Maulid Nabi Menurut Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 21; Perintah untuk Menjadikan Nabi Teladan

Berikut ini artikel terkait refleksi tafsir surat Al-Ahzab ayat 21: perintah untuk menjadikan Nabi teladan. Momen perayaan maulid Nabi Muhammad Saw menggema di seluruh penjuru Indonesia.

Maka selayaknya bagi umat Islam untuk mengisinya dengan hal-hal yang bersifat positif dan baik. Salah satunya adalah dengan memperbanyak membaca sirah Nabi atau amalan baik lainnya.

Sebagaimana maklum diketahui, Nabi Muhammad Saw merupakan utusan terakhir yang membawa tugas dari Tuhan untuk menuntun umat manusia ke jalan yang diridhai-Nya. Selain sebagai pembawa risalah, Nabi Muhammad juga mengemban amanah sebagai suri tauladan bagi umatnya.

Nabi Muhammad Saw bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”. (HR. Al-Baihaqi)

Allah Ta’ala berfirman dalam surat al-Ahzab 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الأخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan banyak mengingat Allah”.

Mengenai tafsir surah al-Ahzab  ayat 21 di atas, Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya “Tafsir al-Qur’an al-Adzim” Juz VI hal 391 memberikan penafsiran terkait ayat tersebut dengan berkata:

هذه الأية الكريمة أصل كبير فى التأسى برسول الله صم فى أقواله وأفعاله وأحواله, ولهذا أمر الناس بالتأسى بالنبي صم يوم الأحزاب, فى صبره ومصابرته ومرابطته ومجاهدته وانتظاره الفرج من ربه عز وجل صلوات الله وسلامه عليه دائما إلى يوم الدين..

Ayat ini merupakan dasar yang paten dalam dijadikannya Nabi Muhammad Saw sebagai suri teladan baik dalam ucapan, perbuatan maupun keadaanya. Oleh karenanya, Allah memerintahkan umat manusia untuk menjadikan Nabi Saw sebagai suri teladan pada saat terjadinya perang Ahzab dalam segi kesabaran, keterhubungan, kesungguhan dalam menanti jalan keluar dari Tuhannya.”

Pada dasarnya meski ayat tersebut turun berkaitan dengan prosesi perang Ahzab. Namun, perintah untuk menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai panutan bersifat menyeluruh dan umum dalam segala kondisi. Dalam hal ini berlaku kaidah “al-Ibrah bi-umum al-Lafdz la bi-khusus as-Sabab” atau yang dijadikan pelajaran ialah keumuman lafadz bukan kekhususan sebab turun.

Berkaitan dengan hal ini, Imam Nawawi al-Bantani dalam kitab tafsirnya “Marah al-Labid” Juz II hal 181 menafsiri kata “uswah” pada ayat tersebut sebagai berikut:

أي خصلة حسنة حقها أن يقتدى بها على سبيل الإيجاب فى أمور الدين وعلى سبيل الإستحباب فى أمور الدنيا

Ialah pekerti baik yang seyogyanya diikuti secara wajib dalam persoalan agama dan dianjurkan dalam persoalan dunia”.

Dalam momentum maulid Nabi ini, penulis mengajak untuk kembali merefleksikan pesan yang tersingkap dari ayat 21 al-Ahzab di atas. Untuk dapat mengetahui dan mengikuti akhlak yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Saw maka selayaknya umat Islam untuk memperbanyak membaca sirah atau laku lampah Nabi Saw.

Dengan membaca sirah Nabi Saw, umat Islam akan mengetahui bagaimana indahnya akhlak yang dicontohkan oleh Nabi. Apalagi kini umat Islam dalam momen perayaan maulid Nabi Muhammad Saw maka seyogyanya untuk lebih giat lagi mengisinya dengan memperbanyak melakukan banyak kebaikan.

Demikian tafsir surat Al-Ahzab ayat 21, yang merupakan perintah untuk menjadikan Nabi Teladan. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH