5 Pondasi Tauhid Menurut Syekh Ali Al-Husri

Artikel ini akan menjelaskan lima pondasi atau dasar-dasar ilmu tauhid menurut Syekh Ali Al-Husri. Nama lengkap beliau adalah Abul Hasan Ali bin Ibrahim Al-Husri. Beliau adalah ulama sunni yang hidup di abad ke empat Hijriah, dilahirkan di kota Basrah dan pindah ke kota Baghdad. Meninggal di kota Baghdad pada tahun 371 Hijriah.

Syekh Fariduddin Attar dalam karyanya Tadzkiratul Auliya’ Juz II, halaman 719, mengutip ungkapan Syekh Ali Al-Husri terkait pondasi atau dasar-dasar ilmu tauhid. Adapun kutipannya tertera sebagai berikut:

أصول التوحيد خمسة أشياء: رفع الحدث، وثبات القدم، والمهاجرة عن الوطن، والمفارقة عن الإخوان، ونسيان ما تعلم وما لا تعلم

Artinya: Dasar tauhid itu ada lima perkara, yaitu, menghilangkan hadas, menetapkan langkah, hijrah dari tanah air, berpisah dari saudara, dan melupakan apa yang telah kamu ketahui maupun apa yang belum kamu ketahui.

Ungkapan Syekh Ali Al-Husri yang telah disebutkan di atas, dikomentari oleh Syekh Fariduddin Attar. Adapun komentar dari Syekh Fariduddin Attar terperinci sebagai berikut:

Pertama, suci dari hadas. Hadas terbagi menjadi dua bagian, hadas kecil dan hadas besar. Yang dimaksud dengan hadas kecil adalah menjauhi dari perbuatan-perbuatan dosa kecil. Sedangkan yang dimaksud hadas besar adalah menjauhi dari dosa besar seperti, kekafiran, kesyirikan dan kemunafikan.

Kedua, menetapkan langkah. Artinya bersabar dan berusaha menjauhi larangan Allah, supaya tidak terjerumus kepada dosa kecil atau dosa besar.

Ketiga, hijrah dari tanah air. Artinya hijrah dari mencintai gemerlapnya kemewahan harta benda, kepada memikirkan dan mengamalkan urusan ukhrawi (urusan akhirat) Karena yang hidup di dunia ini, pasti akan kembali menghadap kepada Allah. 

Keempat, berpisah dari saudara. Artinya menyendiri atau uzlah untuk menghindari fitnah dan kejelekan orang lain. kesendirian lebih tenang dan lebih tentram untuk menjalankan berbagai kegiatan ibadah dan pengabdian kepada Allah. Berbeda dengan orang yang suka bergaul, ia tidak akan sempat melakukan berbagai kegiatan ibadah, karena ia disibukkan dengan berbagai urusan atau masalah.

Kelima, melupakan apa yang telah diketahui dan apa yang belum diketahui. Artinya harus percaya kepada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Bahwa apa yang telah terjadi dan belum terjadi, itu semua karena qada’ dan qadar Allah, yang terpenting terus berdoa dan berusaha, pasrahkan semua yang terjadi atau yang belum terjadi kepada Allah.

Demikian penjelasan terkait 5 pondasi tauhid menurut Syekh Ali Al-Husri. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam Bissawab.

BINCANG SYARIAH