PERBINCANGAN tentang kemunculan bintang Tsuraya sangat ramai terbaca dan terdengar. Wabah virus kali ini memaksa manusia mencari dalil pembenar kapan pandemi corona ini akan berakhir.
Ketemulah hadits yang menyatakan bahwa jika bintang (Tsuraya) telah terbit, maka wabah akan terangkat hilang. Terlepas dari perdebatan tentang apa makna wabah (‘ahat) dalam hadits ini, hadits ini tetap memberikan harapan besar bagi semua yang berharap wabah ini segera selesai.
Mesin pencarian Google mencatat kenaikan signifikan pada pencarian kata “bintang tsuraya.” Bintang yang mana dan kapan muculnya? Google menjelaskan bahwa dalam dunia ilmu antariksa ia disebut Pleiades. Di Indonesia ia kenal dengan bintang Kartika. Kemunculannya adalah pertanda masuknya musim panas. Ahli ilmu Falak menghitung bahwa ia akan terbit sekitar akhir bulan Mei dan terlihat dengan jelas di awal-awal bulan Juni. Saya gak hendak bercerita tentang bagaimana bintang itu. Saya tertarik pada sisi-sisi lainnya yang lebih ringan.
Sudah mulai banyak orang meneropong langit. Ini adalah pertanda bagus. Manusia terlalu fokus pada bumi akhir-akhir ini, lupa bahwa di atas ada langit. Semua benda langit dilihat, diteliti dan difoto lalu di’share.’ Saya termasuk yang menikmati gambar-gambar itu. Ada bintang yang tampak terang sekali dan relatif besar. Ada pula bintang yang terlihat kecil dan jauh sekali.
Teringatlah saya pada kata-kata guru hati saya dahulu saat saya terbiasa jalan-jalan malam hari menyusuri hutan dan pantai. Guru saya, sambil menudingkan tangannya ke bintang-bintang di langit, berkata: “Semakin tiggi posisi bintang, semakin ia terlihat kecil. Namun hakikatnya ia justru lebih besar ketimbang bintang yang tampak besar dan terang.” Lalu beliau diam tak bicara lagi sampai adzan subuh sayup-sayup terdengar.
Iya, benar. Jangan tertipu dengan keterkenalan atau popularitas. Tidak setiap yang terkenal itu adalah yang paling benar dan otoritatif. Tidak setiap yang tak terkenal itu tak benar dan tak layak untuk dihargai serta dihormati. “Tidak semua yang keluar dari dubur ayam yang tak terkenal itu adalah kotoran, bisa jadi ia adalah telur.” Salam, AIM. [*]
Oleh KH Ahmad Imam Mawardi