Para penuntut ilmu harus berhati-hati dan selektif dalam mencari guru, karena seorang guru akan dijadikan sebagai panutan. Yang ideal untuk dijadikan guru, adalah orang yang betul-betul alim, berwawasan luas, dan berakhlak mulia. Nah 4 orang yang tidak boleh dijadikan guru Menurut Imam Malik.
Syekh Ibnu Muflih al-Maqdisi dalam karyanya, al-Adab asy-Syar’iyah wa al-Manhu al-Mar’iyah Juz 2, halaman 147, mengutip ungkapan Imam Malik terkait larangan untuk berguru kepada empat orang. Adapun kutipannya sebagai berikut:
وقال مالك: لا يؤخذ العلم عن أربعة ويؤخذ عمن سواهم، لا يؤخذ عن معلن بالسفه، ولا عمن جرب عليه الكذب، ولا عن صاحب هوى يدعو الناس إلى هواه، ولا عن شيخ له فضل وعبادة إذا كان لا يعرف ما يحدث به
Artinya: “Imam Malik berkata, tidak boleh suatu ilmu diambil dari empat orang, dan boleh suatu ilmu diambil dari selain mereka, yaitu, ilmu tidak boleh diambil dari orang yang jelas-jelas bodoh, dan tidak boleh diambil dari orang yang sering kali berbohong, dan tidak boleh dari orang yang selalu menuruti hawa nafsu serta mengajak manusia untuk mengikuti hawa nafsunya, dan tidak boleh dari orang yang telah tua dan memiliki keutamaan serta ahli ibadah jika dia belum diketahui kebenaran apa yang dia katakan”.
4 Orang yang Tidak Boleh Dijadikan Guru
Ungkapan Imam Malik di atas, memberi arahan kepada kita untuk berhati-hati dalam memilih guru, dan ada empat golongan yang tidak boleh dijadikan sebagai guru. Adapun uraiannya sebagai berikut:
Pertama, orang yang jelas-jelas bodoh. Orang yang tidak mempunyai keluasan ilmu, tidak boleh dijadikan guru atau diminta pendapatnya untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ilmu agama. Jika kita bertanya masalah agama, kita harus bertanya kepada orang yang betul-betul mendalami ilmu agama, supaya kita tidak salah dalam memahami ilmu agama.
Kedua, orang yang sering kali berbohong. Orang yang suka berbohong tidak boleh dijadikan guru. Karena boleh jadi, ia mengatakan, ini adalah pendapat ulama padahal ulama yang bersangkutan tidak berpendapat demikian. Orang yang suka berbohong ia tidak menguasai ilmu agama dengan baik, andaikan ia menguasai ilmu agama dengan baik, niscaya ia tidak akan berbohong atas keilmuannya.
Ketiga, orang yang selalu menuruti hawa nafsunya. Orang yang menuruti hawa nafsu, tidak boleh dijadikan sebagai guru. Karena boleh jadi pemahamannya menyimpang dan ia anggap sebagai sebuah kebenaran yang tak terbantahkan. Jika kita ikut membenarkan penyimpangannya maka kita akan disesatkan oleh penyimpangannya.
Keempat, orang tua yang memiliki keutamaan serta ahli ibadah. Ahli ibadah itu belum tentu ia adalah seorang yang berilmu. Karena tidak sedikit orang yang gemar beramal sholeh adalah seorang yang jauh dari ilmu agama. Oleh karena itu, jangan jadikan guru orang yang hanya sebatas rajin beribadah tetapi ia tidak berilmu.
4 orang yang tidak boleh dijadikan guru menurut Imam Malik.Wallahu A’lam Bissawab.