Rasulullah Ajarkan Mencintai Tanah Air

Rasulullah Ajarkan Mencintai Tanah Air

Rasulullah SAW sejak dahulu telah mengajarkan umat Islam untuk mencintai tanah airnya. Yakni memiliki rasa nasionalisme pada negara kelahirannya. Berikut ini kisah inspiratif Nabi Muhammad terkait jiwa nasionalismenya yang tinggi pada tanah kelahiran meskipun akhirnya terpaksa harus hijrah dari Makkah ke Madinah. Berikut ini artikel Rasulullah Ajarkan Mencintai Tanah Air

Rasulullah Ajarkan Mencintai Tanah Air 

Dalam riwayat Imam At-Tirmizi, beliau (Rasulullah) pernah mengatakan “betapa indahnya engkau wahai negeriku (Mekkah). Betapa saya sangat cinta kepadamu. Seandainya kaumku tidak mengeluarkanku darimu, tentu saya tidak akan bertempat tinggal selain dirimu”. 

Ucapan tersebut dilontarkan oleh banginda Nabi Muhammad saat keluar dari Makkah seraya berlinangan air mata. Rasulullah sebenarnya sangat terpaksa meninggalkan negeri tempat tumpah darahnya. Hal ini menggambarkan betapa kekasih Allah itu sangat dalam mencintai tanah air.

Dari ucapan beliau pun sudah sangat jelas bahwa sebenarnya Nabi Muhammad tidak akan meninggalkan Makkah kecuali dalam keadaan sangat terpaksa saat itu, yakni selalu mendapat intimidasi dari kaumnya sendiri. Namun, Allah menghendaki hal lain. Beliau harus keluar dari Makkah dan hijrah ke Madinah. 

Meski begitu, Rasulullah tetap bersabar. Ketika akhirnya hijrah dan memilih tanah air yang kedua yakni Madinah, Nabi Muhammad pun tak lupa berdoa kepada Allah agar cinta terhadap tanah air yang baru ini melebihi dari cintanya kepada Mekkah. Rasulullah tidak ingin Madinah dijadikan hanya sebatas tempat berlindung sesaat, tetapi dijadikan pula sebagai pelindung dan tempat perjuangannya. 

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasul bahkan berdoa “Allahumma habbib ilainalmadinata, kahubbina makkata aw asyaddan. Ya Allah jadikanlah kami cinta terhadap Madinah sebagaimana kami cinta kepada Makkah atau bahkan lebih dari itu.”

Selain itu dalam hadits shahih yang diriwayatkan Siti Aisyah, Nabi Muhammad juga pernah membaca doa atau merukyah orang yang sedang sakit dengan mengatasnamakan debu dari negerinya.

“Dengan nama Allah, debu dari tanah kami dan liur dari bagian kami, ya Allah sembuhkanlah orang yang sakit dengan izin-Mu”. Memaknai perkataan tersebut lagi-lagi membuktikan bahwa ketika Nabi Muhammad menyebut atas nama tanah air, maka secara tidak langsung mengisyaratkan pada umatnya bahwa begitu besarnya jiwa nasionalisme Rasulullah SAW.

Dari sejumlah kisah tersebut tentunya kita tahu bahwa cinta Nabi Muhamamad terhadap tanah airnya, Makkah, merupakan fitrah atau naluri manusia karena itu adalah tempat tinggalnya. Adapun kecintaan terhadap Madinah merupakan anugerah dari Allah.

Jiwa Nasionalisme Umat Islam Terdahulu

Perlu kita ketahui pula, bahkan dari dulu dalam kultur kebiasaan orang Arab, ketika ingin melakukan perjalanan untuk berperang, mereka kerap mengambil secuil tanah sebagai bekal. Kemudian tanah itu diciuminya saat sedang merasakan kerinduan kepada negerinya.

Itulah Makkah, negeri Rasullulah dilahirkan, tumbuh besar, hingga menjadi seorang nabi, bahkan awal memulai keluarga maka tentunya memiliki banyak kenangan-kenangan indah bagi Rasulullah yang menjadikan beliau sangat cinta kepada Makkah.

Dari beberapa kisa tersebut pun kita tahu bahwa sejatinya cinta tanah air merupakan fitrah, naluri, dan menjadi ukuran normal atau tidaknya manusia. Ketika orang rela menggadaikan tanah air, tidak cinta, bahkan akan menghancurkan tanah airnya, maka sebenarnya keluar dari nilai-nilai fitrah, sedangkan Islam adalah agama fitrah. 

Maka bisa kita simpulkan bahwa ketika seseorang mengatasnamakan Islam padahal tidak cinta tanah air, berarti kontradiksi antara Islam dan nilai-nilai fitrah yang ada. Artinya orang yang tidak normal adalah mereka yang tidak cinta terhadap tanah air. Dan perlu kita ingat sejak zaman dahulu pun Rasulullah SAW telah mengajarkan umatnya untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.

Demikian penjelasan terkait Rasulullah ajarkan mencintai tanah air. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH