Memuliakan Akhlak dengan Membaca Alquran

SYEKH Abdul Aziz bin Baz mengatakan, di antara prasyarat yang mengantarkan pada akhlak Islami adalah memperbanyak membaca Alquran serta mentadabburi maknanya.

Setelah itu bersungguh-sungguh untuk berperilaku dengan akhlak yang sebagaimana Allah Ta’ala sebutkan dalam Alquran mengenai sifat-sifat para hamba-Nya yang saleh. Hal ini dapat mengantarkan kita pada akhlak yang mulia.

Demikian juga hendaknya memperbanyak duduk bersama orang-orang baik dan berakrab-akrab dengan mereka. Juga dengan memperbanyak membaca hadis-hadis saheh dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam yang menunjukkan tentang akhlak mulia.

Demikian juga hendaknya banyak membaca kisah-kisah orang terdahulu dalam kitab-kitab sirah nabawiyyah dan sejarah Islam, yaitu membaca bagaimana sifat dan akhlak orang-orang saleh di masa itu. Semua hal ini dapat mengantarkan kita pada akhlak yang mulia dan beristiqamah di atasnya.

Namun sebab yang paling besar adalah Alquran. Dengan banyak membacanya serta mentadaburi maknanya dengan benar-benar menghadirkan hati yang penuh keinginan tulus untuk berakhlak mulia ketika membaca Alquran dan mentadaburi-nya. Inilah hal terbesar yang bisa mengantarkan kepada akhlak mulia, dengan juga memberi perhatian yang serius terhadap hadis-hadis saheh dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam tentang akhlak mulia. []

 

 

Akhlak, Pondasi Syariat Islam

DUNIA telah berubah. Semakin hari teknologi semakin canggih. Manusia mulai sibuk dengan dunianya masing-masing. Alat komunikasi dimaksudkan untuk mendekatkan yang jauh, namun malah menjauhkan yang dekat.

Setiap hari muncul penemuan-penemuan baru yang sebelumnya dirasa mustahil dan tak masuk akal. Bersamaan dengan itu, hubungan antar manusia terhalang dengan tabir teknologi. Moral, akhlak dan ramah tamah sudah menjadi pemandangan yang jarang. Di saat kemajuan teknologi semakin memuncak, kemunduran akhlak semakin terjatuh. Namun, apakah akhlak masih diperlukan di zaman ini?

Kita semua tau bahwa di zaman ini akhlak semakin merosot. Padahal Islam sangat memperhatikan urusan akhlak. Bukankah Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak, hingga seakan-akan tidak ada lagi tujuan selain itu.

“Sesungguhnya aku (hanya) diutus untuk menyempurnakan akhlak”

Kata Innama dalam bahasa Arab bermakna Hasyr yang memiliki arti (hanya).

Para Nabi mencontohkan berbagai perangai indah dalam kehidupan mereka dan Rasulullah datang untuk menyempurnakan semua perangai indah itu. Beliau bersabda,”Sungguh seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik budi pekertinya.”

Akhlak adalah pondasi Syariat Allah. Yang tidak memahami cara berakhlak berarti belum mengerti agama ini. Kekerasan dan kekejaman yang memakai wajah islam sungguh bertentangan dengan tujuan diturunkannya Al-Quran dan diutusnya para nabi.

Kita semua tahu bahwa ilmu Rasulullah saw berada di puncaknya, dalam ibadah beliau adalah yang terbaik, ketakwaan beliau diatas seluruh manusia dan tidak ada satu pun yang mampu menandingi kemuliaan dan keagungannya. Namun, sisi apa yang dipuji oleh Allah dan diabadikan di dalam Al-Quran.

Allah berfirman, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (Al-Qalam 4)

Dari semua keagungan dan kemuliaan yang beliau miliki, ternyata Allah memuji puncak akhlak dan budi pekertinya yang luhur. Rasul tidak lagi berakhlak, tapi akhlak itu telah mendarah daging dalam dirinya. Jika lambang islam yang terbesar dipuji dengan kesempurnaan akhlaknya, masih adakah alasan untuk tidak ber-akhlak? Masih adakah alasan untuk tampil seram dan menakutkan atas nama Islam?

