Menurut Hadis, Ada Dai yang Tidak Selamat, Apa Penjelasannya?

Menjadi seorang dai atau penceramah bukan tugas yang mudah. Apa yang disampaikan dalam setiap ceramah adalah apa yang akan dipertanggung jawabkan ketika di akhirat. Oleh sebab itu, menjadi dai yang selamat dunia akhirat memerlukan ilmu yang mumpuni untuk mengendalikan diri sendiri dan orang lain supaya mendapat kesalihan-kesalhan, bukan kesalahan-kesalahan!.

Banyak yang terang menyinari kegelapan memberikan kemanfaatan pada apa saja disekitarnya, tapai tidak memberi kemanfaatan pada dirinya sendiri, justru dia yang menerangi malah menjadi hancur bagaikan lilin. Namun ketika kesombongan menguasai hati hal yang demikian ini tidak dirasakan hingga pada puncaknya menyesal. Bayangkan yang memiliki manfaat yang menerangi saja (al-‘alim) tetap tidak selamat bila tidak memanfaatkan ilmu yang dia sampaikan pada orang lain untuk dirinya, apalagi jika yang disampaikan dalam ceramahnya adalah ujaran kebencian, bukan ilmu apakah akan selamat?

Nabi Muhammad Saw bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh at-Thabrani,

مَثَلُ الْعَالِمِ أَلَّذِي يُعَلِّمُ أَلنَّاسَ الْخَيْرَ وَيَنْسَى نَفْسَهُ كَمَثَلِ السَّرَاجِ يُضِئُ لِلنَّاسِ وَيَحْرِقُ نَفْسَهُ

Perumpamaan orang ‘alim (pntar) yang mengajarkan manusia tentang kebaikan namun dia melupakan dirinya (untuk mengamalkan kebaikan) bagaikan lilin yang menyinari manusia sedangkan dirinya habis dan hancur.

Dalam hadis tersebut cukup jelas, mereka yang alaim yang selalu mengajarkan tentang kebaikan kepada manusia tidak akan selamat bila dia sendiri tidak mengamalkan ilmunya. Nabi Muhammad Saw mengibaratkan yang demikian ini sebagaimana lilin menyinari sapa saja yang berada disekitarnya, namun dia sendiri merugi. Contoh tersebut dalam konteks da’i yang berbicara dengan ilmu, apalagi jika tidak menggunakan ilmu. Wallahu A’lam Bi As-Shawab.

BINCANG SYARIAH