NAMA lengkapnya adalah Usman bin Amr bin Kaab. Abu Quhafah adalah kuniyahnya. Salah satu putranya adalah khalifah pengganti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang juga mertua beliau.
Ya, Usman bin Amr adalah ayah dari Abdullah bin Usman. Siapa Abdullah bin Usman? Kita lebih mengenal beliau dengan nama Abu Bakr ash Shiddiq.
Abu Quhafah masuk Islam saat penaklukan Mekkah (futuh Makkah). Konon, saat Rasulullah SAW memasuki Mekkah, Abu Bakar menuntun ayahnya menemui Rasulullah untuk menyatakan keislaman dan berbaiat.
Setelah Abu Bakar mengenalkan ayahnya dan menyampaikan maksudnya masuk Islam, Rasulullah SAW berkata,”Biarkan saja orang tua ini diam di rumahnya. Aku yang akan menemuinya.”
Abu Bakar merasa bahagia nabi memperlakukan ayahnya dengan terhormat. Namun demikian ia berkata, “Dia yang lebih berhak untuk datang kepadamu ya Rasulullah.”
Jawab Nabi,” Aku menghargainya karena jasa-jasa anaknya.”
Imam Ahmad pernah menuliskan sebuah hadits berkaitan dengan Abu Quhafah. Hadits tersebut mengisahkan pernyataan pembantu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Anas bin Malik radhiyallahu anha, yang berkisah di hari baiat Abu Quhafah.
Tepat ketika Abu Quhafah menjulurkan tangannya pada Rasulillah untuk berbaiat, Abu Bakr menangis sesenggukan. Sahabat yang mulia ini berkata pada Rasul, “Lebih kusukai jika tangan pamanmu menggantikan tangannya, lalu dia masuk Islam dan dengan begitu Allah membuat engkau rela.” Sebagai penjelas, paman yang dimaksud oleh Abu Bakr adalah Abu Thalib. Dan kita tahu, bahwa Rasulullah begitu mencintai paman yang telah memberikan jasa besar bagi perkembangan dawah Islam di periode awal ini.
Ada satu hadits berkaitan dengan Abu Quhafah. Yakni ketika Nabi melihat rambutnya telah memutih, Nabi menasihatkan agar Abu Quhafah mengecat rambutnya. “Asal jangan dengan warna hitam,” sabda beliau. Di hari penaklukan Mekkah, di saat segala persoalan besar di depan mata, Rasul masih sempat berpikir hal-hal remeh seperti mengecat rambut. Subhanallah.