurian.

22. Pahala sedekah adalah tetap (tidak berbeda-beda) walaupun diberikan kepada hewan ternak atau burung-burung. []

Sumber: Kitab Ziarah ke Alam Barzakh (Al Imam Jalaluddin As-Suyuti)
Artikel ini beredar viral di media sosial dan blog. Kami kesulitan menyertakan sumber pertama.

ISLAMPOS

Jawaban Nabi Muhammad Saat Orang Miskin Mengeluh tak Bisa Bersedekah Seperti Si Kaya

Jawaban Nabi Muhammad Saat Orang Miskin Mengeluh tak Bisa Bersedekah Seperti Si Kaya

Orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin pernah mengadu kepada Nabi Muhammad SAW soal kemampuan ibadah mereka. Dalam hadits riwayat Muslim dari jalur Abu Shalih, dari Abu Hurairah, kalangan fakir miskin Muhajirin mengeluh karena orang-orang kaya membawa banyak pahala, derajat dan kenikmatan yang besar.

Mereka mengatakan bahwa orang-orang kaya mampu melaksanakan sholat sebagaimana orang fakir miskin sholat, dan berpuasa seperti puasanya orang fakir miskin. Namun, orang kaya bisa bersedekah sedangkan mereka tidak bisa. Orang kaya bisa memerdekakan budak sedangkan mereka tidak mampu.

Mendengar hal tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kalian mau aku tunjukkan amalan yang jika dikerjakan akan mendahului orang-orang setelahmu dan tidak ada seorang pun yang lebih mulia kecuali orang yang mengerjakan amalan serupa, yaitu membaca tasbih, takbir dan tahmid sebanyak 33 kali setiap selesai sholat.

Dalam riwayat Abu Shalih disebut, kalangan fakir miskin Muhajirin itu kemudian kembali mendatangi Nabi SAW untuk menyampaikan bahwa orang-orang kaya telah mengetahui amalan yang mereka kerjakan lalu juga ikut mengamalkannya.

Lantas Nabi Muhammad SAW bersabda, “Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada orang-orang yang Dia kehendaki.”

Hadits riwayat Bukhari juga menjelaskan topik yang sama dan juga dari jalur Abu Hurairah, namun dengan sedikit perbedaan pada matan atau isi hadits. Dijelaskan dalam hadits tersebut, bahwa orang-orang fakir miskin mendatangi Rasulullah.

Mereka menyampaikan, orang-orang kaya memiliki derajat tinggi dan kenikmatan karena selain bisa sholat dan puasa, juga bisa melaksanakan ibadah haji, umroh dan berjihad serta bersedekah.

Rasulullah SAW kemudian menjelaskan suatu amalan dengan bersabda, “Maukah aku ajarkan amalan yang akan mengejar orang yang mendahului kalian dan dengan amalan tersebut membuat kalian menjadi terdepan dari orang setelah kalian. Tidak ada orang yang lebih utama daripada kalian, kecuali orang yang melakukan amalan serupa, yaitu bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir sholat sebanyak 33 kali.”

Para sahabat kemudian berselisih. Ada yang bertasbih 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 34 kali. Lalu Abu Hurairah (perawi) kembali kepada Nabi SAW, dan beliau SAW bersabda, “Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai 33 kali.”

Sumber

https://www.elbalad.news/5371665

5 Keajaiban Sedekah yang dapat Membuatmu Bahagia

Sedekah atau Shadaqah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infaq. Sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta, namun, mencangkup segala amal atau perbuatan baik.

Allah berfirman di dalam  Surat An-Nisa Ayat 114 yang artinya :

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mendamaikan di antara manusia. Dan siapa yang berbuat demikian dengan maksud mencari keridhoan Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat besar.”

Di dalam surat itu dijelaskan bahwa bersedekah merupakan upaya menemukan ridho Allah. Sedekah mengundang pahala dan kebaikan bagi pelaksananya.

Hukum sedekah dalam Islam ialah sunah atau dianjurkan. Jadi, apabila dikerjakan akan mendatangkan pahala dan kebaikan. Apabila ditinggalkan juga tidak mendatangkan dosa.

Namun, sedekah dapat berubah hukumnya menjadi wajib jika seorang muslim telah mampu dan berkecukupan berjumpa dengan orang lain yang kekurangan.

Allah sangat menyukai orang-orang bersedekah sebagaimana dikutip dari surat Al-Baqarah ayat 276 yang artinya :

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.”

hadis sedekah yang paling utama diriwayatkan Abu Hurairah R.A. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari di saat terbitnya matahari: berbuat adil terhadap dua orang (mendamaikan) adalah sedekah; menolong seseorang naik kendaraannya, membimbingnya, dan mengangkat barang bawaannya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah; Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan sholat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada bulan Ramadan, Allah SWT membuka pintu pahala seluas-luasnya. Jaminan ganjaran pahala yang berlipat ganda membuat umat Muslim banyak berlomba-lomba berbuat kebaikan, bersedekah, dan beribadah saat Ramadan. Tak hanya kabar gembira soal pahala, bersedekah juga memberikan manfaat bagi si pemberi dan penerima.

