SAHABAT berkata kepada Rasulullah saw, “Ajari aku sebuah amalan agar umurku panjang.”
Rasul pun memberi resepnya, “Jika kau ingin umurmu panjang, sambunglah silaturahmi !”
Kita sering mendengar hadis dari Rasulullah saw tentang “Silaturahmi Memperpanjang Umur”. Panjang umur ini memiliki dua makna, umurnya yang telah ditentukan diberi tambahan oleh Allah atau diberi tambahan keberkahan dalam umurnya.
Mungkin kita bertanya, bukankah umur manusia telah ditentukan? Bagaimana bisa umur kita berubah atau bertambah?
Memang umur manusia adalah sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah. Namun Allah memiliki wewenang untuk merubahnya, bukankah Allah berfirman,
“Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia Kehendaki. Dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab.” (QS.Ar-Rad:39)
Dan pada ayat lainnya Allah Mengisyaratkan pula tentang penambahan umur manusia.
“Sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Dia Mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu yang ditentukan.” (QS.Nuh:3-4)
Jangan bertanya, “apakah bisa umurku bertambah” sementara kita sendiri tidak tau berapa batas umur kita. Mungkin ketentuan umur kita adalah 40 tahun tapi masih hidup hingga umur 45 tahun, tanpa kita sadari sisa umur itu adalah bonus tambahan dari Allah swt.
Jika kau ingin umurmu panjang, sambunglah silaturahmi. Resep yang amat singkat dari lisan suci Rasulullah saw. Karena silaturahmi termasuk amalan yang akan dibalas langsung di dunia seperti halnya berbakti kepada orangtua.
Bentuk dari silaturahmi juga bermacam-macam. Ada yang berupa kunjungan kepada kerabat yang mungkin telah lama tak bertemu dan bisa pula berbentuk bantuan kepada kerabat yang membutuhkan.
Silaturahmi juga ada tingkatannya. Jika kita sedang datang kepada kerabat yang membutuhkan, maka wujud silaturahmi kita adalah membantunya sesuai dengan kemampuan kita. Jika hanya menengok lalu membiarkannya dalam kesulitan tanpa ada usaha untuk membantu (padahal kita mampu untuk membantunya), lalu apa gunanya silaturahmi?
Jangan pernah bersedih jika kita telah menyambung silaturahmi tapi tidak ada balasan atau respon yang baik dari orang yang kita kunjungi. Jangan menyesal dan marah karena kita sedang berurusan dengan Allah bukan dengan mereka.
Jika kita bersilaturahmi karena orangnya, maka kita akan kecewa jika tidak ada balasan yang baik. Namun jika kita silaturahmi karena Allah dan Rasul-Nya, maka kita hanya berharap pahala dan balasan dari-Nya.
Dan orang-orang yang paling berhak dikunjungi dan dibantu adalah keluarga terdekat. Mereka harus mendapat perhatian lebih dari kita. Jangan sampai memperdulikan orang lain tapi menelantarkan sanak famili.
Silaturahmi memang punya pahala tersendiri, namun silaturahmi kepada sanak famili memiliki pahala dua kali lipat. Apalagi sanak famili itu juga menjadi tetangga kita, maka akan mendapat pahala 3 kali lipat. Maka perhatikanlah orang terdekatmu dahulu dan jangan lupa untuk memperhatikan kaum muslimin yang lainnya.
Karena itulah, mari kita sambung kembali tali silaturahmi yang mungkin mulai renggang. Kita harmoniskan kembali hubungan kita dengan sesama, terutama dengan kerabat dekat kita. Karena siapa yang memutus hubungan silaturahmi maka Allah akan Memutus hubungan dengannya di Hari Kiamat. [khazanahalquran]