INI kisah tentang setan yang jarang muncul di sinetron-sinetron kita: setan yang cantik rupawan. Ya, setan yang berwajah wanita penggoda yang berusaha merusak hubungan keluarga harmonis di sebuah kota di Timur Tengah sana.
Sang suami adalah bos di sebuah perusahaan besar. Istrinya adalah perawat di sebuah rumah sakit pemerintah. Mereka hidup bahagia dengan dua anak yang masih sekolah dasar. Satunya laki-laki dan lainnya perempuan. Rumah mereka terbilang cukup luas; ada taman bunga, kolam renang, garasi dan gapura sendiri.
Suatu hari, sang suami meradang dan mencemooh adik laki-lakinya yang datang untuk mengeratkan tali silaturahmi. Adik ini memang baru saja keluar dari penjara karena kasus kriminal yang mempermalukan keluarga.Cerita seolah terputus di situ.
Kehidupan suami itu kembali seperti biasa. Hingga suatu hari. Saat pulang ke kantor di malam hari, sang suami menabrak gadis di jalan bebas hambatan. Meski terluka di sana-sini, tapi perempuan itu selamat. Saat keluar dari mobil untuk menolongnya, sang suami terbelalak melihat seorang gadis yang cantik rupawan. Dara muda itu pun akhirnya dipersilahkan mampir ke rumah. Dia pun senang. Kini dia jadi bagian dari keluarga yang tenang itu.
Berangsur-angsur kesehatannya membaik, dan kehadirannya di rumah itu perlahan mencuri perhatian sang suami. Drama yang mengaduk-aduk perasaan susul-menyusul. Sang suami rupanya jatuh hati, dan dara rupawan itu pun siap dimadu. Ini seperti menemukan payung saat mau hujan. Sang istri yang mengenal setiap sela rumah tangga itu mencium aroma tak sedap.
Dia marah, dan suaminya pun marah. Kata-kata perceraian berkali-kali terdengar dari mulut sang suami. Entah mengapa, setelah kata-kata itu terlontar, si suami tiba-tiba bertemu dengan seorang pengacara yang menawarkan jasa baik untuk membantunya maju ke sidang perceraian. Berkas perceraian segera masuk ke pengadilan dan si suami mulai berpikir keras untuk memberikan pesangon bagi istri yang hendak dia ceraikan. Dia mengambil jalan pintas: mengemplang uang kantornya. Bola percerian terus bergulir di pengadilan.
Saat segalanya seperti berjalan lancar, sang suami menerima panggilan ibunya untuk mudik ke kampung halaman. Di sana dia mendengar nasihat ibunya yang tidak rela dengan perceraian ini. Sang suami akhirnya luluh juga. Dia mencabut gugutannya.
Ketika dia mulai sadar betapa dia telah gelap mata, segalanya hampir terlambat. Anak laki-lakinya menghilang dari rumah, bersama dara muda yang siap dimadu itu. Dia dan istrinya mencari kemana-mana tapi tak menemukan jejaknya. Mereka lalu membawa orang alim yang dikenal untuk membantu mencari.
Di tempat lain, gadis rupawan itu telah berdiri di sebuah pinggir jalan raya bersama putra sulung keluarga itu. Dia mengajak anak itu menyeberang jalan yang ramai. Dia melangkah terlebih dulu. Berkali-kali mobil menghantam badannya, tapi dia tak terluka sama sekali. Kendaraan seperti hanya menghantam bayang-bayang. Melihat keanehan itu, si sulung terpaku dan lunglai di pinggir jalan.
Tak selang beberapa lama, orangtuanya datang menemukannya terbaring lemas di trotoar. Gadis penggoda itu pun langsung hilang dari pandangan. Ali yang ikut membantu pencarian menerangkan siapa sesungguhnya perempuan jelita itu. Dia dan pengacara yang sempat membantu sang suami mengurus perceraian ternyata adalah sosok yang sama, katanya. Keduanya adalah penjelmaan setan yang hadir dalam wujud yang cantik rupawan.
Moral ceritanya adalah ini: bangga diri, merasa suci, ujub dan sikap merendahkan yang muncul pada sang suami saat bertemu dengan adiknya yang eks narapidana telah membuka pintu bagi setan memasuki kehidupannya. Dan bahwa setan tak selalu punya wajah yang menyeramkan, sehingga kita mudah lari darinya. Terkadang, dan boleh jadi lebih seringnya, setan muncul dalam wajah yang cantik jelita sehingga membuat kita gampang tergiur olehnya.[islamindonesia]