Berdasarkan penelitian dari Harvard Business Scholl, kebiasaan memberi atau membantu sesama akan membuat mereka, para donatur merasa lebih bahagia. Penelitian tersebut menggambarkan bahwa kebiasaan memberi atau bersedekah dengan tulus membantu dan perasaan bahagia membentuk sebuah lingkaran yang saling terhubung. Orang yang bersedekah akan merasa hidupnya lebih bahagia dan orang yang merasa bahagia akan lebih banyak bersedekah. Begitu seterusnya.

Berikut ini keutamaan dan 5 keajaiban bersedekah yang dapat membuatmu bahagia :

  1. Sedekah Merupakan Bentuk Rasa Syukur

Sedekah bisa dilakukan dalam berbagai cara. Sedekah juga jadi salah satu cara untuk bersyukur kepada Allah SWT. Salah satu hadist tentang sedekah:

“Setiap persendian manusia wajib disedekahi, setiap hari yang padanya matahari terbit. Beliau bersabda,”Mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, membantu seseorang dalam masalah kendaraannya lalu menaikannya ke atas kendaraannya atau mengangkat bawang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Beliau bersabda, “(Mengucapkan) kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang dia berjalan menuju masjid untuk sholat adalah sedekah dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

  1. Bisa Menolak Munculnya Penyakit

Bila kamu sakit, bersedekahlah. Ini merupakan salah satu keajaiban sedekah anak yatim. Bila sudah bersedekah dan belum juga sembuh, maka perbanyaklah lagi sedekah. Allah sedang mendengarkan doa orang-orang yang pernah kamu beri sedekah.

Keajaiban sedekah dan istighfar tidak hanya dapat membuat kamu sembuh dari penyakit. Sedekah juga bisa mencegah penyakit. Bila ada orang bermaksud jahat atau penyakit menyerang, sedekah akan menangkal bala.

Dalam sebuah hadist, Nabi SAW berpesan:

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau menjawab” “Bersedekahlah sedangkan kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih berkeinginan kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda sehingga apabila nyawa sudah sampai tenggorokan, maka kamu baru berkata: “Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hal si fulan (ahli warisnya),” (HR. Bukhari dan Muslim).

  1. Dimudahkan Mencari Rezeki Halal

Sedekah akan membuat kamu selalu ingat, bahwa kamu bekerja di bawah pengawasan Allah SWT. Inilah sebabnya, sedekah akan membuat kamu berusaha mengumpulkan rezeki dengan cara yang halal.

Rezeki halal yang dimakan seseorang akan membuat orang tersebut mudah mensyukuri anugerah yang diberikan Allah. Seperti dalam firman Allah SWT berikut:

“Maka makanlah yang halal lagi baik dan rezeki yang telah diberikan Allah kepada kalian. Dan syukurilah nikmat Allah jika kalian hanya kepada-Nya saja beribadah”. (An-Nahl:114).

  1. Harta yang Disedekahkan akan Kekal di Sisi Allah

Harta yang kita sedekahkan di jalan Allah akan membantu kita kelak di akhirat. Allah nantinya akan menyimpan harta yang umatnya sedekahkan, dalam hadist yang dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa yang bersedekah senilai dengan satu butir kurma dari hasil usaha yang halal dan Allah tidak menerima kecuali yang halal, maka Allah menerimanya dengan tangan kananNya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala kembangbiakkan sedekah itu untuk orang yang bersedekah seperti salah satu diantara kalian mengembangbiakkan anak kudanya sehingga semakin banyak sampai seperti gunung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada pula keajaiban sedekah subuh yang pahalanya ratusan ribu kali lipat. Yakni, sedekah kepada orang tua, hingga sedekah kepada ulama atau fuqaha.

  1. Sedekah Melipatgandakan Pahala

Perbanyaklah bersedekah sebagai amalan hari Jumat. Sedekah bisa berupa uang, makanan, atau lainnya. Jangan takut uang menjadi habis jika bersedekah. Karena keajaiban sedekah di hari Jum’at adalah Allah akan melipatgandakan pahala sedekah. Bahkan Allah akan menambah rezeki jika kita bersedekah. Nabi bersabda :

“Dan di hari Jumat pahala bersedekah dilipatgandakan”. (Imam al-Syafi’i, al-Umm, juz 1, hal. 239). (rin)

BAZNAS

7 Jenis Sedekah Yang Mendatangkan Kemuliaan Dan Pahala Besar

Sedekah adalah membelanjakan harta dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Bersedekah termasuk ibadah atau amal saleh yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. 

Perumpamaan orang bersedekah diterangkan oleh Allah dalam firman-Nya:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah Ayat 261)

Ada beberapa jenis sedekah yang hukumnya sunnah, namun mendatangkan banyak kemuliaan dan pahala besar diantaranya adalah :

1. Menyantuni Anak Yatim

Memberi santunan kepada anak-anak yatim, adalah perbuatan yang amat mulia

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Tetapi Dia tidak menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apa jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. (QS. Al Balad: 11-16)

 dan dijanjikan posisi yang dekat dengan Rasulullah di surga. Perbuatan ini termasuk sedekah yang hukumnya sunnah namun memiliki banyak kemuliaan dan berpahala besar.

