Ada 5 perkara yang dimakruhkan ketika menyembelih. Penjelasan ini terdapat dalam kitab al Fiqih Islam wa Adilatuhu karya sarjana muslim, Syekh Wahbah az-Zuhaili. Berikut penjelasan lanjut, tentang perkara yang dimakruhkan ketika menyembelih kurban.
Selain pembahasan soal tata cara dan sunah menyembelih hewan kurban, ada tema yang penting untuk kita ketahui perihal menyembelih hewan kurban yang momennya akan kita jalani bersama pada Idul Adha mendatang ini. Tema tersebut adalah hal-hal yang dimakruhkan ketika menyembelih hewan kurban.
Penjelasan Syekh Wahbah Zuhaili
Pembahasan ini tersebar dalam karya-karya para ulama. Penulis ingin menjabarkan tema ini dengan menukil dari kitab Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 4, halaman 308, karya sarjana muslim, Syekh Wahbah az-Zuhaili.
Hal-hal yang makruh ketika menyembelih itu ada lima. Pembahasan kemakruhan ketika menyembelih hewan kurban ini tentunya sangat erat kaitannya dengan sunah-sunah menyembelih dan seorang dzabih (penyembelih, red) tidak melakukannya. Perkara-perkara yang dimakruhkan tersebut adalah :
5 Perkara yang Dimakruhkan Ketika Menyembelih
Pertama, meninggalkan membaca basmalah menurut ulama yang tidak mewajibkan dan mensyaratkannya. Ulama tersebut adalah dari golongan Mazhab Syafi’i dan sebagian Mazhab Hanafi. Juga termasuk kemakruhan adalah membarengkan membaca basmalah dengan nama rasul atau nama selain rasul.
Kedua, menghadapkan hewan sembelihan ke arah selain kiblat karena hal ini membedai kepada qiyas. (Baca : Hukum Menyembelih Hewan yang Sekarat).
Ketiga, menyembelih kambing biri-biri dan unta menurut ulama golongan Mazhab Hanafi karena berbeda keterangan yang telah ada dalam as-sunah. Sedangkan menurut ulama golongan ulama Mazhab Syafi’iyah dan Mazhab Hanabilah hal itu tidak makruh karena tidak ada keterangan yang melarangnya.
Keempat, penyiksaan dan menambah kesakitan dengan tanpa faidah. Contoh yang menyakiti hewan, seperti memotong kepala, mematahkan leher dan tulang serta menyembelih dari belakang.
Termasuk juga, menyeret hewan dengan kakinya ke tanah, mengasah pisau di depannya setelah berbaring. Termasuk yang menyakiti hewan juga, menyembelih di depan hewan lain. Hal ini melanggar ketetapan sunnah. Terrmasuk hukumnya makruh adalah menguliti atau memotong tulang sebelum hewan itu dingin.
Keterangan barusan bertendensi pada sebuah riwayat :
«أن الفَرافِصَة قال لِعُمَرَ رَضِيَ اللهُ عنْهُ: إِنَّكُمْ تَأْكُلُوْنَ طَعَاماً لَا نَأْكُلُهُ، قَالَ: وَمَا ذَاكَ يَا أَبَا حِسَان؟ فَقَالَ: تُعَجِّلُوْنَ الْأَنْفُسَ قَبْلَ أَنْ تَزْهَقَ . فَأَمَرَ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مُنَادِياً يُنَادِي: الذَكَاةُ فِي الْحَلْقِ والَّلبَةُ لِمَنْ قَدَرَ، وَلَا تُعَجِّلُوا الْأَنْفُسَ حَتىَّ تَزْهَقَ»
Artinya, “Bahwasanya Farafishah berkata kepada Umar RA. : ‘Kamu makan makanan yang tidak kami makan.’ Dia berkata: ‘Apa itu, wahai Abu Hassan?’ Dia berkata: ‘Anda bergegas makan makanan (hewan sembeliha) sebelum ia mati’.
Maka Umar radhiyallahu ‘anhu memerintahkan seorang pembawa berita, menyerukan: ‘Kurban ada di tenggorokan dan daging bagi orang yang mampu, dan jangan tergesa-gesa makan sampai (hewan) itu mati.”
Kelima, menyembelih dengan gigi, paku, dan tulang yang di tarik. Dalam hal ini, mazhab Hanafi yang membolehkan untuk menyembelih dengan cara tersebut. Meskipun makruh karena kerugian terhadap hewan tersebut.
Seperti halnya dengan membunuhnya dengan pisau tumpul. Adapun menyembelih dengan berdiri pakunya tidak di cabut dan sejenisnya, maka tidak boleh. (Baca juga: Hukum Menyembelih Hewan Kurban Melewati Hari Tasyriq).
Teks Kitab 5 Perkara Makruh Saat Menyembelih
مكروهات التذكية
يكره في الذبح أو التذكية ترك السنن السابقة، فتكون مكروهات التذكية ما يأتي (2)
1 – ترك التسمية عند من لا يوجبها أو لا يشترطها، وهم الشافعية وبعض المالكية. أو قرن اسم الله باسم محمد أو غيره. ويكره عند الحنفية أن يقول الذابح عند الذبح: اللهم تقبل من فلان. وإن قال ذلك قبل التسمية والإضجاع أوبعد الذبح جاز.
2 – التوجه بالذبيحة لغير القبلة، لمخالفة السنة
3 – نحر الشياه وذبح الإبل عند الحنفية، لمخالفة ما ثبت بالسنة، ولا يكره ذلك عند الشافعية والحنابلة، لعدم ورود نهي فيه
4 – التعذيب أو زيادة الألم بلا فائدة مثل قطع الرأس، وكسر الرقبة، وبلوغ النخاع، والذبح من القفا (3) ، وجر الحيوان برجله إلى المذبح، وحد الشفرة أمامه بعد الإضجاع، والذبح أمام بهيمة أخرى لمخالفة الثابت في السنة، والسلخ أو النخع (قطع النخاع) قبل أن يبرد الحيوان، لما روي «أن الفَرافِصَة قال لعمر رضي الله عنه: إنكم تأكلون طعاماً لا نأكله، قال: وما ذاك يا أبا حسان؟ فقال: تُعجلون الأنفس قبل أن تزهق (1) . فأمر عمر رضي الله عنه منادياً ينادي: الذكاة في الحلق والَّلبة لمن قدر، ولا تعجلوا الأنفس حتى تزهق» (2) .
5 ـ الذبح بالسن والظفر والعظم المنزوع عند الحنفية الذين يجيزون التذكية بها، مع الكراهة لما فيه من الضرر بالحيوان كذبحه بشفرة كليلة. أما الذبح بالقائم غير المنزوع من الظفر ونحوه فلا يحل