Adakah Doa Akhir dan Awal Tahun Hijriah?

Mengkhususkan satu ibadah tertentu pada momen tertentu dengan tata cara tertentu mengharuskan pelakunya mendatangkan dalil. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama bersabda,

مَن عَمِلَ عَمَلًا ليسَ عليه أمْرُنا فَهو رَدٌّ

Barangsiapa beramal suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari perkara (agama) kami, maka amalannya tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)

Para ulama menjelaskan tiga syarat yang menjadi batasan bagaimana suatu amalan dikategorikan sebagai amalan bid’ah:

Pertama: Amalan tersebut diada-adakan atau tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama dan para sahabatnya.

Kedua: Amalan tersebut disandarkan oleh pelakunya sebagai bagian dari agama.

Ketiga: Tidak ada dasarnya dalam syariat.

Demikianlah yang dipegang oleh para ulama ketika menyikapi tentang amalan sebagian kaum muslimin yang mengkhususkan doa tertentu atau ibadah tertentu atau zikir tertentu yang dilakukan di momen tertentu, yaitu di akhir tahun. Sebagaimana kita dapat saksikan berikut ini:

Syekh Saad bin Khatslan hafidzahullahu

Beliau hafidzahullahu mengatakan,

“Seorang mengkhususkan penutupan akhir tahun atau awalnya dengan satu amalan tertentu butuh dalil tentangnya. Karena pengkhususan momen tertentu dengan ibadah tertentu tidak dibenarkan, kecuali dengan menyertakan dalil. Jika tidak, maka termasuk di antara bid’ah idhafiyah. Misal: seorang beribadah secara khusus di hari tertentu dan menganggap bahwa hal tersebut dianjurkan. Seperti seseorang menamai kegiatan umrahnya dengan umrah rajabiyah, merayakan malam Isra Mikraj, merayakan maulid Nabi, merayakan pertengahan bulan Syakban, atau melakukan ibadah tertentu di penghujung tahun. Semua ini butuh dengan dalil. Jika tidak ada, maka tidak diperbolehkan. Begitu pun hukum mengkhususkan akhir tahun dengan ibadah tertentu, maka butuh dalil. Dan tidak ada dalil tentang hal tersebut.

Sebagian orang beranggapan bahwa ada anjuran puasa untuk menutup akhir tahun Hijriah atau dengan ibadah (tertentu) atau dengan yang lainnya, maka hal itu tidak ada dalilnya. Akan tetapi, secara umum boleh menganjurkan orang lain untuk banyak ber-muhasabah di setiap perubahan momen. Seperti akhir hari, akhir bulan, atau akhir tahun. Jika demikian, ini dipraktikkan oleh para salaf saleh. Seperti menganjurkan manusia untuk bersungguh-sungguh ketika memasuki bulan Ramadan, atau ketika masuk 10 hari pertama bulan Zulhijah, atau yang semisalnya. Hal demikian tidak mengapa dan bukan mengkhususkan akhir tahun dengan jenis ibadah tertentu.” [1]

Syekh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafidzahullahu

Ketika ditanya perihal kondisi sebagian kaum muslimin yang mengkhususkan akhir tahun dengan doa tertentu, beliau hafidzahullahu menjawab,

“Ini termasuk hal yang tidak dibenarkan. Tidak boleh mengkhususkan ibadah tertentu untuk akhir tahun, baik berupa perayaan, saling mengucapkan selamat, zikir, dan doa. Semua hal tersebut tidak diperbolehkan. Para salaf tidak ada yang mengerjakan hal ini.” [2]

Anjuran

Meski demikian, tidak ada masalah seseorang tetap berdoa kepada Allah di waktu-waktu tersebut dengan doa yang diinginkannya tanpa disertai keyakinan untuk mengharuskan doa tertentu dan momen tertentu. Wallahu Ta’ala a’lam

Baca juga: Pandangan Ulama tentang Perayaan 1 Muharam

***

Penulis: Muhammad Nur Faqih, S.Ag.

Artikel: Muslim.or.id

Catatan kaki:

[1] https://www.youtube.com/watch?v=m5k8ZYSuHBM

[2] https://www.youtube.com/watch?v=ZbAZ-Os7gzs

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/86442-doa-akhir-dan-awal-tahun-hijriyah.html