Rasulullah saw pernah diatanya, “Apakah perbuatan yang paling utama?”Dengan singkat beliau menjawab, “Akhlak yang baik”

Diwaktu lain, beliau sedang duduk bersama para sahabat hingga datang seseorang ke hadapan beliau. “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”Beliau menjawab, “Akhlak yang baik.”

Orang ini kurang puas dan bertanya dari samping kanan beliau. “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”Rasul menjawab, “Akhlak yang baik.”Ia datang lagi dari samping kiri dan mendapat jawaban yang sama. Hingga akhirnya orang tersebut bertanya dari belakang, “Ya Rasulullah, apakah agama itu?”Rasul pun menoleh kebelakang dan bersabda, “Apakah kamu tidak mengerti, agama itu bermakna Janganlah Kamu Marah !”

Kisah ini memberikan kita kesimpulan bahwa inti agama adalah akhlak. Islam tersebar dengan cinta dan kasih sayang. Bohong orang yang menuduh Islam tersebar dengan pedang. Sesungguhnya pedang hanyalah alat untuk memotong sel-sel kanker yang menggerogoti tubuh Islam. Layaknya orang sakit, tubuhnya perlu dioperasi untuk sembuh kembali.

Begitu banyak kisah tentang orang-orang yang masuk Islam karena melihat akhlak Rasulullah saw. Dan akan kita sampaikan dalam artikel yang lainnya.Akhlak bukan hanya pondasi syariat, ia juga tujuan dari ibadah kita.

 

[khazanahalquran]

Cerita Kejujuran Pria Kembalikan HP yang Ditemukan di Masjid

Berita islam, Cerita Kejujuran ini sangat luar biasa. Pria ini Sedikit pun tak terbesit mengambil handphone yang ditemukannya. Bahkan, pemberian uang sebagai tanda terima kasih dari pemilik ditolak.

Dalam akun facebooknya Gatot Ponco N menceritakan pengalaman yang dialaminya. Pada 29 Desember 2015, Gatot dan istri naik motor dari Kota Malang ke Ponorogo melalui Blitar. Di daerah Wlingi, Blitar, Gatot berhenti untuk salat zuhur, lalu melanjutkan perjalanan sampai Ponorogo.

Saat di Ponorogo, Gatot, baru sadar jika HP nya tidak ada di saku atau di dalam tas. Setelah itu, dia memakai HP sang istri menghubungi telepon genggamnya. Di ujung telepon terdengar seorang pria mengatakan HP tertinggal di teras masjid.

“Beliau simpan (ponselnya). Padahal banyak orang dikondisi tersebut akan segera mematikan HP atau membuang kartunya dan memakai HP nya,” kata Gatot.

Gatot lalu meminta izin HP tersebut diambil oleh temannya Shanti Widyawati yang rumahnya di Blitar. Luar biasanya, pria itu menolak dan memilih mengirim HP agar Gatot bisa segera menggunakannya kembali.

“Insya Allah beberapa hari sampai di Ponorogo, minta tolong dituliskan alamatnya,” kata Gatot menirukan ucapan pria itu.

Esoknya, lanjut Gatot, sang pria mengirim pesan singkat ke nomor HP istrinya memberitahukan jika HP sudah dikirim pakai JNE. “Beliau takut saya khawatir, beliau berkata lagi Insya Allah beberapa hari lagi paketan akan sampai di Ponorogo,” tuturnya.

Gatot begitu terharu, paket HP sudah diterimanya. Yang bikin Gatot kaget sang pengirim sengaja tidak mencantumkan namanya, di paket hanya tertulis pengirim: ‘Saudaramu di Blitar’.

“Begitu mulianya beliau. Bahkan sesaat kemudian saya telepon beliau mengucapkan terima kasih dan menanyakan alamat beliau pun enggan memberikan alamat bahkan nama,” ungkapnya.

Gatot pun berdoa semoga kebaikan pria tersebut kelak mendapat balasan setimpal.

“Saya yakin kata-kata terima kasih tidak bapak harapkan termasuk share saya di FB. Tapi saya hanya ingin berbagi masih banyak orang baik di sekitar kita dan kita pun punya kesempatan belajar mencontoh keikhlasan bapak menjadi orang baik,” tandasnya.

Sumber : Merdeka.com atau Dunia Islam