2. Menyumbang Masjid

Menyumbang pembangunan masjid atau mengisi kotak amal yang beredar seusai shalat termasuk sedekah yang sunnah dan termasuk golongan Sabilillah yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah Ayat 261 dan sangat bernilai di sisi Allah SWT.

3. Menyerahkan Harta Wakaf

Menyerahkan tanah wakaf untuk dikelola dengan baik dan selalu memberi manfaat yang terus dipetik, termasuk ke dalam jenis sedekah dan termasuk golongan Sabilillah yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah Ayat 261 yang mendatangkan pahala besar.

4. Membiayai Penuntut Ilmu

Membiayai para penuntut ilmu termasuk sedekah yang dianjurkan. Termasuk membiayai siswa berprestasi dalam program bea siswa dan menyantuni sekolah atau pesantren dan termasuk golongan Sabilillah yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah Ayat 261

5. Membiayai Kegiatan Dakwah

Mengeluarkan uang atau harta untuk memmbiayai berbagai program dan kegiatan dakwah juga mendatangkan pahala besar. Diantaranya untuk kepentingan majelis taklim, pengajian, tabligh akbar dan semacamnya dan termasuk golongan Sabilillah yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah Ayat 261

6. Memberi Makan Hewan

Bahkan memberi makan hewan-hewan juga termasuk sedekah yang dicintai Allah. Diriwayatkan ada orang masuk surga karena memberi minum anjing yang kehausan. Berkat memberi minum anjing itu, Allah mengampuni dosanya.

7. Membantu Kerabat atau Fakir Miskin

Membantu atau bersedekah pada kerabat dan fakir miskin termasuk amalan yang mendatangkan pahala besar. Hal ini sebagaimana diterangkan Rasulullah dalam sabdanya: “Bersedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah dan kepada kerabat ada dua (kebaikan), sedekah, dan silaturrahim.” (HR At-Tirmidzi)

Demikian jenis-jenis sedekah yang dianjurkan dan mendatangkan pahala besar bagi yang mengamalkannya. Semoga Allah meenjadikan kita golongan ahli sedekah. Wallohu’alam

Penulis : Muh. Hanafi, SS. M.Sy

KEMENAG NTB

Enggan Sedekah Adalah Ciri Kemunafikan

Salah satu ciri orang yang beriman adalah gemar bersedekah. Sedangkan di antara ciri kemunafikan adalah enggan untuk bersedekah.

Sedekah Adalah Bukti Iman

Rasul shallallahu ‘alaiahi wa sallam bersabda :

وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ

Sedekah adalah burhan (bukti) “ (H.R Muslim)

Yang dimaksud burhan adalah bukti yang menunjukkan benarnya keimanan. Tidaklah akan rela mengeluarkan harta yang ia cintai untuk disedekahkan, kecuali hanya orang yang memiliki keimanan dalam hatinya. Maka ketika seseorang mengedepankan ketaatan kepada Allah dengan bersedekah, ini merupakan bukti benarnya keimanan di dalam hatinya.

Orang Munafik Enggan Bersedekah

Adapun orang munafik, maka mereka enggan bersedekah. Bahkan mereka kikir dari bersedekah. Allah menyebutkan di antara sifat orang munafik di dalam Al Qur’an :

وَلاَ يُنفِقُونَ إِلاَّ وَهُمْ كَارِهُونَ

… dan tidak pula menginfakkan harta mereka melainkan dengan rasa enggan karena terpaksa. ” (At Taubah : 54)

وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ

… dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). ” (At Taubah : 67)

Maka, sedekah adalah burhan keimanan, dan enggan bersedekah adalah ciri kemunafikan.

Allah Mencintai Sifat Dermawan

Sifat dermawan dan gemar bersedekah adalah merupakan akhlak baik dalam Islam. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها

Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi. Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia dan Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi,shahih)

Pahala yang berlipat ganda Allah janjikan bagi orang-orang yang bersedekah dengan hartanya. Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan balasan kebaikannya dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Al Hadid: 18)

Sedekah Sama Sekali Tidak Mengurangi Harta

Ini merupakan jaminan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Sedekah tidak akan mengurangi harta” (HR. Muslim)

Anggapan orang bahwa bersedekah akan mengurangi harta tidaklah tepat. Bahkan dengan banyak bersedekah, harta semakin bertambah berkah dan akan mendapat ganti yang lebih baik. 

Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang gemar bersedekah dan kita berharap senantiasa mendapat rezeki harta yang penuh dengan berkah.

Penulis : Adika Mianoki

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/52996-enggan-sedekah-adalah-ciri-kemunafikan.html

Benarkah Sedekah Harta Pasti akan Dibalas 10x Lipat di Dunia?

Sebagian orang memahami bahwa jika kita sedekah dengan suatu harta, maka pasti akan dibalas oleh Allah dengan diberikan 10x lipatnya dari harta tersebut. Misalnya jika sedekah uang 100 ribu, akan mendapatkan balasan 1 juta rupiah. Jika sedekah mobil seharga 100 juta, akan mendapatkan mobil seharga 1 milyar. Dan seterusnya.

Mereka berdalil dengan ayat,

مَن جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

“Siapa yang melakukan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan balasan 10 kali lipatnya.” (QS. Al-An’am: 160).

