Adab Makan Menurut Imam al-Nawawi

Berikut ini artikel terkait adab makan menurut Imam al-Nawawi. Selain mengajarkan tauhid dan hukum-hukum, Islam juga mengajarkan adab-adab kepada penganutnya.

Hal ini dibuktikan dengan adanya teks-teks agama, baik Al-Qur’an maupun hadis, yang menjelaskan bagaimana seharusnya kita menjalani aktivitas sehari-hari, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Tak pelak, urusan makan pun tak luput dari perhatian

Imam al-Nawawi dalam kitabnya al-Majmu’ juz VI halaman 405 menyampaikan beberapa adab makan berdasarkan hadis Nabawi. Adab-adab yang dimaksud ialah:

Pertama, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Kanjeng Nabi bersabda;

رُوِىَ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم قال «‌بَرَكَةُ ‌الطَّعَامِ ‌الوُضُوءُ ‌قَبْلَهُ ‌وَالوُضُوءُ ‌بَعْدَهُ»

Dari Anas ra. bahwa sesungguhnya Kanjeng Nabi bersabda: “Berkah makanan adalah dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.” (HR. Ibnu Majah)

Kedua, membaca basmalah terlebih dahulu sebelum menyantap makanan. Lalu, apabila lupa tidak membaca basmalah saat sebelum makan dan baru ingat di pertengahan makan, maka dianjurkan membaca “bismillahi fi awwalihi wa akhirihi”.

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Sayyidatina Aisyah,  berikut;

‌إِذَا ‌حَضَرَ ‌الْأَكْلُ ‌إِلَى ‌أَحَدِكُمْ..فَلْيَذْكُرْ اِسْمَ اللهِ، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللهِ فِي أَوَّلِهِ.. فَلْيَقُلْ إِذَا ذُكِرَ: بِاْسمِ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

“Apabila salah seorang dari kalian hendak makan, maka sebutlah nama Allah (basmalah). Jika ia lupa membaca basmalah di awal makan, maka begitu ingat hendaklah ia mengucapkan “bismillahi fi awwalihi wa akhirihi.” 

Ketiga, menyantap makanan dari pinggir-pinggir piring. Nabi Muhammad Saw. bersabda;

إٍذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا، فَلاَ يَأْكُلْ مِنْ أَعْلَى الصَّحْفَةِ، وَلَكِنْ لِيَأْكُلْ مِنْ أَسْفَلِهَا، فَإِنَّ الْبَرَكَةَ تَنْزِلُ مِنْ أَعْلاَهَا

“Apabila salah seorang dari kalian menyantap makanan, hendaklah ia tidak menyantapnya dari bagian tengah melainkan dari bagian pinggir makanan. Karena sesungguhnya keberkahan turun di bagian tengahnya.”

Keempat, tidak makan dengan tangan kiri melainkan dengan tangan kanan. Baginda Rasul bersabda;

لَا يَأْكُلُ أَحُدُكُمْ بِشِمَالِهِ، وَلَا يَشْرَبُ بِشِمَالِهِ، فَاِنَّ الشَّيْطَانَ يَفْعَلُ ذَلِكَ

“Janganlah salah seorang dari kalian makan dengan tangan kiri dan jangan pula minum dengan tangan kiri. Karena sesungguhnya setan melakukan hal itu.”

Kelima, tidak mencela makanan. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra;

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا عَابَ طَعَامًا قَطُّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَاِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

“Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika menginginkannya, beliau memakannya. Jika tidak menyukainya, beliau tidak memakannya.”

Keenam, membaca hamdalah setelah makan. Hal ini berdasarkan hadis;

وَرَوَى أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَلَى الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْاُكْلَةَ أَوْ يَشْرَبَ الشُّرْبَةَ فَيَحْمَدَ اللهَ عَلَيْهَا

“Anas ra. meriwayatkan dari nabi Muhammad Saw. bahwasanya Allah sangat ridha pada seorang hamba yang makan dan minum lalu memuji kepada Allah atas hal tersebut.”

Itulah beberapa adab yang dikemukakan Imam al-Nawawi dalam Majmu’-nya. Berhubung adab-adab ini berdasarkan hadis nabi, maka hukum mengamalkannya adalah sunnah. Yang itu artinya, kita bisa memperoleh limpahan pahala dari mengamalkannya.

Demikian penjelasan adab makan menurut Imam al-Nawawi. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi al-shawab.

BINCANG SYARIAH