Ada beberapa amalan sunnah yang bisa dilakukan selama Ramadhan.
Dalam bukunya Fiqih Puasa : Ibu Hamil dan Menyusui Bolehkah Bayar Fidyah Saja, Muhammad Ajib menyebutkan lima amalan sunnah yang dapat dikerjakan selama puasa Ramadhan. Pertama, Mengakhirkan Makan Sahur
Disunnahkan ketika hendak puasa untuk makan sahur terlebih dahulu. Walaupun sahurnya hanya dengan seteguk air tetap mendapatkan sunnah puasa.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim :
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ”Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kedua, Menyegerakan Berbuka, Ketika sudah terdengar azan Maghrib maka disunnahkan untuk menyegerakan berbuka puasa. Makruh hukumnya jika sampai menunda-nunda buka puasa hingga waktu malam hari.
Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda: ”Umatku senantiasa dalam kebaikan selama menyegerakan
buka puasa dan mengakhirkan sahur. (HR. Ahmad)
Sebelum berbuka puasa juga disunnahkan untuk berdoa terlebih dahulu. Para ulama mengatakan ada dua hadits mengenai bacaan ketika hendak berbuka puasa.
Hadits pertama adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Imam al-Baihaqi.
Dari Mu’adz bin Zahrah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda ketika berbuka puasa mengucapkan: “Allahumma laka sumtu wa ‘alaa rizqika afthortu”. (HR. Abu Dawud & al-Baihaqi)
Hadits kedua adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Imam al-Baihaqi. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika berbuka puasa mengucapkan, “Dzahaba ad-Dzoma’ wabtallatil Uruuq, watasabatal ajru insyaAllah. (HR. Abu Dawud & al-Baihaqi).
Syaikh al-Utsaimin rahimahullah (w. 1421 H) mengatakan, bahwa para ulama menilai kedua hadits itu sebagai hadits yang sama-sama dhoif. Namun para ulama membolehkan berdoa dengan doa apa saja dari keduanya atau lainnya.
Fatwa beliau ini ada di dalam kitab Majmu’ Fatawa Wa Rasail Al-Utsaimin:
Doa yang ma’tsur seperti Allahumma laka sumtu wa alaa rizqika afthortu dan juga doa Dzahaba ad-Dzoma’ wabtallatil Uruuq, watasabatal ajru insyaAllah. Dua hadits ini dhoif tapi sebagian ulama menghasankan keduannya. Maka jika kalian mau berdoa dengan doa itu atau doa apa saja ketika berbuka puasa maka hal itu termasuk waktu yang mustajab.
Tiga, Memperbanyak Ibadah Sunnah. Bulan ramadhan adalah bulan kesempatan bagi umat Muslim untuk meraih lebih banyak pahala dengan memperbanyak ibadah. Maka sangat rugi apabila di bulan ramadhan hanya fokus pada puasa saja.
Ibadah lain seperti membaca al-Quran, memperbanyak shadaqah, i’tikaf di masjid, shalat tarawih, shalat witir, dan shalat dhuha yang sangat dianjurkan untuk ditingkatkan kualitasnya di bulan ramadhan.
Empat, Menahan Diri dari Amal Buruk. Disunnahkan ketika puasa untuk tidak berkata-kata kasar, jorok, buruk, bohong dan lain-lain. Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.
Dari Abi Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan kotor dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh dia untuk meninggalkan makan minumnya (puasanya). (HR. al-Bukhari)
Juga hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Setiap amal perbuatan manusia untuknya kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untukku dan Aku yang akan membalasnya sendiri. Puasa adalah perisai. Janganlah kamu melakukan rafats dan khashb pada saat berpuasa. Bila seseorang mencacinya atau memeranginya, maka hendaklah dia berkata, “Aku sedang puasa”. (HR. Al-Bukhari).