Kita katakan, ini (memastikan balasan 10x lipat dari harta semisal) adalah pemahaman yang keliru karena beberapa poin berikut:

Pertama:

Hendaknya amalan-amalan saleh yang kita lakukan, termasuk sedekah, kita niatkan semata-mata untuk mencari wajah Allah semata. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعْبُدُواْ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ

“Dan tidaklah mereka diperintahkan, kecuali untuk menyembah kepada Allah semata dan mengikhlaskan semua amalan hanya untuk Allah.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Orang yang beribadah dengan niat murni untuk mencari dunia, maka ia tidak akan mendapatkan pahala apa-apa. Dari Umar bin Khathab radhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,

إنَّما الأعْمالُ بالنِّيَّةِ، وإنَّما لِامْرِئٍ ما نَوَى، فمَن كانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللَّهِ ورَسولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إلى اللَّهِ ورَسولِهِ، ومَن هاجَرَ إلى دُنْيا يُصِيبُها أوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُها، فَهِجْرَتُهُ إلى ما هاجَرَ إلَيْهِ

“Sesungguhnya amalan itu hanyalah tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan ganjaran sesuai niatnya. Barangsiapa yang hijrah untuk Allah dan rasul-Nya, maka amalan hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrah untuk mendapatkan dunia atau untuk menikahi wanita, maka hijrahnya untuk apa yang ia niatkan tersebut.” (HR. Bukhari no. 6953)

Para ulama, da’i, ustaz, hendaknya mendakwahkan dan memotivasi umat untuk mengikhlaskan amalannya hanya untuk Allah semata, bukan untuk niatan-niatan lainnya. Inilah dakwahnya seluruh Nabi dan Rasul. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ

“Katakanlah (wahai Muhammad), ‘Sesungguhnya aku diperintahkan supaya aku menyembah Allah semata dengan memurnikan semua ibadah hanya kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar : 11).

Kedua:

Orang yang beribadah untuk mencari kenikmatan dunia diancam dengan keras oleh Allah dalam Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15-16)

Allah Ta’ala juga berfirman,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahannam. Dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.” (QS. Al-Isra’: 18)

Rincian mengenai hal ini dijelaskan oleh Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, bahwa ada 3 golongan dalam hal ini:

  1. Orang yang bersedekah karena mengharap pujian dari makhluk. Maka, ini adalah riya dan ia tidak mendapatkan pahala sama sekali, bahkan ia melakukan syirik ashghar.
  2. Orang yang bersedekah 100% karena mencari balasan dunia semata seperti mengharapkan kekayaan, ketenaran, kedudukan, dan lainnya. Maka, ini juga tidak mendapatkan pahala apa-apa dan tidak mendekatkan kepada Allah sedikit pun.
  3. Orang yang bersedekah karena mencari rida Allah sekaligus mencari balasan dunia. Maka ini dirinci lagi:
    1. Jika niat mencari balasan dunianya lebih dominan, maka ia tidak akan mendapatkan pahala apa-apa, bahkan ia berdosa. Karena menjadikan ibadah sebagai perantara untuk cari dunia.
    2. Jika niat mencari rida Allah lebih dominan, ini hukumnya boleh, namun mengurangi kesempurnaan pahala dan mengurangi keikhlasan.
    3. Jika niat mencari rida Allah sama besar dengan niat mencari dunia, maka tidak ada pahala baginya.

(Diringkas dari Fatawa Arkanil Islam no. 21)

Ketiga:

Yang dimaksud oleh surah Al-An’am ayat 160 adalah pahalanya yang dilipat-gandakan. Ath-Thabari rahimahullah menyebutkan salah satu tafsir dari ayat ini,

قيل: إن معنى ذلك غير الذي ذهبتَ إليه, وإنما معناه: من جاء بالحسنة فوافَى الله بها له مطيعًا, فإن له من الثواب ثواب عشر حسنات أمثالها

“Sebagian ulama mengatakan, ‘Sesungguhnya maknanya tidaklah sebagaimana yang anda pahami. Sesungguhnya maknanya adalah barangsiapa yang melakukan kebaikan dalam rangka berbuat ketaatan kepada Allah, maka ia akan mendapatkan tsawab (pahala) sebanyak pahala dari 10 kebaikan yang semisal.’” (Tafsir Ath-Thabari)

Jadi, bukan berarti benda yang disedekahkan itu akan dilipat-gandakan 10x lipat oleh Allah sebagai balasan. Namun, yang dilipat-gandakan adalah pahalanya.

Makna ini jelas sekali termaktub dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَن هَمَّ بحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْها، كُتِبَتْ له حَسَنَةً، ومَن هَمَّ بحَسَنَةٍ فَعَمِلَها، كُتِبَتْ له عَشْرًا إلى سَبْعِ مِئَةِ ضِعْفٍ، ومَن هَمَّ بسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْها، لَمْ تُكْتَبْ، وإنْ عَمِلَها كُتِبَتْ

“Barangsiapa yang berniat melakukan suatu kebaikan, namun tidak jadi dilakukan, maka ditulis baginya 1 kebaikan. Barangsiapa yang berniat melakukan suatu kebaikan, dan jadi dilakukan, maka ditulis baginya 10x sampai 700x kebaikan. Siapa yang berniat melakukan suatu keburukan, namun tidak jadi dilakukan, maka tidak ditulis keburukan tersebut. Dan jika dilakukan, ditulis 1 keburukan.” (HR. Muslim no. 130)

Jelas dalam hadis ini menggunakan kata كُتِبَتْ (ditulis), sehingga yang 10x sampai 700x lipat adalah pahalanya, bukan benda yang disedekahkan. Karena yang ditulis itu pahala.

