2 Aspek Kebijaksanaan dalam Menghadapi Kesulitan

SAHABAT mulia Islampos, Terbayangkah apa yang kita lakukan ketika keadaan menjadi sulit? Ketika masa depan tampak tanpa harapan dan suram? Diperlukan kebijaksaan yang meliputi dua aspek. Apa saja aspek kebijaksanaan tersebut?

Ada beberapa orang di sekitar kita yang luar biasa dalam menghadapi kesulitan. Mereka tidak hanya menghindari melakukan sesuatu yang drastis; mereka berdiri kokoh, sehingga orang lain merangkak ke arah mereka dan berpegangan pada mereka untuk mendapat dukungan.

Apa yang membuat mereka berbeda?

Mereka memiliki kebijaksanaan dalam menghadapi kesulitan. Sumber utama yang bisa dimanfaatkan seorang muslim untuk meningkatkan tingkat kearifannya adalah Al-Quran. Allah berfirman:

“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barang siapa yang diberi hikmah, pasti dia diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang mengingat kecuali orang-orang yang berakal.” (QS Al Baqarah: 269)

Kebijaksanaan adalah hadiah dari Allah, dan Anda sudah memiliki hadiah itu dalam jangkauan Anda – Al-Quran. Ibnu Abbas mendefinisikan hikmah secara sederhana sebagai pengetahuan tentang Al-Qur’an (Ibn Katsir).

Nabi Muhammad ﷺ membuat doa khusus untuk menghilangkan kesedihan dan kecemasan , di mana dia berkata, “… Engkau menjadikan Al-Quran sebagai kehidupan hatiku dan cahaya dadaku, dan pelepasan kesedihanku dan pelepasan kegelisahanku.” (Hisnulmuslim)

Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk mengubah musim dingin Anda yang sulit menjadi mata air kebahagiaan. Jika Anda dapat mempertahankannya, Anda akan menemukan kepuasan di hati Anda meskipun gagal dalam ujian, atau meskipun mengalami perceraian yang menyakitkan. Anda akan menemukan kesabaran dan keberanian untuk menghadapi kesulitan .

Kepuasan itu akan membantu Anda mengatasi kesulitan Anda dan keluar dari kesulitan. Juga, menerapkan Al-Qur’an dalam hidup Anda akan membawa pertolongan Allah dan mengisi hidup Anda dengan barakah.

1 Aspek Pertama Kebijaksanaan

Quran memberi tahu Anda apa yang perlu Anda lakukan ketika keadaan menjadi sulit. Ketika bencana melanda, Al-Qur’an mengingatkan Anda untuk mengatakan:

“Yang ketika bencana melanda mereka, mengatakan, ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali.” (QS Al Baqarah: 156)

  1. Inna lillah: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah.” Kita adalah hamba Allah. Lupakan hal yang hilang dari kita, kita sendiri adalah milik-Nya.
  2. Wa inna ilayhi raji’un: “Dan kami akan kembali kepada-Nya.” Kesulitan ini bukanlah akhir dari kehidupan. Kehidupan dunia ini hanyalah permulaan.

Nabi Muhammad ﷺ menambahkan doa untuk dikatakan setelah pernyataan ini:

“Jika ada hamba (Allah) yang mengalami musibah mengatakan: ‘Kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali; Ya Allah, berilah aku pahala atas musibahku dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya,’ Allah akan memberinya pahala atas musibah, dan akan memberinya ganti yang lebih baik darinya.“ (HR Muslim)

Dalam doa, kita menambahkan dua poin lagi:

Mintalah pertolongan-Nya.

Berharap yang terbaik.

Setelah Sahabat Abu Salamah wafat, isterinya memanjatkan doa ini. Apakah Anda tahu apa hasilnya? Dia kemudian dinikahi oleh Nabi dan menjadi salah satu umahatul mukminin. Namanya Ummu Salamah.

Empat pengingat ini akan menjaga pikiran kita tetap waras selama bencana.

2 Aspek Kebijaksanaan Kedua

Setelah intelek kita aman dari pengaruh emosi kita yang menyelimutinya, sekarang kita siap mengambil tindakan untuk mengatasi masalah. Untuk ini kita membutuhkan aspek kebijaksanaan yang kedua – kebijaksanaan untuk mengobrak-abrik berbagai tindakan dan memilih yang benar. Di sini, Quran dan sunnah akan membantu Anda.

Jika istri seseorang tiba-tiba mulai berhalusinasi, apa yang dia lakukan? Apakah dia membawanya ke psikiater, melakukan ruqyah padanya, atau meminta syekh memberinya jimat ajaib ?

Meskipun Muslim hidup di zaman teknologi, jumlah orang yang mengejutkan akan memilih opsi terakhir. Ini tidak lain adalah ketidaktahuan, kurangnya kebijaksanaan.

Pedoman umum Al-Qur’an dan Sunnah memberi tahu kita dengan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan seperti itu:

  1. Minta bantuan Al-Qur’an.
  2. Carilah bantuan dari seorang ahli.
  3. Hindari syirik dengan cara apa pun, dan itu termasuk pergi ke syekh untuk mendapatkan jimat ajaib.

Kedua aspek kebijaksanaan ini, digabungkan, membentuk resep sempurna untuk menghadapi kesulitan: sikap terbaik digabungkan dengan tindakan terbaik. []

SUMBER: ABOUT ISLAM / ISLAMPOS