Anak Ketahuan Bohong dan Tidak Puasa? Jangan Memarahinya Moms!

“Aku puasa kok Ma!” (tapi cuma di depan Mama aja)

Nah kan, pasti nggak enak kalau tahu ternyata anak berbohong seperti ini, ngakunya puasa padahal nggak puasa. Hal ini mungkin sudah sering terjadi, setiap anak-anak pasti pernah melakukannya, bahkan saat kita masih kecil dulu. Tapi kini sebagai orangtua, apa yang sebaiknya kita lakukan saat anak berbohong dan mengaku puasa?

Profesor psikologi di Ayn Shams School of Medicine, Dr. Hiba Isawi, mengatakan bahwa mengajarkan puasa pada anak adalah salah satu tanggung jawab seorang ibu karena anak terlalu muda dan belum mengerti apa pentingnya puasa dan menjalankan ibadah. Selama anak belum baligh, ajarkan anak puasa secara perlahan.

Karena itulah, ketika Moms mengetahui bahwa anak makan secara sembunyi-sembunyi saat bulan puasa, ini yang bisa dilakukan.

Jangan langsung memarahi anak

Jangan memarahinya ketika tahu ia bohong dan tidak puasa. Jangan menuduhnya pembohong dan berkata kasar karena kesalahannya. Sebaliknya, ajarkan pada anak untuk mengatakan dengan jujur bahwa ia tidak kuat puasa. Apa alasannya tidak puasa dan bagaimana cara mengatasi alasan tersebut.

Jika anak kebanyakan bermain hingga haus, ingatkan anak esok harinya untuk tidak banyak bermain dan berlarian karena ia sedang puasa. Jika anak tertarik makan dan minum karena temannya mengajak, ingatkan bahwa puasa dengan menahan lapar dan haus akan menjadikannya anak yang baik dan disayang Allah SWT. Begitu seterusnya, pintar-pintarlah membujuk dan menyemangati anak untuk bisa menjalankan puasa.

Memberikan pujian

Ketika anak bisa menjalankan puasa, puji keberhasilannya di depan keluarga agar ia tahu bahwa usahanya membuahkan hasil. Dengan begini, anak akan termotivasi untuk melakukan yang lebih baik karena merasa dihargai, dan anak akan merasa lebih percaya diri bisa melakukan puasa lagi esok hari.

Jadi, nggak perlu marah-marah dan menghukum anak kan? Sekarang Moms tahu bagaimana menghadapi anak yang ketahuan berbohong tidak puasa dengan baik.

(vem/feb)

 

VEMALE

Puasa Setengah Hari, Cara Sederhana Ajarkan Anak Puasa Ramadan

Pernah dengan istilah ini kan? Atau bahkan mungkin kamu dulu juga melakukannya saat masih kecil? Untuk anak-anak usia di bawah 10 tahun atau yang masih belum baligh/menginjak pubertas, puasa setengah hari bisa jadi latihan dasar sebelum bisa puasa penuh sehari.

Dalam masalah puasa, para sahabat Nabi pun mendidik anaknya untuk berpuasa. Karena puasa untuk anak-anak masih belum jadi kewajiban, namun sudah jadi tugas kamu Moms untuk mengajarkan anak sejak dini apa arti puasa dan mengapa penting menjalankannya.

Terapkan puasa setengah hari, lebih dulu
Anak punya ketahanan tubuh yang berbeda dengan orang dewasa, ketika mereka merasa lapar dan haus, lebih sulit mengendalikannya. Jadi beri jangka waktu puasa untuknya dari pagi hingga siang saja, misalnya dari jam 6 pagi hingga 12 siang, bisa juga dilanjutkan puasa lagi setelah makan siang hingga tiba waktu berbuka puasa.

Sesuaikan saja dengan kemampuan dan usia anak. Ketika anak sudah terbiasa dan mampu puasa setengah hari, perpanjang masa puasanya, misal dari jam 6 pagi hingga jam 3 sore, begitu seterusnya hingga bisa puasa sehari penuh.

Berikan pujian pada anak
Ketika ia bisa menjalankan puasa dengan baik hari ini, jangan ragu memuji anak di depan keluarga karena keberhasilannya berpuasa. Dengan begini, anak akan termotivasi untuk melakukan yang lebih baik karena merasa dihargai, dan anak akan merasa bangga terhadap diri sendiri dan lebih percaya diri bisa melakukan puasa lagi.

Jangan lupa juga untuk menciptakan suasana bulan Ramadan yang menyenangkan bagi anak sehingga anak bisa lebih fokus dan niat menjalankan puasa. Seperti misalnya memastikan menyimpan semua makanan jauh dari pandangan, dan menjaga meja tetap bersih dari makanan dan minuman.

Happy fasting dan selamat mengajarkan anak berpuasa, ladies!

(vem/feb)

 

VEMALE