Selain itu, jumhur ulama mufassirin menafsirkan surat Al-An’am ayat 160 bahwa makna al-hasanah adalah kalimat laa ilaaha illallah. Sehingga orang yang mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah dan menjalankan konsekuensinya akan diganjar 10x lipat berupa keimanan.

Al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan,

والتقدير : فله عشر حسنات أمثالها ، أي له من الجزاء عشرة أضعاف مما يجب له . ويجوز أن يكون له مثل  ويضاعف المثل فيصير عشرة . والحسنة هنا : الإيمان

“Maknanya adalah ia mendapatkan 10 hasanah yang semisalnya. Maksudnya, ia mendapatkan ganjaran 10x lipat dari apa yang berhak ia dapatkan, atau mungkin ia mendapatkan yang semisalnya, namun yang semisalnya ini dilipat-gandakan 10x. Dan al-hasanah di sini maksudnya adalah iman.” (Tafsir Al-Qurthubi).

Tafsiran ini semakin menguatkan bahwa yang dilipat-gandakan bukanlah barangnya.

Keempat:

Andaikan seseorang bersedekah niatnya yang dominan adalah untuk mencari wajah Allah, namun juga ia berharap diberikan dunia atas sebab sedekahnya tersebut, maka ini telah kita bahas bahwa hukumnya boleh, namun mengurangi pahalanya.

Namun, pengabulan permintaan tersebut tidak mesti berupa diberikan 10x barang yang semisal atau senilai. Karena pengabulan permintaan itu ada 3 kemungkinan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah yang tidak mengandung dosa dan memutus silaturahmi, melainkan Allah akan beri padanya salah satu dari tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan sesuai dengan doanya, [2] Allah akan menyimpan pengabulannya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan dirinya dari kejelekan yang semisal (dengan permintaannya).” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.” (HR. Ahmad no. 11133, disahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Targhib no.1633)

Sehingga, kita tidak berhak memastikan bahwa pengabulan permintaan kita kepada Allah akan dibalas sesuai keinginan sebanyak 10x lipat. Terkadang Allah akan balas di dunia, terkadang tidak. Bukankah ada dua kemungkinan lainnya?? Allah yang lebih tahu mana pengabulan yang terbaik untuk seorang hamba yang meminta kepada Allah.

Kelima:

Kami tidak mengetahui kalam ulama yang mengatakan bahwa siapa sedekah suatu benda akan mendapatkan 10x lipat benda tersebut atau yang senilainya.

Kami juga tidak mengetahui ada di antara salafus shalih yang mengamalkan demikian, bahwa ada salafus shalih yang jika menginginkan sesuatu dari dunia, maka ia akan sedekah 1/10 nya untuk mendapatkan sesuatu tersebut.

Nasihat berharga Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah,

لا تتكلم في مسألة ليس لك فيها إمام

“Janganlah engkau menyampaikan suatu masalah agama, yang engkau tidak memiliki pendahulu dari para ulama sebelumnya.”

Wallahu a’lam. Semoga Allah Ta’ala memberi taufik.

***

Penulis: Yulian Purnama

Sumber: https://muslim.or.id/71917-sedekah-harta-akan-dibalas-10x-lipat-di-dunia.html

Sedekah Menyembuhkan Penyakit?

Bismillahirrahmanirrahim.

Islam memerintahkan kita untuk berikhtiar mencari obat dari penyakit yang diderita. Semua penyakit pasti ada obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu tua atau kematian. Sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

تداووا عباد الله فإن الله تعالى لم يضع داء إلا وضع له دواء غير داء واحد: الهرم

Berobatlah wahai para hamba Allah. Sesungguhnya Allah Ta’ala tidaklah menciptakan penyakit, melainkan Allah menciptakan juga obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu tua.”

Dan obat suatu penyakit itu tidak selamanya berupa obat-obat jasmani, seperti herbal, obat-obatan medis, dan lain-lain. Ada jenis obat yang secara kasatmata tidak berkaitan dengan jasmani, namun ia adalah obat yang sangat manjur yang bisa mengungguli semua obat medis, herbal, dan yang sejenisnya.

Karena Al-Qur’an mengajarkan bahwa kesembuhan penyakit ada keterkaitan erat dengan kepercayaan yang kuat kepada Tuhan (akidah) dan tawakal yang baik. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا مَرِضۡتُ فَهُوَ يَشۡفِينِ

Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syu’ara: 80)

Pesan ini tidak boleh luput dari setiap muslim yang sakit. Bahwa dokter dan segala upaya pengobatan medis atau herbal, hanyalah sarana ikhtiar untuk mengikuti sunnatullah yang Allah tetapkan di bumi ini. Namun, yang menentukan kesembuhan, bukan ikhtiar kita, tetapi Allah Tuhan alam semesta yang mampu menyembuhkan.

