Berikut ini adakah tiga perbedaan ujian orang kaya dan miskin menurut Shaqiq Al-Balkhi. Seorang hamba yang dianugerahi kekayaan oleh Allah, bukan berarti ia disayangi oleh Allah. Kekayaan yang ia miliki tidak serta-merta menunjukkan bahwa Allah lebih sayang kepada dirinya dibandingkan dengan orang lain.
Sebaliknya, jika seorang hamba tertimpa kefakiran atau kemiskinan, maka hendaklah ia bersabar dan rela dengan takdir Allah, tidaklah Allah menganugerahi kekayaan atau kefakiran melainkan hanya untuk menguji hambanya.
Syekh Husain bin Nasir Ibnu Khamis dalam karyanya Munakib Al-Abrar Wa Muhasini Al-Ahyar Fi Tabaqat As-Sufiyyah, Juz 1, halaman 90, mengutip ungkapan ulama sufi, yaitu, Syekh Shaqiq Al-Balkhi terkait perbedaan ujian orang kaya dan orang fakir. Adapun kutipannya sebagai berikut;
الفقير تقارنه ثلاثة أشياء: فراغ القلب، وخفة الحساب، وراحة النفس، والغني تُقارنه ثلاثة أشياء: تَعَبُ النَّفْسِ، وشغل القلب، وشدَّةُ الحساب
Artinya: Ada tiga perkara yang menyertai orang fakir, yaitu, kosongnya hati, ringannya hisab, dan santainya jiwa. Dan ada tiga perkara yang menyertai orang kaya, yaitu, payahnya jiwa, sibuknya hati dan beratnya hisab.
Menurut penuturan Syekh Shaqiq Al-Balkhi di atas, bahwa kekayaan dan kemiskinan itu adalah ujian. Namun keduanya berbeda dalam mengalami ujiannya, ada tiga perkara yang membedakannya. Pertama, orang fakir kosong hatinya, dalam artian ia lebih tenang hatinya dibandingkan orang yang kaya, dan lebih fokus untuk melakukan ibadah atau pengabdian kepada Allah, karena ia tidak direpotkan dengan masalah harta.
Kedua, hisabnya lebih ringan dari pada orang kaya, karena ia tidak memiliki harta, dan tidak terlalu banyak pertanyaan yang diajukan malaikat kepadanya. Bahkan ia lebih didahulukan dari orang kaya untuk memasuki surga. Ketiga, jiwanya lebih tenang dan santai, karena ia tidak disibukkan dengan memikirkan atau menjaga harta.
Sedangkan orang kaya juga diuji dengan tiga perkara. Pertama, ia disibukkan untuk menjaga hartanya, bahkan ia menyewa orang untuk menjaganya, supaya hartanya tidak di curi oleh orang lain. Disamping itu, orang kaya lebih sibuk mengatur waktunya, karena baginya waktu adalah uang.
Kedua, hatinya tidak akan tenang dan selalu gelisah. Terkadang ia sampai melalaikan kewajibannya untuk menginfakkan dan mengeluarkan zakat dari hartanya.
Ketiga, hisabnya lama sekali, karena banyak pertanyaan yang ditanyakan kepadanya. Dari mana harta yang didapatkan, dan dibelanjakan atau dikeluarkan untuk keperluan apa saja. Dengan banyaknya pertanyaan, sehingga orang kaya lama atau terakhir untuk dimasukkan ke surga.
Demikian penjelasan terkait 3 perbedaan ujian orang kaya dan miskin menurut Shaqiq Al-Balkhi. Semoga bemanfaat. Wallahu A’lam Bissawab.