Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) diduga merupakan kelanjutan dari sebuah aliran kepercayaan yang dipimpin Ahmad Musaddeq. Pada akhir 2006, Musaddeq membawa gerakan Al-Qiyadah al-Islamiyah yang akhirnya diputuskan oleh MUI sebagai aliran sesat karena karena menyimpang dari ajaran Islam dan melakukan sinkretisme agama.
Pembicara kajian Islam tadabbur Alquran Masjid Attin, Jakarta, Parwis L Palembani kepada Republika.co.id, Senin (11/1), mengungkapkan, aliran tersebut melakukan sinkretisme ajaran dari Alquran, Injil dan Yahudi.
(Baca: Sepuluh Kriteria Aliran Sesat).
Meski pernah menyatakan diri bertobat Musaddeq hingga kini dianggap masih menyebarkan ajarannya dengan menggunakan nama lain diantaranya Milah Abraham dan Gafatar yang masih aktif di beberapa wilayah Indonesia.
“Walau ada yang menampik tidak ada arah ke sana. Tapi yang namanya aliran menyimpang selalu bilang murni sosial,” ujarnya. Orang-orang yang tergabung dalam Gafatar, kata dia, banyak terdapat di Jakarta dan Jawa Barat. Namun saat ditanyakan apakah Gafatar ada kaitannya dengan sejumlah orang yang hilang belakangan ini, Parwis menyebut hal itu masih butuh penelitian lebih lanjut.
sumber:Republika Online