5 Cinta yang Harus Dihindari oleh Seorang Muslim

ADA beberapa cinta yang harus dihindari oleh seorang Muslim. Apa saja dan kenapa?

Rasa cinta memang bersarang pada setiap manusia. Dan hal itu menjadi suatu anugerah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepadanya. Meski begitu, jangan sampai anugerah itu bersarang pada jalan yang salah. Artinya, kita mencintai sesuatu yang seharusnya tidak kita cintai.

Sebagaimana dilansir dari ummi-online.com bahwa ada lima cinta yang harus dihindari oleh kaum muslim. Apa sajakah itu?

1. Kecintaan Terhadap Dunia

Sebagai seorang muslim sejati harus menghindari rasa cinta dunia yang berlebihan. Jangan sampai kita melupakan amal untuk bekal di akhirat kelak.

2. Kecintaan untuk Membangun Rumah yang Megah

Rumah memang salah satu kebutuhan primer manusia. Akan tetapi, muslim sejati juga jangan sampai terlalu disibukkan dengan urusan membangun rumah yang megah. Jangan biarkan diri kita lupa dan meninggalkan amal perbuatan yang dapat menerangi kubur kelak.

3. Kecintaan Terhadap Kesibukan Mengumpulkan Harta Benda

Mencintai pekerjaan memang sangat dianjurkan. Tentu pekerjaan yang diridhai Allah. Akan tetapi, yang lebih penting diingat oleh seorang muslim sejati adalah perhitungan Allah terhadap benda yang dimiliki.

Sesungguhnya dari harta benda itu, yang halal akan dihisab dan yang haram akan menjadi siksa. Ngeri kan? Yuk pikirkan lagi untuk apa saja harta kita.

4. Kecintaan Terhadap Pasangan dan Anak-anak

Loh, kenapa tidak boleh? Mencintai pasangan dan anak-anak itu wajib asalkan tetap tidak boleh melebihi cinta manusia kepada Rabbnya. Bagi seorang muslim sejati, cinta tertinggi tetap pada Allah bagaimanapun kondisinya.

5. Kecintaan Terhadap Hawa Nafsu

Ketahuilah, hawa nafsu bisa menjadi kendaraan syetan untuk mengelabuhi manusia. Apalagi seorang muslimah yang rentan terhadap berbagai godaan. Jangan sampai hawa nafsu kita menjadi kendaraan syetan hingga berhasil membujuk kita untuk meninggalkan perintah Allah.

Nah, itulah kecintaan yang harus dihindari oleh seorang muslim sejati. Apakah kita sudah melakukannya?

ISLAMPOS