Status hadits tentang sedekah sebagai obat dari penyakit

Salah satu ikhtiar berobat yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah berobat melalui sedekah. Disebutkan di dalam hadis dari Abdullah bin Mas’ud dan Ubadah bin Shomit -semoga Allah meridai keduanya-, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وداوُوا مرضاكم بالصدقة

Obatilah orang-orang sakit kalian dengan bersedekah.” (Dinilai hasan oleh Syekh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ dan Shahih At-Targhib)

Ibnul Qayyim rahimahullah menerangkan hadis ini,

فإن للصدقة تأثيرًا عجيبًا في دفع أنواع البلاء ولو كانت من فاجر أو من ظالم بل من كافر فإن الله تعالى يدفع بها عنه أنواعا من البلاء وهذا أمر معلوم عند الناس خاصتهم وعامتهم وأهل الأرض كلهم مقرون به لأنهم جربوه

Sedekah memiliki khasiat yang kuat menolak berbagai macam bala (termasuk penyakit). Bahkan, sekalipun itu dari orang yang ahli maksiat, zalim, maupun orang kafir. Melalui sedekah yang mereka lakukan, Allah angkat bala. Khasiat sedekah seperti ini disaksikan oleh banyak orang, orang-orang berilmu, atau kaum awam umumnya, bahkan seluruh penduduk bumi mengakuinya karena mereka telah merasakan sendiri.” (Jami’ Al-Fiqh, 3: 7)

Jika ahli maksiat, bahkan orang kafir sekalipun, sedekah untuk menolak bala atau menyembuhkan penyakit bisa Allah Ta’ala kabulkan, terlebih jika yang melakukan adalah seorang muslim yang bertauhid dan taat kepada agama.

Hadis tentang khasiat sedekah dapat menyembuhkan penyakit di atas kebenarannya dikuatkan oleh keterangan berikut ini:

Pertama, banyak hadis sahih menerangkan bahwa sedekah dapat menolak bala.

Di antaranya yang paling sahih adalah hadis yang tertulis di Shahih Bukhari dan Shahih Muslim tentang salat gerhana (kusuf),

فإذا رأيتم ذلك فادعو الله وكبروا وصلوا وتصدقوا

Jika kalian melihat gerhana, maka berdoalah, bertakbir, salat, dan bersedekahlah.

Ibnu Daqiq Al-‘Id rahimahullah berkata,

وفي الحديث دليل على استحباب الصدقة عند المخاوف لاستدفاع البلاء المحذور

“Hadis ini dalil anjuran bersedekah ketika suasana menakutkan untuk menolak bala yang dikhawatirkan.”

Kedua, sedekah dapat meredam kemarahan Tuhan.

Sebagaimana disebut dalam hadis,

إن الصدقة لتطفئ غضب الرب وتدفع ميتة السوء

Sesungguhnya sedekah dapat meredam kemarahan Tuhan dan mencegah kematian yang buruk.”

Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi di Jami’ As-Shahih, pada bab zakat, nomor hadis 644. Beliau menilai bahwa hadis ini derajatnya hasan gharib.

Demikian pula Imam Thabrani di dalam Mu’jam Al-Kabir, nomor 1018 dan 8014, menilai sanad hadis ini hasan.

Dan sejumlah ulama hadis lainnya juga menilainya hasan. Kesimpulan status hasan hadis ini diamini oleh lembaga fatwa Lajnah Da’imah (KSA),

فالحديث روي بطرق متعددة بنحو اللفظ المذكور مطولاً ومختصرًا عن عبد الله بن جعفر وأبي سعيد الخدري وعبد الله بن عباس وعمر بن الخطاب وعبد الله بن مسعود وأبي أمامة وأنس بن مالك ومعاوية بن حيدة ، وهي طرق لا تخلو من ضعف كما ذكره أئمة الحديث، لكن الحديث له شواهد تقويه وكثرة طرقه تجعله لا يقل عن مرتبة الحسن لغيره.

“Hadis ini diriwayatkan melalui sejumlah jalur sanad, ada yang dengan redaksi panjang ada yang ringkas. Diriwayatkan dari Abdullah bin Ja’far, Abu Sa’id Al Khudri, Abdullah bin Abbas, Umar bin Khattab, Abdullah bin Mas’ud, Ubai bin Umamah, Anas bin Malik, dan Muawiyah bin Haidah. Semua sanad tersebut tidak terhindar ke-dhoif -an sebagaimana keterangan para imam hadis. Namun, hadis ini memiliki riwayat penguat dan banyak sanadnya sehingga statusnya dari lemah naik menjadi hasan lighoirihi.” (Fatawa Lajnah Da’imah no. 18860)

Makna hadis di atas adalah, sedekah dapat menghapus dosa. Di antara penyebab datangnya musibah adalah karena dosa kita. Melalui musibah, Allah ingin menghapus dosa kita.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ

“Musibah apa pun yang menimpa kamu, maka adalah karena perbuatan tangan kamu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)

Maka dengan sedekah, dosa dapat terhapus sehingga akan meringankan musibah, bahkan menghilangkannya dengan izin Allah.

Ketiga, salah satu sebab doa menjadi mustajab adalah ketika diiringi tawasul dengan amal saleh, di antaranya seperti sedekah.

Dalilnya adalah hadis yang mengisahkan tentang tiga orang yang terkunci di dalam gua. Lalu ketiganya berdoa kepada Allah dengan bertawasul dengan amal saleh masing-masing. Ada yang bertawasul dengan baktinya kepada kedua orang tua. Ada yang bertawasul dengan takwanya saat diajak berzina oleh wanita cantik. Ada yang bertawasul dengan amanahnya mengelola harta orang lain. Kemudian, Allah pun kabulkan doa mereka.

Selengkapnya hadis tentang tiga orang yang terkunci di dalam gua, bisa Anda baca di sini.

Meniatkan sedekah agar Allah memberikan kesembuhan, adalah bentuk tawasul dengan amal saleh.

Agar sedekah manjur menyembuhkan penyakit -dengan izin Allah-

Berapa hal berikut wajib dilakukan agar sedekah benar-benar berkhasiat menyembuhkan penyakit:

Pertama, lakukan dengan ikhlas karena Allah ‘Azza Wajalla.

Sedekah adalah ibadah yang memiliki nilai pahala yang agung. Agar sedekah dapat berbuah maksimal, maka harus disertai keikhlasan yang tinggi dan tentu saja memperhatikan tutunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam pelaksanaannya. Layaknya syarat yang berlaku pada semua ibadah.

Kedua, sedekahlah dengan harta yang baik dan Anda cintai. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إن الله طيب لا يقبل إلا طيبا

“Allah itu Mahabaik, dan Allah tidak akan menerima amalan, kecuali yang baik-baik saja.”

Ketiga, disertai rasa yakin dan pasrah kepada Allah bahwa Allah mampu menyembuhkan.

Dalilnya adalah hadis dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة، واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه

Berdoalah dalam keadaan Anda yakin Allah akan kabulkan doa Anda. Ingat, Allah itu tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi)

Keempat, hindari keinginan tergesa-gesa minta dikabulkan. Karena prasangka seperti itu dapat menghalangi terkabulnya doa.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يُسْتجَابُ لأَحَدِكُم مَا لَم يعْجلْ: يقُولُ قَد دَعوتُ رَبِّي، فَلم يسْتَجبْ لِي. متفقٌ عَلَيْهِ.

Doa kalian akan dikabulkan selama kalian tidak tergesa-gesa, seperti orang mengatakan, “Aku berdoa terus, tetapi kok Tuhan tidak mengabulkan?!” (Muttafaqun ‘alaih)

Kelima, tepat sasaran.

Sebuah pemberian bernilai sedekah ketika diberikan kepada fakir miskin dengan tujuan membantu mereka memenuhi kebutuhan. Adapun jika diberikan kepada orang yang berkecukupan, maka pemberian menjadi bernilai hadiah. Karena hadiah adalah pemberian kepada orang kaya dan miskin dengan niat bukan memenuhi kebutuhan, tetapi pemuliaan. (Lihat Syarah Al Mumti’ Ibnu ‘Utsaimin, 7: 481)

***

Penulis: Ahmad Anshori, Lc.

Sumber: https://muslim.or.id/70296-sedekah-menyembuhkan-penyakit.html

Apa Hukum Sedekah Sambil Buat Konten Youtube?

Konten sedekah di Youtube menjadi fenomena.

Di era digital dan media sosial ini banyak terjadi pergeseran budaya dan kebiasaan masyarakat. Salah satunya fenomena sedekah sambil membuat konten media sosial seperti Youtube.

Muncul pertanyaan, sedekah sambil membuat konten media sosial apakah termasuk sikap riya atau bukan? Ulama memandang bahwa orang yang sedekah sambil membuat konten media sosial tidak bisa dihukumi karena hanya Allah yang tahu niatnya, isi hatinya dan pikirannya.

Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Mahbub Maafi, mengatakan, sedekah wajib seperti membayar zakat sebaiknya dipublikasikan agar orang lain tahu. Sementara, sedekah sunnah sebaiknya dilakukan secara diam-diam.

“Tapi memang di era sekarang, orang bersedekah sambil membuat konten (untuk media sosial), kita tidak tahu maksud orang membuat konten itu apa,” kata Kiai Mahbub kepada Republika, Selasa (16/11).

Ia mengatakan, kalau berpikir positif, bisa jadi konten tersebut menjadi bagian dari edukasi. Agar orang-orang yang menontonnya bisa meniru perbuatan baik dalam konten tersebut.

Menurutnya, manusia tidak boleh berprasangka buruk kepada orang yang bersedekah sambil membuat konten. Mungkin saja konten yang dibuatnya dimaksudkan untuk dakwah agar orang-orang mau berbagi.

Kiai Mahbub menerangkan, memang kadang ada sedekah dibuat konten sehingga menjadi kurang etis. Tapi itu bukan berarti tidak boleh sedekah. Karena mungkin tujuan orang yang sedekah sambil membuat konten itu untuk edukasi dan dakwah.

“Sepanjang itu konten yang baik dan punya dampak yang baik terhadap masyarakat, itu yang penting menurut saya. Sebab ada konten yang baik tapi memiliki dampak yang tidak baik itu jadi tidak baik. Menurut saya itu acuannya,” ujarnya.

Namun menurut Kiai Mahbub, sedekah sambil membuat konten dengan tujuan untuk mendapatkan penonton dan uang sama saja melakukan kapitalisasi terhadap sedekah, perbuatan itu tidak baik. Tapi kalau tujuan membuat kontennya baik dan memiliki dampak baik, itu perbuatan yang baik.  

“Sebab kita tidak bisa tahu isi hati dan niat seseorang jadi kita tidak bisa menghukuminya, maka kita harus bijak melihat, kalau ada orang buat konten diniatkan yang benar, bukan untuk mencari sensasi dan viewer,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, sedekah merupakan amalan mulia yang dianjurkan agama Islam dan selalu dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Tapi belakangan, amalan ini dibuat oleh beberapa konten kreator sebagai tontonan di video miliknya dan disebarkan melalu berbagai platform.

Dalam pandangan, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Buya Amirsyah Tambunan, sedekah dalam berbagai bentuk bisa dilakukan secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surah Al Baqarah Ayat 274.

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ  

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al-Baqarah: 274)

Menurut Buya Amirsyah, dua cara itu boleh dilakukan dengan syarat ikhlas memberi karena Allah SWT. Jadi ada dua cara sedekah, pertama dengan terang terangan, kedua dengan sembunyi-sembunyi atau sirran wa ‘ala niyyah. Jadi yang penting adalah ikhlasnya.

Buya Amirsyah juga menjelaskan, yang perlu diperhatikan dalam bersedekah adalah proses penyaluran dan proses mendapatkan dana sedekah tersebut. Sedekah baik dalam bentuk zakat, infak atau wakaf harus benar dalam proses distribusinya.

Sekretaris Jenderal MUI ini juga menyoroti soal pundi-pundi uang yang diterima konten kreator dari platform-platform media sosial. Menurutnya, uang yang didapat haruslah berasal dari yang baik dan tidak melanggar syariat.

Ia mengatakan, sebaiknya kreator tidak mengambil uang dari iklan-iklan yang diharamkan seperti iklan minuman keras atau judi. “Jadi (harta sedekah) halal dalam arti administrasi dan goiru dzat, di luar dzat itu termasuk perilakunya, pengelolaannya, penyalurannya, supaya dana yang kita peroleh itu berkah,” jelasnya.

KHAZANAH REPUBLIKA

13 Manfaat Sedekah Bagi Muslim

Sedekah merupakan amalan ibadah yang memiliki manfaat bagi pelakunya. Bersedekah sejatinya bukanlah perkara yang secara zahir terlihat membantu orang lain, melainkan juga membantu pelakunya dari berbagai hal perkara duniawi maupun ukhrawi.

Terkait sedekah telah disinggung dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 276, Allah berfirman, “Yamhaqullahu ar-ribaa wa yurbi as-shadaqaati,”. Yang artinya, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah,”.

Dilansir di El-Balad, Jumat (15/10), Wali Fatwa di Darul Ifta Mesir, Syekh Magdy Ashour menjelaskan 13 manfaat yang dihasilkan dari bersedekah. Berikut manfaatnya:

1. Memadamkan murka Allah dengan bersedekah. Terutama sedekah yang sifatnya rahasia, yakni diam-diam tanpa harus diperlihatkan ke khalayak luas. Meski mensyiarkan sedekah diperbolehkan, namun merahasiakannya adalah lebih utama.

2. Bersedekah dapat menghapuskan dosa. Bersedekah juga dapat memadamkan api neraka baginya, sedekah diibaratkan air yang memadamkan api.

3. Bersedekah juga dapat membuat seorang Muslim mencegah dirinya masuk ke dalam neraka. Sedekah dapat menjadi salah satu perisai diri menghindari neraka, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Ittaqunnara walaw bisyiqqi tamratin,”. Yang artinya, “Jagalah diri kalian dari neraka sekalipun hanya dengan sebiji kurma,”.

4. Sedekah dapat menjadi amalan pelindung yang membayangi pelakunya di hari kiamat. Dia (amalan sedekah) akan membentengi pelakunya.

5. Sedekah dapat menjadi obat dari penyakit hati maupun fisik.

6. Sedekah dapat menjadi tangga bagi seorang Muslim dalam menggapai derajat kebenaran.

7. Sedekah dapat menahan perilaku boros. Di mana sifat boros tidak dianjurkan dalam Islam karena menghasilkan kemudharatan.

8. Sedekah dapat mendatangkan keberkahan. Baik keberkahan secara materi di dunia, maupun keberkahan di hari hisab dengan hadirnya pahala-pahala.

9. Sedekah dapat menggandakan pahala seseorang.

10. Sedekah dapat menjadi alasan seseorang untuk masuk surga. Amalan sedekah dapat menjadi pemanggil seorang Muslim masuk ke dalam surga.

11. Sedekah dapat memberikan ketentraman dan kenyamanan hati. Secara psikologis sedekah dapat menghindari seseorang dari stres dan depresi sebab ada kepuasan sosial yang baik di dalamnya.

12. Sedekah dapat menjadi bukti keikhlasan seorang Muslim.

13. Sedekah dapat mensucikan harta.

IHRAM